"Iya." Jawab ayah Cheng Zhiyan sambil mencubit hidung Xiaotu. "Kalau kamu ingin menggunakan panggilan lain dengan kami, kamu bisa memanggil Bibi Zhou sebagai Ibu Zhou, dan memanggilku Ayah Cheng."
"OK!" Xiaotu mengangguk, bekas tetesan air mata masih terlihat di pipinya. "Ayah Cheng?" Lanjut Xiaotu.
"Wah, sayang!" Ayah Cheng Zhiyan sangat bahagia mendengarnya. Akhirnya terkabul juga keinginannya untuk memiliki seorang anak perempuan.
"Asik, aku punya ayah lagi!" Teriak Xiaotu sambil menari-nari bahagia.
————
Saat makan malam, Cheng Zhiyan melihat banyak sekali paprika hijau di mangkuknya. "Ayah, kenapa di mangkukku ada banyak sekali paprika hijau? Bukankah aku sudah pernah bilang kalau aku tidak suka makan paprika hijau?" Ucap Cheng Zhiyan dengan kesal sambil menyingkirkan paprika hijau menggunakan sumpit.
"Ibumu terlalu memanjakanmu, dia tidak akan memberimu paprika hijau kalau kamu bilang tidak menyukai paprika hijau. Tapi, paprika hijau itu mengandung banyak nutrisi. Memangnya kamu akan keracunan kalau makan sedikit saja?" Ucap ayah Cheng Zhiyan sambil memelototi putranya.
"Ayah..." Rengek Cheng Zhiyan. Cheng Zhiyan ingin membantah ayahnya, namun dia tidak bisa melakukannya.
"Makan!" Perintah ayah Cheng Zhiyan sambil memelototinya.
...
Xiaotu melihat ke arah Cheng Zhiyan, kemudian melihat ayah Cheng Zhiyan sambil terus memasukkan paprika hijau ke dalam mangkuknya.
Sepertinya, hari ini paprika hijau yang ada di dalam mangkuknya memang benar-benar banyak.
Sebenarnya Xiaotu juga tidak suka makan paprika hijau.
Diam-diam ayah Cheng Zhiyan memperhatikan Xiaotu. "Ada apa Xiaotu? Kenapa tidak dimakan?" Tanya ayah Cheng Zhiyan sambil melihat Xiaotu.
"Ayah.." Xiaotu juga mendongakkan kepalanya. Sepasang mata bulat Xiaotu yang berkaca-kaca menatap ayah Cheng Zhiyan dengan memelas. "Aku juga tidak suka paprika hijau." Rengek Xiaotu.
Cheng Zhiyan menoleh ke arah Xiaotu dan bingung karena mendengar Xiaotu memanggil ayahnya dengan panggilan ayah.
"Tidak apa-apa, pindahkan saja kalau kamu tidak suka makan paprika hijau. Apa ayah perlu membantumu menyingkirkannya?" Ucap ayah Cheng Zhiyan dengan ramah sambil melambai-lambaikan tangannya.
Seketika ekspresi Cheng Zhiyan berubah.
"Hore!" Xiaotu sangat bahagia ketika mendengar kalau dia tidak perlu memakan paprika hijau. Dengan segera Xiaotu menyodorkan mangkuknya ke depan ayah Cheng Zhiyan dan meminta tolong agar paprika hijau yang ada di mangkuknya itu disingkirkan.
Cheng Zhiyan hanya bisa terdiam. Dia seperti melihat gambaran ideal seorang ayah dan anak yang harmonis. "Ayah?" Ucap Cheng Zhiyan setelah cukup lama merenung dalam hati.
"Ya?" Ayah Cheng Zhiyan tidak menoleh kearah putranya, melainkan masih terus fokus membantu Xiaotu menyingkirkan paprika hijaunya.
"Kenapa tiba-tiba Xiaotu juga memanggilmu ayah?" Tanya Cheng Zhiyan penasaran.
"Oh, Xiaotu kan nanti juga akan menikah denganmu. Bukankah nanti kalau sudah menikah denganmu dia juga akan memanggilku ayah? Daripada menunggu lama, lebih baik mulai sekarang memanggilku ayah." Jawab ayah Cheng Zhiyan dengan santai sambil terus menyingkirkan paprika dari mangkuk Xiaotu.
Cheng Zhiyan terdiam, tak tahu lagi apa yang harus dikatakan.
Setelah selesai menyingkirkan semua paprika hijau dari mangkuknya, ayah Cheng Zhiyan mengembalikan mangkuk itu kepada Xiaotu. "Ini, makanlah! Sudah ayah singkirkan semua paprika hijau." Ucap Ayah Cheng Zhiyan.
"Terimakasih ayah!" Teriak Xiaotu.
Seketika hati ayah Cheng Zhiyan berbunga-bunga.
"Ayah.. " Rengek Cheng Zhiyan. "Kenapa Xiaotu tidak perlu memakan paprika hijau, tapi aku harus tetap memakannya. Apakah aku bukan anakmu?" Sepasang mata Cheng Zhiyan yang jernih menatap mata ayahnya dengan memelas."