Chereads / Buka Matamu dan Lihat Aku / Chapter 44 - Apa Ada Orang? (2)

Chapter 44 - Apa Ada Orang? (2)

Xia Wanan berjalan menuruni tangga dan berbelok untuk turun lagi. Dia menggunakan senter untuk melihat ke depan agar lebih jelas. Xia Wanan melihat seorang pria dengan tubuh jangkung duduk di lantai dan bersandar pada dinding. Pria tersebut tampak bernapas dengan terengah-engah...

Lelaki itu menundukkan kepalanya, seperti melihat bayangannya sendiri. Entah kenapa Xia Wanan merasa yakin mengenal orang itu.

Tetapi Xia Wanan cepat-cepat menghilangkan pemikiran itu. Dia selalu seperti ini. Saat terlalu merindukannya, Xia Wanan selalu berhalusinasi dengan menganggap orang lain sebagai Han Jingnian. Setiap kali Xia Wanan berhalusinasi, akhirnya selalu mengecewakan. 

Seseorang yang begitu terhormat seperti Han Jingnian mana mungkin akan menuruni tangga. Bukankah sangat memalukan jika benar seorang yang terhormat seperti Han Jingnian menuruni tangga?

Napas pria itu semakin lama terdengar semakin terengah-engah. Pria itu bernapas keras seperti akan pingsan kapan saja.

Xia Wanan tidak peduli dengan halusinasinya dan segera berlari menuruni tangga. 

"Tuan, Anda—"

Xia Wanan seketika berhenti, tidak sempat melanjutkan kalimatnya.

Setelah melihat dari dekat dengan disinari oleh cahaya ponselnya, Xia Wanan bisa melihat lebih jelas wajah orang di depannya. Bahkan meskipun pria itu menundukkan kepalanya, Xia Wanan dapat langsung mengenalinya. 

Itu bukan karena Xia Wanan terlalu merindukannya atau mengira orang lain adalah Han Jingnian. Tapi memang benar pria itu adalah Han Jinnian.

Tapi, mengapa dia berada di sini sendirian? Dan bagaimana dia bisa tidur di sini? 

Xia Wanan tertegun sebentar, namun segera sadar dan membangunkan Han Jingnian, "Han Jingnian?"

Han Jingnian tidak menjawab. Tetapi Xia Wanan merasa kalau seluruh tubuh Han Jingnian gemetar.

Xia Wanan langsung berjongkok dan menyentuh Han Jingnian dengan lembut, "Han Jingnian, kau..."

Sebelum Xia Wanan menyelesaikan kalimatnya, tangan Xia Wanan yang menyentuh lembut lengan Han Jingnian langsung ditepis. Han Jingnian begitu terkejut dengan sentuhan itu. Dia merasa seperti sebuah pisau menancap pada lengannya. 

Kekuatan Han Jingnian begitu besar, sehingga tepisannya membuat Xia Wanan terjungkal ke belakang hingga terduduk dilantai, sementara ponsel yang dipegangnya jatuh. Cahaya senter ponsel Xia Wanan jatuh, dan kebetulan menyinari wajah Han Jingnian.

Han Jingnian terkejut dan berdebar-debar ketika melihat cahaya terang menyinari wajahnya. Dia pun membuka matanya sedikit dan perlahan-lahan mengangkat kepala, melihat ke depan. 

Melihat Xia Wanan yang tadi didorong hingga jatuh terduduk di lantai, Han Jingnian tetegun sebentar. Dia kemudian menggerakkan bibirnya seperti akan mengatakan sesuatu. Namun pada akhirnya dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Xia Wanan yang terkejut melihat Han Jingnian, segera bertanya, "Kau ... Apa yang terjadi padamu?" 

Han Jingnian tidak menjawab, tapi terus melihat Xia Wanan.

Keningnya dipenuhi keringat dan wajahnya sangat pucat.

Apa Han Jingnian sakit?

Setelah Xia Wanan berpikir, dia langsung bertanya lagi, "Bagian mana yang sakit? Apa perlu kuantar ke rumah sakit?"

Han Jingnian masih bernapas dengan terengah-engah dan tetap tidak berkata apapun. Tapi kali ini dia menjawab dengan menggelengkan kepalanya ke arah Xia Wanan.

"Tapi kondisi tubuhmu seperti ini. Kalau tidak, aku akan menelepon dokter Xie supaya datang kemari…"

"Tidak perlu..." Han Jingnian hanya menjawab dua kata itu. Seolah-olah membuktikan kalau dirinya tidak apa-apa, Han Jingnian mencoba berdiri dari duduknya. Namun beberapa kali dia mencoba, tetap saja Han Jingnian tidak memiliki kekuatan untuk berdiri. 

"Kau mau berdiri?" Xia Wanan berpikir, saat menyentuhnya tadi saja, Han Jingnian langsung menepisnya. Namun kali ini Xia Wanan tanpa sadar melangkah maju mendekati Han Jingnian. "Boleh aku membantumu?"

Han Jingnian menghentikan perjuangannya sendiri untuk berdiri. Dia dengan ragu-ragu mengangguk dengan sangat ringan pada Xia Wanan.

Xia Wanan bergerak ke depan dan mengulurkan tangannya untuk membantu Han Jingnian. Xia Wanan menopang lengan Han Jingnian di bahu dan membantunya berdiri dari lantai.