Waktu menunjukkan pukul 6:40 pagi.
Semalaman Zuo Weiyi tidak pulang, ibunya pasti sangat khawatir.
Dia harus naik bus paling awal agar bisa tiba di Jingyuan pukul 7 pagi.
Untungnya hari ini adalah akhir pekan, jadi dia tidak perlu berangkat kerja, kalau tidak dia akan terlambat kerja lagi.
Dia memasuki sebuah lift dan naik ke lantai 11.
Disini Zuo Weiyi tinggal bersama ibunya. Dia tinggal di sebuah apartemen sederhana yang dibeli oleh ayahnya. Meskipun ayahnya adalah seorang yang tidak bertanggung jawab, dia masih bersyukur karena setidaknya ayahnya telah memberikan tempat untuk mereka tinggali.
Tentu saja, rumah ini milik ayahnya yang bajingan itu.
Dia berjalan menuju pintu lalu mengeluarkan kunci. Saat memasuki rumahnya, dia mendapati ayahnya yang bajingan, Jiang Huaiyuan, sedang duduk di sofa ruang tamu.
Zuo Weiyi hanya melihatnya sejenak, lalu pergi.
Ibu Zuo Weiyi, Zuo Qing, yang saat itu juga sedang duduk di sofa juga melihat putrinya telah kembali.
Biasanya Zuo Qing akan senang melihat putrinya pulang, tapi kali ini putrinya itu terlihat murung.
"Weiyi, kamu sudah pulang." Jiang Huaiyuan bertanya sambil tersenyum.
Zuo Weiyi hanya diam saja dan tidak menanggapi.
Biasanya, ayah Zuo Weiyi tidak akan datang ke rumahnya tanpa ada maksud tertentu, dan dia juga tidak pernah melihat ayahnya tersenyum seperti itu. Ada angin apa hari ini? Apakah dia baru saja mendapat pencerahan?
"Weiyi, kamu…" Zuo Qing mengangkat wajahnya, dia sebenarnya ingin bertanya dari mana saja semalaman, namun saat melihat Jiang Huaiyuan, dia pun enggan untuk melanjutkan pertanyaanya.
Zuo Weiyi tahu ibunya ingin bertanya pergi kemana saja dia semalaman, namun karena ada ayahnya yang bajingan itu, ibunya tidak jadi menanyakannya.
Dia memalingkan wajahnya dan menatap Jiang Huaiyuan, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Suaranya terdengar sangat dingin.
Namun Jiang Huaiyuan malah tersenyum, "Weiyi, kamu sudah datang, ayah ingin membahas sesuatu denganmu."
Ayahnya menghampirinya dan menariknya untuk duduk di sofa.
Menghadapi ayahnya yang tiba-tiba memperlakukannya begitu lembut, membuat Zuo Weiyi malah menunjukkan wajah angkuhnya.
Apakah semalam hujan darah? Tidak biasanya ayahnya memedulikan dia dan ibunya seperti ini.
Benar-benar tidak seperti biasanya!
Dia mengangkat wajahnya dan menatap ibunya, Zuo Qing hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.
"Weiyi, ayah akan memperkenalkanmu dengan seseorang, datanglah ke tempat ini, apakah kau mau bertemu dengannya?" Jiang Huaiyuan berkata sambil memberikan selembar kertas yang tertulis alamat sebuah restoran.
Zuo Weiyi tidak bergerak sama sekali, dia hanya menyipitkan mata melihat alamat restoran itu.
Apakah ayahnya sedang mengatur kencan buta untuknya?
Dia mengangkat wajahnya dan menatap Jiang Huaiyuan dengan pandangan curiga.
Bagaimana mungkin Jiang Huaiyuan peduli dengan hidupnya?
"Tidak perlu. Aku tidak ingin membicarakan masalah cinta!" Dia mengatakannya dengan acuh tak acuh.
Jiang Huaiyuan tidak tahu harus berbuat apa, dia lalu menoleh dan menatap Zuo Qing.
Zuo Qing memandang puterinya kemudian merangkul bahunya.
"Weiyi, ini hanya pertemuan untuk makan bersama, atau…" Dia tidak melanjutkan perkataannya. Putrinya baru berusia 21 tahun, dia tidak mau pernikahan putrinya terjadi hanya karena suatu kesepakatan.
Namun melihat Jiang Huaiyuan yang begitu memohon, membuat Zuo Qing tidak tega untuk menolaknya.
"Atau kalau tidak kamu bisa pergi sebentar saja, jangan biarkan ayahmu merasa malu."
Zuo Weiyi tahu dengan jelas bahwa ibunya akan selalu bersikap lembut, terutama terhadap ayah brengseknya itu.
"Benar, ini hanyalah acara makan biasa, jika kamu nanti tidak menyukainya, kamu bisa mengabaikannya nanti." Jiang Huaiyuan bergegas menimpali.