Billy Li menarik tangan Shia Tang. Shia Tang sangat kaget dan bingung dengan tangan yang tiba-tiba menariknya saat dirinya hendak berbalik. Pada situasi yang memalukan seperti ini, bukankah seharusnya Billy Li membiarkanku pergi? pikir Shia Tang. Ia Tang hanya tidak ingin membuat Billy Li kehilangan muka.
Shia Tang yang menunduk lalu melihat ke atas perlahan. Matanya menatap Billy Li yang seolah-olah berkata, Biarkan aku pergi! Namun, Billy Li memilih menutup matanya dan memutuskan untuk tidak melihat permohonan wanita itu.
Dengan tegas Billy Li menarik Shia Tang ke sampingnya, meletakkan tangannya yang besar di bahu rampingnya. Mereka berdua menghadap Karin Lu dan Fendi Lu. Dengan santai Billy Li mengatakan, "Sayangnya, wanita ini adalah istri sahku!"
Boom!!!!!
Perkataan itu akhirnya muncul. Perkataan itu bagaikan seseorang yang sedang melempar bom ke dalam dasar air dan kekuatan ledakannya begitu dahsyat.
Beberapa orang di sekitar mereka mulai menyadari bahwa bulan lalu, Presiden Li mengadakan acara pernikahan. Mendengar dari berita bahwa saat pernikahan pengantin pria memeluk sebuah foto. Saat itu, para media seakan menggila karena menyiarkan acara pernikahan itu secara langsung.
Sementara, di tengah pesta saat ini terdengar seperti panci yang mendidih. Terdengar semua orang saling berbicara dan berbisik.
Saat Fendi Lu mendengar Billy Li berbicara, dia hanya tertawa dan menjawab, "Saya percaya bahwa pada waktu itu presdir Li melakukan pernikahann juga karena terpaksa. Sejauh yang saya tahu, hanya dalam setengah bulan, saham keluarga Li hampir menyusul saham keluarga Tang. Orang-orang seperti presdir Li seharusnya tahu apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri. Karin, cepat minta maaf kepada presdir Li!"
Kata-kata Fendi Lu sangat tidak jelas, terdengar ada makna tersirat dalam perkataannya tadi. Ada beberapa orang yang tertarik dengan pembicaraan itu, mereka pun langsung mengerti maksud perkataan Fendi Lu. Mereka tahu, bahwa maksud Fendi Lu adalah membujuk Billy Li untuk bercerai, kemudian menikahi putrinya.
Shia Tang menatap kembali Billy Li, kemudian ia berpikir apa yang akan selanjutnya dikatakan oleh suaminya itu. Sebenarnya, jika Billy Li setuju untuk bercerai dengan Shia Tang. Bagi Shia Tang itu adalah sebuah keuntungan dan tidak ada salahnya. Tetapi, entah mengapa hati Shia Tang sekarang, seakan tidak mau mendengar kata perceraian dari Billy Li.
Billy Li menarik istrinya itu ke samping dengan sedikit tenaga dan mengubah tangan besarnya untuk merangkul pinggang Shia Tang yang ramping. Lagi-lagi Shia Tang dikejutkan dengan tindakannya itu.
Billy Li menunduk menatap Shia Tang lalu bergantian menatap Fendi Lu dan berkata, "Presdir Lu, mungkin kau bisa biarkan putrimu untuk minta maaf terlebih dahulu. Karena suatu hari nanti, pasti akan ada tempat yang lebih baik bagi putrimu itu untuk belajar sopan santun."
Billy Li tidak hanya menunjukkan rasa simpati pada Shia Tang, tetapi dengan perkataan itu, dia juga terlihat sedang mempermalukan pihak lain. Fendi Lu terkejut dan merasa kehilangan martabat. Sebuah kalimat pendek Billy Li yang tidak hanya menjurus pada putrinya yang kurang sopan, tetapi juga menyiratkan sebuah solusi. Ternyata Billy cukup gila dan juga cukup jahat.
"Terserah pada presdir Li. Presdir Tang juga sudah datang dari tadi. Saya seharusnya pergi dan menyapanya." Setelah Fendi Lu selesai bicara, ia juga menyeret putrinya untuk pergi.
Billy Li sedikit mengangguk, kemudian mata Billy Li yang dingin melihat wanita mungil di sebelahnya. Paras lembut nan cantik, mata jernih yang bersinar seperti seekor kelinci yang ketakutan. Wanita polos dan tak berdaya dengan bulu mata panjang lentik. Lima panca indra itu seperti boneka porselen yang halus. Kulit putih seperti salju, bibir kecil yang merah seperti kelopak bunga, mengundang banyak orang ingin merayunya.
Shia Tang mengenakan atasan dengan bahu terbuka dan rok sifon aprikot bercorak tidak teratur yang akan bergoyang saat ia bergerak. Bagaikan wanita di zaman kuno, maka apabila ia ada di zaman sekarang, mungkin wanita itulah yang paling cantik.
Shia Tang terlihat ingin menjelaskan, kenapa dirinya bisa berada di pesta ini. Tetapi karena pandangan mata Billy Li, membuat dirinya seakan tidak bisa membuka mulut. Pada saat itu, Steve mendekat dan berkata, "Bos, Tuan Guan dan Tuan Ye juga ada di sini. Mereka menunggu Anda di atrium."
"Apa kamu mau menunggu?" Tiba-tiba suara Billy Li berdering di atas kepalanya. Shia Tang mendongak keheranan untuk memastikan apakah tadi Billy Li bertanya pada dirinya.
Shia Tang tahu apa yang Billy Li maksud, yaitu pria itu akan meninggalkannya sendirian. Sebenarnya, ia ingin sekali mengikutinya, tetapi ia tahu ada seseorang yang akan ditemui Billy Li. Sudah sangat jelas bahwa Billy Li tidak ingin membawanya.
Belum sempat menjawab perkataan Billy Li, di dalam kerumunan Shia Tang kembali menemukan posisi kakak keduanya. Shia Tang memandang kakaknya dari jauh kemudian mengeluarkan senyum tipis dan berkata, "Ya!" pada Billy Li
Shia Tang dalam hati berkata, Tidak masalah aku ditinggal, karena masih ada kakak kedua, aku juga harus belajar untuk berbaur. Ini merupakan niat awalku saat aku setuju untuk menghadiri perjamuan ini.
Setelah itu Billy Li berjalan menuju atrium. Steve segera mengikutinya dari belakang. Dari jauh Shia Tang memperhatikan sosok tinggi Billy Li. Bahkan, saat di lihat dari jauh pun sosok itu seperti memancarkan pesona yang agung. Sebagai istrinya, Shia Tang harus berusaha untuk tidak mempermalukannya...