Kuah itu sangat panas dan Xia Wanan takut kuahnya sampai mengenai sebagian besar tubuh gadis itu.
Sehingga, dengan tanpa ragu Xia Wanan meraih gadis itu ke pelukannya.
Karena situasinya terlalu mendesak, Xia Wanan yang mengenakan sepatu hak tinggi, lalu dengan kekuatan penuh melakukan gerakan menghindar, malah membuatnya tidak bisa menjaga keseimbangan, lantas jatuh di atas lantai bersama gadis itu. Punggung Xia Wanan yang belum sepenuhnya pulih terbentur sudut meja. Sehingga seluruh tubuh Xia Wanan langsung terasa sakit, sampai membuatnya gemetar.
Kejadian itu menarik perhatian orang-orang di sekitar, kemudian beberapa orang menghampiri mereka.
Aula jamuan sangat besar, dan kejadian barusan segera menjadi pusat perhatian orang-orang yang hadir di sana. Semakin lama, semakin banyak orang datang untuk melihat. Pada akhirnya Han Jingnian dan asisten Zhang juga datang untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka melihat Xia Wanan, yang terduduk di lantai sambil menahan sakit, bersama dengan seorang gadis yang menangis. Lalu di sebelah mereka ada seorang pelayan yang terus meminta maaf, serta beberapa teman wanita Qin Shujian yang tidak menyangka masalahnya akan jadi sebesar ini.
Han Jingnian sedikit mengerutkan alisnya.
Melihat reaksi Han Jingnian, asisten Zhang segera melangkah maju dan berkata, "Nyonya—"
Namun asisten Zhang tidak menyelesaikan kalimatnya. Dia sadar saat ini mereka berada di tempat umum, sehingga dia tidak bisa memanggil Xia Wanan dengan sebutan 'nyonya muda'. Lalu asisten Zhang buru-buru meralat kalimatnya, "Nona Xia, apa Anda baik-baik saja?" Sebenarnya seluruh tubuh Xia Wanan terasa sakit, tapi dia tidak mau memberitahukannya pada asisten Zhang. Pada akhirnya Xia Wanan hanya sedikit menggelengkan kepala dan berkata dengan wajah pucat, "Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu, Nona Xiao, kenapa Anda menangis? Apa ada yang sakit?" Asisten Zhang mengira Xia Wanan sungguhan baik-baik saja. Sehingga dia menoleh untuk melihat gadis yang menangis di samping Xia Wanan.
Nona Xiao ... Mendengar nama itu, Xia Wanan terkejut lalu menoleh untuk melihat gadis di sebelahnya.
Ternyata gadis itu adalah sepupu Han Jingnian yang belum pernah Xia Wanan temui. Xia Wanan tidak tahu banyak tentang sepupu-sepupu Han Jingnian. Bahkan Xia Wanan tidak tahu nama-nama sepupu Han Jingnian. Xia Wanan hanya tahu kalau bibi Han Jingnian, saat masih muda dulu, menyukai seorang siswa miskin dan memilih menentang keluarganya sendiri, lalu memutuskan kawin lari. Namun setelah mereka kawin lari, siswa miskin itu meninggalkan bibi Han Jingnian dalam keadaan hamil. Bibi Han Jingnian tidak punya pilihan selain kembali ke rumah keluarga Han. Karena itu adalah skandal keluarga, bibi Han Jingnian dan anaknya jarang muncul di tempat umum.
Xia Wanan pernah dengar tentang gadis ini dari Han Zhijin. Gadis itu memang seorang yang bersifat pendiam, tetapi dulunya tidak. Saat gadis itu masih kecil, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Waktu itu dia pernah demam tinggi hingga membuatnya hampir meninggal. Namun pada akhirnya dia selamat. Tetapi setelah sadarkan diri, sepupu Han Jingnian itu tidak bisa bicara lagi.
Tidak heran jika tadi gadis itu hanya tersenyum padanya dan tidak berkata apapun.
Menghadapi pertanyaan asisten Zhang, sepupu Han Jingnian tetap tidak mengatakan apapun dan terus menangis.
Karena ada banyak orang di sekitar mereka, asisten Zhang pun mengajak Xia Wanan dan sepupu Han Jingnian untuk keluar dari ruangan jamuan.
Dalam perjalanan keluar, asisten Zhang melihat sepupu Han Jingnian masih tetap menangis. Asisten Zhang takut kalau gadis itu benar-benar terluka atau mendapatkan luka bakar di tubuhnya, sehingga dia langsung memanggil dokter keluarga Han Jingnian.
Dokter tiba segera setelahnya. Orang pertama yang diperiksa adalah sepupu Han Jingnian. Setelah memastikan tidak ada masalah yang serius pada tubuh gadis itu, dokter kemudian berkata pada asisten Zhang agar tidak perlu khawatir, kemudian dia bersiap pergi setelahnya.
Saat dokter sedang mengemasi peralatannya, mereka yang ada di dalam ruangan hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Namun sepupu Han Jingnian tiba-tiba menarik jas dokter itu dan melihatnya dengan tatapan memelas sambil menunjuk pada Xia Wanan. Gadis itu mulai menggerakkan tangannya.