"Harusnya mereka sudah sampai, atau mungkin masih terjebak macet." Song Youman menjawab pertanyaan Xia Wanan. Lalu dia memikirkan kalimat dari cerita Xia Wanan tadi, 'Aku menikah dengannya selama dua tahun dan dia tidak pernah sekali pun memberikanku uang sepeser pun'. Mengingat kalimat itu membuat Song Youman tidak tahan ingin menendang kuat jantung hingga perut Han Jingnian karena sudah menyakiti orang yang mencintainya melebihi apapun. Setelah Song Youman memikirkan hal itu, dia bertanya, "An An, jika selama dua tahun ini pria tampan yang kejam itu tidak pernah memberimu uang, lalu kau pakai uang dari mana? Dari orang tuamu?"
Xia Wanan menggeleng. "Tidak, aku sudah menikah. Sudah seharusnya malah aku yang memberikan uang pada orang tuaku, lagipula aku sendiri sudah memiliki penghasilan. Saat kuliah dulu mereka sudah mengeluarkan banyak uang untukku..."
Song Youman bertanya dengan nada penasaran, "Mengeluarkan banyak uang saat kuliah itu jumlahnya berapa?"
Xia Wanan yang akan tertidur segera menjawab dengan jawaban yang tidak jelas, "Maaf, aku tidak bisa memberitahumu."
Song Youman sedikit marah karena tidak diberi jawaban pasti, "Kenapa?"
"Aku khawatir kau akan pinjam uang padaku." Xia Wanan mengulurkan tangannya untuk melindungi tas kecil yang dia bawa, lalu melanjutkan tidurnya dengan tenang.
"..."
Song Youman berkata dengan marah, "Xia Wanan, kau jangan tidur. Kau membuatku bingung. Coba bilang, memangnya aku orang yang suka pinjam uang?"
Xia Wanan membuka matanya dan menatap wajah Song Youman dengan serius, "Ya, kau seperti itu."
"....."
Xia Wanan menatapnya tajam. "Dan kau selalu pinjam uang meskipun hutang sebelumnya masih belum dibayar. Kalau begitu sekalian tidak usah pinjam tapi langsung rampok saja!"
"....."
Xia Wanan melanjutkan kata-kata tajamnya, "Dan juga kamu selalu seperti ini sejak kecil. Ketika kelas satu, kamu meminjam uangku 5 yuan. Sebelum hutang itu lunas, saat kelas tiga, kamu meminjam uangku lagi sebanyak 10 yuan dan bilang agar kita sama-sama beli permen manisan saat pulang sekolah. Tapi saat kelas olahraga, kau tiba-tiba izin karena sakit perut, tetapi ternyata malah diam-diam beli permen manisan lalu kau makan sendiri."
"..."
"Xia … Wan … an!"
"Ada apa?" Sebelum Song Youman membentak lagi, sebuah suara yang sangat lembut memotongnya.
Song Youman berhenti bicara, dan Xia Wanan hanya mengedipkan kedua matanya. Kedua orang itu saling pandang dengan tatapan penuh arti.
Orang yang menyela adalah Ai Jiang. Dia mengenakan gaun kuning angsa dengan sepasang sepatu putih, dia terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya.
"Ai Jiang, ternyata kau sudah datang. Ayo duduk, duduk."
Setelah tiga orang itu saling menyapa, Song Youman memanggil pelayan untuk memesan makanan sambil berpura-pura sangat marah supaya Ai Jiang percaya dengan tipuannya, lalu mengejek Xia Wanan.
Xia Wanan menaruh lengannya di atas meja makan. Mendengar suara Song Youman, membuat Xia Wanan memejamkan mata lagi dengan malas.
"Apa kita pesan makanan sekarang? Han Zhijin tidak ada? Apa tidak menunggu Han Zhijin dulu lalu pesan makanan sama-sama?" Ai Jiang bertanya dengan nada lembut.
"Tidak usah menunggunya. Dia kemari hanya untuk membayar makanan ini, jadi kita tidak perlu menunggunya." Song Youman mengucapkan serangkaian menu yang dia pesan untuk mereka makan. "Ini … ini … Lalu ini juga. Jangan lupa tidak pakai bawang, karena An An kami tidak suka bawang."
Setelah pelayan pergi, Song Youman dan Ai Jiang mengobrol sebentar mengenai pekerjaan barunya. Lalu Ai Jiang tiba-tiba kepikiran. Dia berbalik untuk bertanya pada Xia Wanan yang sudah tertidur, "Wanan, tadi malam dan pagi ini kau ada di mana?"