Nomor telepon...
Ekspresi Han Jingnian tidak banyak berubah, tapi dia mengerutkan alisnya lebih dalam lagi.
Wanita paruh baya itu tidak melihat tatapan dingin Han Jingnian. Sadar kalau Han Jingnian tidak menjawab pertanyaannya dari tadi, wanita paruh baya itu berpikir kalau Han Jingnian tidak mau memberikan nomor telepon Xia Wanan. Jadi dia berkata lagi, "Tuan, ini adalah penentu masa depan wanita itu. Wanita itu tidak memiliki hubungan apapun dengan Anda, dan merupakan penyewa apartemen Anda. Apa Anda tega melihat kebahagiaan masa muda wanita itu tertunda?"
Kali ini, Han Jingnian tidak hanya menunjukkan tatapan dingin, tetapi wajahnya juga seperti menahan amarah.
"Tuan, saya akan ke tempat parkir bawah tanah untuk mengantar anak saya sekolah. Anda—"
Si wanita paruh baya belum selesai bicara, namun pintu lift sudah terbuka. Dengan segera Han Jingnian melangkahkan kaki keluar tanpa menunggu si wanita menyelesaikan ucapannya.
"Tuan!" Wanita paruh baya itu tidak menyerah dan berteriak ke arah Han Jingnian. Melihat Han Jingnian tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti, dia hanya bisa menatap punggungnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan diri untuk bergumam, "Dasar pria berhati dingin. Bahkan nomor telepon saja tidak mau memberikannya."
Baru saja wanita itu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Han Jingnian berbalik ke arahnya dan mengatakan sederet nomor telepon.
Si wanita paruh baya terkejut dan baru menyadari apa yang dikatakan Han Jingnian. Dengan cepat dia mengambil ponsel dan menyimpan nomor telepon tersebut.
Ketika dia mengalihkan pandangan dari ponsel untuk mengucapkan terima kasih, Han Jingnian sudah berbalik melangkah pergi.
…
Melalui kaca depan mobil, asisten Zhang melihat kedatangan Han Jingnian. Dia sudah menunggu lama di dalam mobil untuk mengantarkan bossnya menghadiri rapat pagi ini.
Lalu … Apa yang terjadi hingga membuat ekspresi wajah direktur jadi seram seperti itu?
Asisten Zhang begitu terkejut hingga secara tidak sadar mematikan mesin mobil dan membakar kalori tubuhnya dengan melakukan squat beberapa kali, lalu berlari kecil dengan cepat untuk membukakan pintu bagian belakang mobil.
Dalam perjalanan ke kantor, ponsel Han Jingnian berbunyi hingga tiga kali, kemudian disusul dengan masuknya sepuluh pesan.
Asisten Zhang diam-diam mengamati Han Jingnian yang melihat ponselnya. Dia melihat kalau ekspresi Han Jingnian berubah semakin menakutkan saat membaca pesan masuk.
Ketika mobil berhenti di tempat parkir bawah tanah gedung kantor, aura dingin yang keluar dari tubuh Han Jingnian seperti bisa membekukan seluruh bangunan.
Karena waktu pelaksanaan rapat pagi sudah sangat dekat, jadi asisten Zhang dan Han Jingnian yang menguarkan aura menakutkan segera pergi ke ruang rapat.
Ruang rapat yang terdengar cukup ramai hingga ke luar pintu, seketika langsung berubah hening saat melihat Han Jingnian yang beraura menakutkan memasuki ruangan.
Tatapan mata seluruh orang yang berada di ruang rapat seperti bertanya pada asisten Zhang akan apa yang terjadi dengan Han Jingnian hingga auranya begitu menakutkan. Asisten Zhang hanya bisa mengedikkan bahu, seolah mengatakan 'Jangan tanya aku, aku sendiri juga ingin tahu.'
Mungkin semua orang takut memancing amarah Han Jingnian. Sehingga selama rapat semua orang sangat berhati-hati dalam berbicara.
Asisten Zhang melihat kalau selama ini Han Jingnian selalu serius dalam rapat. Namun hari ini, selama proses rapat, jiwa Han Jingnian pergi entah kemana, dan yang memimpin rapat ini hanya tubuh kosongnya saja.
Bahkan saat akhir rapat, asisten Zhang yang membacakan isi rangkuman dari hasil rapat pada Han Jingnian, dia hanya menjawab, "Ya," dan melanjutkan, "rapat selesai," lalu langsung meninggalkan ruangan.
Setelah rapat selesai, asisten Zhang pergi ke kantor direktur untuk menyerahkan laporan pekerjaan hari ini. Setibanya di depan ruang direktur, dia segera mengetuk pintu.
Asisten Zhang mengetuk pintu beberapa kali namun tak kunjung ada jawaban dari dalam ruangan, sehingga dia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan direktur.
Ketika asisten Zhang berjalan mendekat, dia melihat Han Jingnian sedang duduk di depan meja. Han Jingnian tidak sedang membaca dokumen, namun malah membaca pesan masuk di ponselnya.
Meskipun mata asisten Zhang minus 5.2, namun dia dengan jelas melihat isi pesan yang sedang dibaca oleh Han Jingnian.
'Pria ini bermarga Yang. Dokter Yang adalah orang yang baru kembali dari luar negeri. Dia mendapat dua gelar doktor di Amerika Serikat dan baru kembali tahun ini. Di Beijing dia memiliki sebuah rumah dan mobil. Dia bekerja dengan gaji bulanan lebih dari 50 juta. Selain umurnya yang sedikit lebih tua, tidak ada kekurangan lain yang dimilikinya.'
·