Di restoran ala jepang itu Kris Tang menjawab dengan hati-hati segala pertanyaan Shia Tang, "Mungkin karena keluarga Tang berhutang budi dengan keluarga Li. Aku juga tidak begitu paham." Sebenarnya Kris Tang mengerti, tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Shia Tang.
"Hmm..." Ekspresi Shia Tang sedikit kecewa karena dirinya tidak bisa mendapatkan sedikit informasi tentang gadis kecil itu.
Setelah makan, Shia Tang keluar dari restoran itu. Ia menolak tawaran kakak kedua untuk mengantarnya pulang, karena dirinya berencana untuk berbelanja terlebih dahulu sebelum pulang. Shia Tang tidak tahu bahwa setelah dirinya pergi meninggalkan restoran. Sebuah mobil hitam datang perlahan dan berhenti di depan Kris Tang. Kris Tang membuka pintu mobil itu dan duduk. Mereka berdua menyaksikan sosok Shia Tang itu pergi semakin menjauh.
"Apa tidak masalah jika membohonginya seperti ini?" seorang wanita yang duduk di kursi pengemudi, mengenakan topi dan kacamata hitam bertanya dengan gelisah.
"Hal buruk tidak akan terjadi, lagipula aku tidak sepenuhnya membohonginya. Kamu memang pacarku, benar bukan?" Kris Tang berbicara sambil menggosok dahi. Kali ini Kris Tang juga merasa cukup tersiksa.
"Memang benar aku pacarmu, tapi tidak mungkin bisa menjadi istrimu, bukankah ini termasuk menipu?" suara wanita itu terdengar pelan.
"Kamu ingin membuatku marah?" Kris Tang membuka mata dan menatap wanita itu.
"Apa aku berani membuatmu marah?" Wanita itu tertawa santai lalu menjalankan mobilnya.
※
Di lain tempat, Shia Tang datang sendirian ke klinik psikiater. Sudah lama Shia Tang tidak berkunjung ke tempat ini. Jika boleh, dirinya juga berharap selamanya tidak pernah berkunjung kemari, tetapi ia tidak bisa. Setelah menulis namanya di meja resepsionis, pihak resepsionis membawanya untuk menunggu di ruang konsultasi.
Shia Tang duduk di kursi yang terbuat dari kulit asli, sungguh suasana yang begitu menenangkan. Membuat Shia Tang tanpa sadar menutup mata.
'Dalam mimpi Shia Tang…'
"Datang dan bermainlah denganku, adik kecil! Ayo" orang tua gila itu melompat ke arahnya.
"Bu, aku takut ... Bu ..."
"Jangan takut... Jangan takut. Tumbuh lah dewasa, maka semuanya akan baik-baik saja..." Shia Tang dihibur oleh ibunya, tetapi kemudian dia dilempar. "Pergi! Jangan sentuh aku. Iblis… mati sana! Pergi ke neraka! Keluarga Tang semuanya mati!"
Shia Tang meringkuk di sudut tembok dengan gemetar, tidak ada yang menyelamatkannya. Bahkan, ibu kandungnya menyuruh dirinya mati, meninju, dan menendangnya. Hari-hari itu seperti tidak ada habisnya.
Ingin melarikan diri, tetapi bagaimana, Shia Tang tidak dapat menemukan jalan keluar. Tidak ada seorangpun yang percaya bahwa dia normal.
'Kemudian, situasi di dalam mimpi Shia Tang berputar…'
"Kamu siapa?" Seorang gadis kecil melambai dan tersenyum padanya. Akhirnya, ada seseorang yang tersenyum ramah padanya. Shia Tang berlari menerjang gadis kecil itu tetapi gadis kecil itu tiba-tiba menjadi berdarah-darah. Tangan gadis kecil yang berdarah itu mencekik lehernya dengan keras.
Tiba-tiba…
"Shia, kamu mendengar suaraku? Jangan takut, buka matamu perlahan, perlahan... Jangan takut..." Terdengar suara lembut yang menembus kegelapan mimpinya. Shia Tang membuka mata perlahan. Wajahnya berkeringat. Ternyata itu semua adalah mimpi.
Shia Tang berhasil terbangun dari mimpi buruk…
Seseorang yang sudah membangunkan dirinya, kemudian berkata, "Apa kamu sering mengalami mimpi buruk akhir-akhir ini?" Secangkir air hangat diserahkan pada Shia Tang, yang telah kembali dari keterkejutan.
Lalu Shia Tang mendongak untuk melihat siapa pria yang membantu dirinya keluar dari dalam mimpi. Pada titik ini setelah Shia Tang melihat pria itu, tiba-tiba wajahnya memucat. Dengan tergesa-gesa Shia Tang meraih tas berusaha untuk melarikan diri.
"Nona Tang, Dr. Carl Graffield sudah pensiun bulan lalu. Berkas Anda sudah dipindahkan ke saya. Dengan kata lain, saya adalah dokter Anda sekarang. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan senang hati, bagaimana?"
Ketika Shia Tang hendak sampai di pintu, terdengar suara yang lambat di belakangnya. Shia Tang berbalik dan melihat pria berjas putih itu dengan hati-hati melihat berkas-berkas itu tanpa memandangnya.
Shia Tang merasa aneh, terutama saat dokter itu memanggilnya 'Nona Tang', suara dokter itu terdengar sangat asing. Benar-benar terdengar seperti seorang dokter yang sedang memanggil pasiennya.
Dokter itu tidak mengenali Shia Tang. Shia Tang masih berpikir, Siapakah suara yang memanggilku 'Shia' tadi, suaranya terdengar sangat jelas di dalam mimpiku, Apakah itu hanyalah ilusi?
Sebenarnya Shia Tang hanya ingin menemukan hal tersembunyi di dalam perkataan lawan bicaranya ini, namun dokter itu hanya menatap dirinya dengan lembut...