"Owh..." Seketika Xiaotu menjadi kecewa. Xiaotu mengira bahwa Kakak Jus Jeruk tahu segalanya.
Zhou Yue melihat ke arah Xiaotu dan Cheng Zhiyan secara bergantian, kemudian mengulurkan tangannya dan menarik baju Zhou Ling. "Sebaiknya kita lupakan saja pertanyaan mereka, lagipula kamu juga belum bisa menjawabnya. Tunggu hingga mereka dewasa saja baru kita jawab." Bisik Zhou Yue kepada Zhou Ling.
"Ini…" Zhou Ling sedikit ragu. Sepertinya saat ini, materi yang sudah dia persiapkan benar-benar tidak bisa menjawab kebingungan mereka berdua.
Baiklah...lupakan saja.
Zhou Ling menghela nafas, anak zaman sekarang memang susah dibohongi.
"Oh iya, Yanyan sebentar lagi akan masuk SMP, ya?" Zhou Ling tiba-tiba teringat hal itu. "Dilihat dari nilai Cheng Zhiyan, sepertinya dia bisa sekolah di SMP nomor satu. Iya, kan?" Tanya Zhou Ling.
"Iya." Zhou Yue menganggukkan kepalanya, dan melihat ke arah Cheng Zhiyan yang sedang mendengarkan mereka. "Kalau kamu bisa sekolah di SMP nomor satu, nantinya kamu juga bisa bersekolah di SMA nomor satu. Penerimaan siswa SMP nomor satu di provinsi ini akan diambil berdasarkan ranking lho."
"Wah, tidak terasa anak-anak kita sudah besar." Zhou Ling menghela nafas, "Saat kita pertama pindah kesini, Xiaotu masih berusia tiga tahun, sangat kecil. Tapi, tak terasa setengah tahun lagi dia akan naik kelas."
"Benar, waktu berlalu sangat cepat." Zhou Yue menganggukkan kepalanya.
Ruang makan pun kembali sepi.
"Oh iya, ayah Cheng Zhiyan kapan pulang?" Tanya Zhou Ling tiba-tiba.
"Akhir tahun ini dia akan pulang." Zhou Yue tersenyum. "Selama dua hingga tiga tahun ini dia ditempatkan di Kota Y, dan tahun ini dia bisa kembali."
"Bagus dong kalau kembali kesini, kalian sudah tidak LDR lagi." Ucap Zhou Ling sambil tertawa kecil.
"LDR juga bagus, setidaknya bisa membuat hubungan kita tetap sehat." Jawab Zhou Yue sambil tertawa.
"Ibu, LDR itu apa?" Tanya Xiaotu sambil mengangkat kepala dan mengedip-kedipkan matanya yang berkaca-kaca.
"Pergi sana, anak kecil tidak boleh mengganggu." Zhou Ling mengelus-elus kepala Xiaotu dan tidak menjawab pertanyaannya.
"Baiklah…" Xiaotu berjalan dengan raut wajah kecewa.
Sebelum tidur, Xiaotu kembali mencari Ibunya,
"Ada apa? Hari ini ingin tidur bersama Ibu?" Tanya Zhou Ling sambil tersenyum dan membungkukkan badannya.
"Tidak!" Jawab Xiaotu dengan bangga. "Aku butuh bantuan Ibu."
"Bantuan apa?"
"Ini…" Xiaotu memberikan bolpoin dan kertas kepada Ibunya, "Aku ingin menulis surat cinta untuk Kakak Jus Jeruk."
"Bukankah saat kamu kecil dulu pernah menuliskan surat untuknya?" Zhou Ling meraih bolpoin yang diberikan kepadanya sambil menatapnya dengan serius.
"Dulu tidak jadi!" Xiaotu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kata Bibi Zhou kalau menulis surat harus menggunakan huruf-huruf, tapi aku belum bisa menulis. Makanya aku minta tolong ibu untuk menuliskan surat."
"Tapi Ibu juga tidak bisa menulis surat." Ucap Zhou Ling sambil tersenyum.
"Ibu tulis saja apa yang aku katakan."
"Baiklah…" Zhou Ling mengambil kertas yang diberikan kepadanya, lalu menatap Xiaotu dan bertanya, "Cepat katakan."
"Coklat Dove"
"Hm…" Zhou Ling menulis dengan serius.
"Es krim Baxi rasa vanila."
"Haa?"
"Kue Coklat"
"Jagung keju. Ayam tumbuk dengan saus kentang."
"Apakah kamu ingin menulis menu makanan?"
"Semua itu tidak sebaik dirimu." Kalimat terakhir Xiaotu membuat ibunya sedikit terkejut.