Tak lama setelah perayaan natal,dilanjutkan dengan perayaan tahun baru 1998. Sekitar satu bulan setelah perayaan tahun baru, dilanjutkan dengan perayaan Imlek.
Mendekati Imlek, Ayah Xiaotu yang selama ini bertugas sebagai tentara akhirnya bisa pulang ke rumah.
Sehari sebelum ayah Xiaotu pulang, Xiaotu sangat bersemangat. Xiaotu bahkan tidak bisa tidur meskipun sudah bergonta ganti posisi tidur.
Cheng Zhiyan bingung melihat Xiaotu yang berguling-guling di dalam selimut, akhirnya Cheng Zhiyan tak bisa menahan diri untuk bertanya: "Sudah jam 10 malam, kenapa kamu belum tidur?"
Dari dalam selimut muncul kepala Xiaotu mengintip keluar dan sambil tersenyum menjawab pertanyaan Cheng Zhiyan: "Karena ibu bilang, ayah besok akan datang."
"Kalau begitu, tidurlah lebih awal, besok kamu bisa bangun pagi dan menjemputnya." Cheng Zhiyan merebahkan dirinya di atas kasur, sedikit mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Xiaotu.
"Tapi aku sangat gembira, jadi aku susah tidur " Xiaotu membuka selimutnya dan duduk. "Kakak Jus Jeruk, aku sudah lama tidak bertemu ayah, aku sampai tidak ingat ayahku seperti apa."
"Bukankah ibumu sudah pernah menunjukkan foto ayahmu kepadamu??
"Tapi menurutku, foto ayah dengan yang asli berbeda…" Suara Xiaotu melengking, sedikit kecewa dia berkata: "Ibu sering bilang kepadaku, kemarin malam ayah datang melihat aku, dia juga mencium wajahku. Hm, tapi ibu tak pernah membangunkanku, jika ibu membangunkanku, maka aku juga akan mencium ayah."
"..."
"Ibumu membohongimu."
Hampir saja Cheng Zhiyan melontarkan kalimat itu, tapi untungnya Cheng Zhiyan bisa menahannya.
Dinginnya musim dingin, meskipun di dalam ruangan sudah dinyalakan penghangat ruangan, masih saja terasa dingin.
Cheng Zhiyan mendengar hembusan angin dari luar jendela, dia terdiam sejenak, lalu tiba-tiba berkata: "Kamu masih belum bisa tidur??"
"Iya." Xiaotu menarik selimutnya, menggulung diri seperti bola di dalam selimut. Xiaotu menggosok-gosok matanya.
"Kemarilah."
Cheng Zhiyan memanggilnya dengan isyarat tangan, seakan-akan menyuruh Xiaotu tidur di sebelahnya.
Xiaotu merangkak perlahan-lahan ke samping Xiaotu bagaikan seekor penyu.
"Apakah kamu ingin aku menidurkanmu?"
"Mau. Aku mau mendengarkan lagu"Mencari ayah"." Xiaotu menganggukkan kepalanya, dan merebahkan dirinya di samping Cheng Zhiyan. Xiaotu perlahan-lahan memejamkan matanya.
Xiaotu langsung memanfaatkan kesempatan untuk mengajukan permintaan karena Kakak Jus Jeruk sangat jarang mau menidurkan Xiaotu.
"Mengapa masih ingin mendengarkan lagu ini??" Cheng Zhiyan terdiam, sepertinya Xiaotu sangat suka menyuruhnya menyanyikan lagu itu. Kadang kala, Xiaotu meminta Cheng Zhiyan untuk bernyanyi berulang kali baru dia bisa tidur.
"Aku sangat suka mendengar lagu ini." Xiaotu membuka matanya, matanya bersinar menatap Cheng Zhiyan "Kakak sudah berjanji menidurkanku kan."
"Baiklah…" Tangan Cheng Zhiyan menyelimuti Xiaotu sambil bernyanyi pelan-pelan:
Turun hujan tidak takut, turun salju tidak takut. Meski badai dan salju, bisa bertemu dengan dirinya, bisa bertemu dirinya setiap hari, angin badai juga tidak takut, aku ingin mencari ayah, mencari ayah kemanapun, ayahku yang baik belum ditemukan, jika kamu melihatnya, bawa dia pulang...
Di malam yang sunyi, suara lembut Cheng Zhiyan yang masih seperti anak-anak diiringi dengan suara hembusan angin dari luar melekat di telinga Xiaotu. Lagu anak-anak yang merdu ini adalah lagu akhir dari film animasi yang beberapa hari lalu ditayangkan di TV. Xiaotu sangat suka mendengarkan lagu ini, karena dia berpikir bahwa adik laki-laki di dalam film animasi ini sedang mencari sang ayah di hutan saat badai salju sama seperti dirinya...
Meskipun Xiaotu sendiri belum pernah melihat salju turun…..