Ling Ran berdiri di depan pintu masuk UGD, dan hal yang pertama-tama dia rasakan adalah urgensi yang terus menerus datang.
Pasien dengan kondisi yang membingungkan, keluarga dan informasi yang kacau bercampur jadi satu, peletakan alat dan kursi yang kacau balau, dan perawat dan dokter yang sibuk berkeliaran.
Sama sekali tidak ada mahasiswa magang yang bertugas di UGD, bahkan yang menapakkan kakinya pun tidak ada.
"Inilah keadaan UGD." Lei Beisha berjalan melewati koridor, dia terlihat sebagai satu-satunya orang yang terlihat santai di ruangan tersebut. Dia berkata: "Orang jatuh sakit tanpa melihat waktu, karena itu UGD di rumah sakit juga tidak melihat waktu."
"Eh? Direktur Lei?" Para dokter magang lalu segera menyapanya, lalu melihat ke arah Ling Ran dengan kagum.
Mereka semua tahu, Lei Beisha datang karena ingin melihat Ling Ran.
Kemarin tidak sedikit yang mengantri untuk mencoba operasi penyambungan ekor tikus putih, dan tidak ada satupun yang berhasil.
Dari kegagalan itu, bisa dibuktikan bahwa Ling Ran berbeda dari orang-orang lain.
Dari sudut pandang Lei Beisha yang telah melihat dokter magang yang tidak terhitung jumlahnya, Ling Ran sangat berbeda dengan orang-orang lain.
Mengundang dokter ahli operasi bedah tangan mendemonstrasikan penyambungan ekor tikus putih merupakan proyek yang sudah menjadi tradisi RS Yunhua yang ditujukan untuk mahasiswa magang.
Mereka menggunakan teknik dasar yang paling dipahami oleh dokter magang, yaitu teknik jahit oposisi, untuk membuktikan bahwa para dokter magang itu belum ada apa-apanya dengan para dokter ahli operasi.
Dengan kata lain, pihak rumah sakit ingin membuat dokter magang merasa gagal pada hal yang paling mereka kuasai.
Teknik yang paling sering para dokter magang kuasai adalah teknik jahit oposisi. Oleh karena itu, rumah sakit menggunakan proyek penyambungan ekor tikus putih untuk menunjukkan superioritasnya.
Tradisi ini sangat unik dan hasilnya mengesankan, dan selalu berhasil untuk membuat para mahasiswa magang tidak berkutik dan hanya bisa menangis ke orang tua mereka.
Hingga muncullah Ling Ran.
Karena hal itu, walaupun Lei Beisha kurang puas dengan pilihan "bodoh" yang dibuat Ling Ran, dia masih menyempatkan untuk datang ke UGD pagi-pagi sekali.
Dokter magang yang ada di setiap rumah sakit sebanyak rumput jerami, sedangkan dokter yang luar biasa, sangat langka di setiap rumah sakit.
Setelah melewati satu malam, suasana hati Direktur Lei telah kembali seperti semula. Dia menganggukkan kepalanya setiap mendapatkan salam dari dokter magang, dan saat melihat Ling Ran, dia bertanya: "Bagaimana menurutmu keadaan di UGD?"
"Cukup baik." Ling Ran menjawab dengan simpel. Lagipula, apa lagi yang bisa dia katakan? Dia tidak bisa berkata bahwa dia tidak peduli pada sistem, atau dia tidak ingin mendengarkan direktur pembimbing, bukan?
Di mata Direktur Lei, Ling Ran adalah tipe yang tidak akan jera jika tidak mengalami masalah sendiri.
Tapi, sebagai dokter magang yang dapat melakukan operasi jahit oposisi dengan sebagus ini, mungkin dengan memberikannya selembar kertas saja, dia bisa membuat sebuah peti.
Direktur Lei berkata lagi pada Ling Ran: "Aku baru saja memperkenalkanmu kepada Direktur UGD, Direktur Huo. Tapi, kamu jangan terlalu berharap mendapatkan bimbingan khusus, urusan UGD itu banyak, dan para petugas UGD rata-rata tidak menyukai dokter magang. Untuk yang lainnya… percepat langkah kalian, dan bermulut manislah sedikit, supaya kamu tidak menderita di sini."
Para dokter magang terharu karena Direktur masih mengingat mereka, tapi, karena Ling Ran telah dapat menyapa direktur begitu mudahnya, apakah mungkin bahwa Ling Ran tidak mendapatkan perhatian khusus?
Ketika Direktur Lei meninggalkan UGD, para dokter magang bergumul dengan emosi mereka sendiri. Beberapa dari mereka terkesan terhadap Ling Ran, tetapi juga ada yang tidak terima.
"Dokter magang, ikuti aku." Seorang suster datang dengan cepat, menganggukan kepalanya sedikit, lalu membalikkan badan dan berjalan dengan cepat.
Dokter magang adalah rantai makanan yang paling bawah di rumah sakit, posisi mereka bahkan lebih rendah daripada suster. Jadi, mereka mengikuti suster tersebut dengan baik.
Mereka melewati meja resepsionis, ruang transfusi, dan ruang observasi. Lalu, sekitar 10 orang dokter magang diminta masuk ke ruang kantor di sebelah ruang pemulihan.
Ketika pintu terbuka, di dalam kantor terdapat 7-8 orang menggunakan jas dokter. Ketika mereka mendengar suara pintu terbuka, mereka semua menoleh ke arah pintu.
"Nona Li, mereka mengirim orang lagi ke sini?"
"Oh, ternyata orang baru."
"Nona Li, kamu butuh bantuan?"
Para orang yang memakai jas putih itu sedikit menggoda suster dan membuat kaget para mahasiswa magang.
Suster tidak memperdulikan para orang yang memakai jas putih itu, dan ia hanya membalikkan badan dan berkata pada dokter magang, "Kalian tetaplah di sini, jika belum ada panggilan, jangan meninggalkan tempat, dan juga, kalian tidak boleh menemui pasien dan menjawab pertanyaan dari keluarga mereka.."
Usai berbicara, suster itu membalikkan badan dan menjawab perkataan orang berjas putih tersebut "Sekarang belum ada apa - apa." dia lalu memutar badan dan pergi.
Meninggalkan ruangan yang terlihat menyedihkan
"Apakah kalian juga dokter magang?" dokter magang yang masuk terlebih dahulu terlihat kaget saat melihat ruangan itu dengan kebingungan.
Sebagian besar orang dari kelompok yang berjas putih itu merasa tidak pantas menjawab pertanyaan orang baru, mereka hanya memasang gaya seperti orang berpengalaman, dan berkata: "Kami semua adalah dokter jaga(1) yang datang membantu."
Dokter yang telah mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran, dan bekerja di rumah sakit untuk mendapatkan gelar Master/Spesialis.
"Oh, jadi kalian adalah dokter yang datang untuk mencoba melakukan operasi ya?" kata seorang yang memahami keadaan setelah mendengar penjelasan.
Ekspresi dokter yang tampak seperti orang berpengalaman itu tiba-tiba berubah, dan ia kemudian tidak mempedulikannya
Para dokter magang merasa percuma berkata pada mereka, lalu berkumpul jadi satu dan mulai berbisik-bisik.
"Apa manfaat yang kalian dapatkan dari melakukan operasi?" Ling Ran yang telah mendapatkan tempat duduk, langsung saja bertanya tanpa mempedulikan atmosfer dingin yang ada di ruangan.
Seluruh pandangan orang yang di ruangan seketika langsung menuju pada Ling Ran, tapi hal itu tidak membuat ekspresi Ling Ran berubah.
"Tunggu hingga kalian direkrut di sini, benar-benar sangat susah untuk mendapatkan sesi operasi." Seorang dokter jaga berkata dengan suara lesu, lalu dia melanjutkan: "Akan tetapi, jika kalian bekerja di rumah sakit sampah, tidak akan ada yang peduli, walaupun kau telah melakukan banyak operasi."
Para dokter magang yang telah terpikirkan bahwa mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan langsung melotot kepada dokter jaga yang baru saja menjelaskan.
Dokter-dokter jaga yang ada di sana tidak mau kalah.
Para dokter magang dan dokter jaga yang digaji rendah tersebut datang ke UGD untuk mendapatkan kesempatan melakukan operasi.
Sesi operasi merupakan suatu pengalaman untuk kenaikan tingkat bagi dokter bedah. Para orang baru atau dokter junior yang tidak bisa menaklukan bosnya di dalam ruang operasi, hanya bisa menguji keberuntungannya di UGD.
Sedari awal, persaingannya sudah panas. Masuknya dokter magang semakin membuat persaingan menjadi semakin panas, bagaikan memberi minyak pada api yang sudah panas.
Ling Ran tak menghiraukan semua hal itu. Dia lalu duduk di tengah sendirian, mengeluarkan ponsel, dan memainkannya.
"Musuh akan tiba di medan perang 5 detik lagi, bersiaplah untuk melakukan penyerangan…"
Setelah kalimat tersebut muncul di ponselnya, suasana tegang di ruangan tersebut seketika bubar.
Semua orang di kedua belah pihak melihat ke arah Ling Ran dan terdiam.
Setelah sadar bahwa mereka tidak dihiraukan oleh Ling Ran, mereka lalu mengalihkan pandangan mereka kembali seperti semula.
Dokter magang yang baru datang itu perlahan-lahan menjadi berkecil hati.
Di antara mereka, ada yang merasa putus asa, dan orang yang baru saja mengatakan bahwa dokter jaga tersebut juga mencoba untuk mendapatkan sesi operasi semakin menjadi depresi dan berkata "Sudah tidak harapan lagi, RS Yunhua tidak memisahkan kita dengan mereka."
"Bukan berarti benar - benar tidak ada harapan lagi." Di antara dokter magang itu, ada juga yang memiliki kepercayaan diri dan tidak ingin mendengar omongan negatif.
Seorang dokter magang yang lebih paham lalu berkata: "Walau kita tidak dipisahkan oleh mereka, kita masih bisa mengikuti para dokter saat melakukan pemeriksaan. Kita mungkin memang tidak akan melakukan apa-apa, tapi setidaknya kita bisa melakukan observasi. Tetapi, coba lihat, kenapa suster yang memilih kita dan bukan dokternya? Kurasa, sebagian besar dari kita mungkin akan berada di sini hingga pantat kita panas."
"Kenapa suster yang memilih?"
"Apakah kau mengira bahwa kepala departemen akan mencari orang di sini. Ia sangat sibuk sampai memerlukan bantuan dalam pekerjaannya. Kalau bukan perawat yang melakukannya lalu siapa lagi?" Mahasiswa itu sedikit jengkel dan mengeluarkan ponselnya. Sambil memainkan ponsel, dia berkata: "Kita tunggu beberapa hari hingga mereka selesai dengan kesibukan mereka, mereka pasti akan mengaturkan sesuatu untuk kita."
"Jadi maksudmu, kita akan menunggu di sini tanpa melakukan apa-apa?"
"Dokter jaga yang ada di sini sudah lebih paham situasi di sini dan tingkat mereka juga lebih tinggi dari pada kita. Mereka juga belum pernah melakukan sesi operasi. Kalau kita tidak menunggu, lalu harus bagaimana?"
"Jika tahu akan menjadi seperti ini, aku lebih baik masuk ke departemen penyakit dalam, setidaknya bisa belajar membuat catatan pasien."
Dalam hati dokter magang yang lebih paham itu, juga terdapat suatu kebencian: "Di rumah sakit, dokter magang lah yang paling tidak dihargai waktunya. Yunhua kemungkinan juga rumah sakit yang tidak suka memberikan kesempatan pada dokter magangnya…"
'Brak'
Di sela percakapan itu, pintu kantor terbuka, dan munculah seorang perawat yang datang dengan cepat dengan membawa obat-obatan
Beberapa dokter lalu segera berdiri dan menyapa, "Suster Wang", atau "Nona Wang"
Ada juga dari mereka yang hanya duduk tegak dan tersenyum.
Sekelompok dokter muda yang bersikap ramah demi mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesi operasi.
Suster Wang melihat ke seluruh dokter itu sekilas untuk memilih orang, lalu pandangan matanya jatuh kepada sosok Ling Ran yang tampan sekali.
Pandangan suster Wang terhenti sejenak.
"Kamu bisa melakukan jahitan penyambungan, kan?" tanya suster Wang kepada Ling Ran.
Ling Ran terdiam sejenak lalu menganggukan kepalanya dan berkata: "Bisa."
"Ikuti aku."
Suster Wang tidak menunggu jawaban dari Ling Ran, langsung membalikkan badan dan bergegas pergi, meninggalkan pandangan-pandangan putus harapan yang kecewa terhadap pilihan suster Wang, dan kecewa terhadap kenyataan bahwa ternyata dunia melihat rupa.