Chereads / Buka Matamu dan Lihat Aku / Chapter 43 - Apa Ada Orang? (1)

Chapter 43 - Apa Ada Orang? (1)

'Wanan, kau sudah lama bekerja di sini. Apa kau tahu tentang kantor direktur? Apa ada poin khusus yang harus kuperhatikan? Aku takut kalau secara tidak sengaja menyinggung orang lain atau membuat orang lain tidak senang.'

Melihat ada pesan baru lagi, Xia Wanan dengan segera membaca dan membalas, 'Aku tidak punya kenalan di kantor direktur ini. Jadi aku juga tidak terlalu mengerti banyak hal tentang divisi itu.'

Xia Wanan tiba-tiba merasa khawatir dengan Ai Jiang, lalu dia segera menambahkan, 'Kau tidak perlu banyak berpikir tentang itu. Kau hanya perlu melakukan bagianmu, maka tidak akan ada masalah lain.' 

Ai Jiang mengirim emoticon tersipu serta tulisan, 'Oh.'

Setelah beberapa saat, Ai Jiang mengirim pesan lain, "Wanan, datanglah ke tempatku pada saat jam makan siang. Aku belum mengenal seluruh bagian perusahaan ini. Kau sudah lama bekerja di sini. Jadi kemarilah dan bawa aku berkeliling perusahaan.'

Xia Wanan tidak menolak ajakannya. 'Baiklah, kita bertemu saat jam makan siang nanti.'

  …

Pada siang hari di kantor direktur.

Setelah keluar dari ruang rapat, Han Jingnian mendengarkan laporan dari asisten Zhang sambil berjalan kembali ke ruangannya.

Saat sudah setengah jalan menuju ruangannya, Han Jingnian seperti melihat sosok yang dikenalnya. Dia mencoba memperhatikan lagi. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di tempat itu, sehingga dia tidak melihat lagi sosok seseorang yang dia kenal.

"Direktur Han?"

Asisten Zhang melihat kalau Han Jingnian menghentikan langkahnya, sehingga dia juga ikut berhenti berjalan. Asisten Zhang berpikir kalau gerakan itu adalah suatu perintah. Namun setelah menunggu beberapa saat, asisten Zhang melihat kalau Han Jingnian tidak mengucapkan apa-apa dan hanya menatap ke satu arah, jadi asisten Zhang juga mengikuti arah tatapan Han Jingnian. Han Jingnian menatap ke arah tempat istirahat. Apa bagusnya tempat itu?

Ketika asiten Zhang masih bertanya-tanya dalam hati, Han Jingnian yang berdiri di sampingnya tiba-tiba berkata dengan santai, "Salah lihat." 

"Apa?" Asisten Zhang jadi semakin bingung.

"Tidak apa-apa." Han Jingnian berkata dengan nada tenang dan melangkah pergi.

Asisten Zhang menggaruk bagian belakang kepala, lalu dia menoleh dan melirik ke area istirahat lagi. Baru setelahnya mengikuti Han Jingnian melangkah pergi.

  …

Seiring pintu ruangan Han Jingnian yang baru saja ditutup, Ai Jiang keluar dari counter bar untuk mengambil beberapa kue kering di area istirahat. Ai Jiang mengambil dalam waktu singkat, setelah itu kembali ke sofa tempat Xia Wanan berada. Namun Ai Jiang melihat Xia Wanan sudah tertidur dengan tenang sambil memegang bantal sofa. Ai Jiang kemudian segera duduk di samping Xia Wanan dan membangunkannya dengan lembut, "Wanan, kau jangan tidur di sini. Udaranya sangat dingin, kau harus hati-hati jangan sampai kena flu karena tidur di sini." 

  …

Awalnya, hari ini Xia Wanan tidak punya banyak pekerjaan. Tapi pada pukul lima sore, tiba-tiba pengawas berkata ada rapat yang mengharuskan dirinya lembur. Sehingga sebagai ketua penanggung jawab atas perencanaan rapat, Xia Wanan berada di kantor hingga pukul sepuluh malam. Xia Wanan menyelesaikan pekerjaannya saat sudah tidak ada seorang pun di kantor 

Xia Wanan belum makan malam hingga membuatnya pusing karena terlalu lapar. Dia pun segera memasak sebungkus mie instan di kantor dan mengisi perutnya sebelum bersiap pulang kerja.

Selesai makan, Xia Wanan melempar kotak bekas mie instan ke tempat sampah dan membersihkan peralatan makannya. Baru saja dia bersiap-siap untuk naik lift, tiba-tiba Xia Wanan teringat akan pemberitahuan yang dia lihat pagi ini, kalau lift sedang diperbaiki pada pukul 9 hingga 11 malam.

Sebuah kebetulan sekali lift itu diperbaiki disaat Xia Wanan akan pulang.

Xia Wanan merasa ragu-ragu apakah dia harus menunggu lift selesai diperbaiki lalu pulang, atau pulang sekarang tapi lewat tangga. Xia Wanan akan butuh waktu lebih dari setengah jam jika menunggu lift selesai diperbaiki. Sehingga dia memutuskan langsung mengambil tasnya dan pulang lewat tangga.

Kantor Xia Wanan bekerja berada di lantai sembilan. Ketika dia turun ke lantai delapan, Xia Wanan tidak tahu di mana bagian bangunan yang sedang diperbaiki. Tidak adanya listrik yang menyala membuat tangga darurat begitu gelap. Xia Wanan harus mengambil ponsel dan menyalakan lampu senter agar bisa menuruni tangga.

Ketika dia mendekati lantai tiga, Xia Wanan tiba-tiba mendengar suara napas seseorang yang terengah-engah, dan dia sangat takut hingga membuatnya gemetar dan tidak berani menggerakkan tubuhnya.

Itu adalah suara napas seseorang dan Xia Wanan mengenali keberadaan suara itu. Suara itu berasal dari lantai bawah dan merupakan suara napas seorang laki-laki.

Xia Wanan memberanikan diri untuk berjalan turun dan bertanya, "Apa ada orang?"

Tidak ada orang yang menjawabnya, tetapi suara napas itu terdengar semakin jelas.