Hembusan angin sepoi-sepoi membuat rambut panjang di kepala Lan Qianyu bergerak-gerak mengikuti angin malam. Ye Yan melihatnya sekilas tanpa sadar, di bawah helaian rambut yang lembut itu tampak seraut wajah cantik yang memikat, fitur wajahnya pun sangat indah dan membentuk siluet yang sempurna. Kulitnya bagaikan mutiara yang halus, dan di bawah bulu matanya yang lentik ada sepasang mata cantik yang berpendar dengan kemilau menggoda.
Walaupun ada bekas luka di dahi kirinya, tetapi itu sama sekali tidak memengaruhi kecantikannya, bahkan di mata Ye Yan dia tampak semakin mempesona. Ye Yan telah bertemu dengan banyak wanita cantik, tetapi dia lebih menyukai kecantikan yang alami dan murni seperti ini.
"Lihat apa? Dasar mata keranjang!" Lan Qianyu bergegas menarik kerah kemejanya, entah sejak kapan dua kancing kemejanya hilang, apabila tertiup angin bajunya pun akan terbuka.
Lan Qianyu masih belum pulih dari ketegangan karena peristiwa adu tembak tadi. Mobil bergerak sampai ke tepi pantai, di sana Ye Yan turun dari mobil dan menyeret Lan Qianyu berjalan menuju ke sebuah kapal pesiar mewah di tepi pantai.
"Hei, untuk apa kau membawaku ke sini? Lepaskan aku!" Lan Qianyu menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan tangannya, tetapi pegangan tangan Ye Yan sangat kuat bagaikan penjepit besi, Lan Qianyu sama sekali tidak bisa melepaskannya.
Lan Qianyu benar-benar frustasi. Dengan anehnya dia terperangkap dalam perang senjata api, lalu demi menyelamatkan diri dia pun ikut masuk ke mobil pria itu. Ternyata dia hanya melompat dari sebuah lubang api ke neraka yang lebih membara lagi.
**
"Dor!" Terdengar sebuah suara tembakan. Lan Qianyu gemetaran. Pada saat dia membuka matanya, dia melihat Ye Yan telah mengarahkan senjatanya ke seorang pria berbaju hitam di luar.
Lan Qianyu menyapukan pandangannya sekilas ke luar jendela, orang yang mengejarnya adalah pria berbaju hitam dan wanita pembunuh tadi. Hawa membunuh mereka sangat kuat dan mereka bertekad untuk menghabisi Ye Yan.
Peluru tidak mempunyai mata, Lan Qianyu tidak ingin mati dengan tragis di sana.
Dia tidak punya waktu banyak untuk memperhatikan semua yang terjadi, dia pun menerjang keluar dan lari tanpa memedulikan apa-apa. Jantungnya berdebar ketakutan seperti mau copot, dia benar-benar sial…
"Hei, perempuan sialan, jangan lari sembarangan!" Ye Yan berseru dan mengejarnya. Perempuan ini benar-benar tidak punya otak, di luar begitu kacau tapi dia malah lari ke sana, bukankah itu sama saja dengan mengantar nyawa?
Lan Qianyu memaki dalam hati, "Kalau tidak lari terus mau diam disini menunggumu? Bajingan, dasar bandit, aku tidak mau ditipu olehmu."
Saat pikirannya sedang berkelana, tiba-tiba dari belakang Lan Qianyu terasa ada hawa pembunuh yang sangat dingin. Dia belum sempat bereaksi apa-apa ketika seseorang menerjangnya dan menjatuhkannya ke tanah.
"Kubilang jangan lari sembarangan!" Ye Yan berseru kepadanya, lalu dia mengambil pistol dan kembali menghadapi kedua orang tadi.
Lan Qianyu menepuk-nepuk dadanya lalu bersembunyi sebentar di samping. Dia memanfaatkan waktu ketika kedua pembunuh itu dipukul mundur untuk segera mendorong Ye Yan menjauh darinya dan hendak kabur. Tetapi sayangnya, pada saat melangkah dia tidak sengaja tersandung botol minuman sehingga dia pun jatuh.
"Ketua Ye hati-hati!"
"Dor!"
Suara seruan Zhao Jun terdengar bersamaan dengan suara tembakan, Lan Qianyu jatuh tepat ke dalam pelukan Ye Yan. Pada saat itu, sebuah peluru yang seharusnya mengenai Ye Yan malah menembus bahunya, darah bercipratan ke seluruh wajah Ye Yan.
Seluruh tubuh Lan Qianyu bergetar, matanya terbelalak kaget dan melihat ke wajah tampan itu Ye Yan...
Sedetik tampak keterkejutan di mata Ye Yan, namun dengan segera berganti menjadi kebekuan. Dia pun kembali menembak.
Kesadaran Lan Qianyu semakin melemah. Di tengah kebingungannya, dia mendengar seseorang berseru, "Semuanya letakkan senjata kalian, kami adalah polisi!!!"
"Cepat tolong!" Ye Yan berteriak keras, "Hei, perempuan, bertahanlah sedikit…"
"Aku bukan… sengaja menjadi… tameng peluru untukmu…"
Lan Qianyu menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menggumamkan perkataan itu. Ye Yan termenung sejenak, lalu menarik tangannya dengan dingin dan membiarkan Lan Qianyu yang tertembak jatuh ke tanah. Lan Qianyu bahkan tidak punya kekuatan untuk marah. Sesaat sebelum kehilangan kesadarannya, dia mendengar suara dingin Ye Yan, "Bawa pergi perempuan ini! Kotor sekali!"