Chereads / Dokter Besar Ling Ran / Chapter 10 - Aku Adalah Dokter Magang

Chapter 10 - Aku Adalah Dokter Magang

"Suster Wang, hari ini pasien di UGD tidak banyak ya." Seorang dokter residen datang menghampiri suster dan menawarkan sebotol teh dingin.

"Aku tidak minum minuman manis." Wang Jia tidak menerima minuman pemberiannya.

"Ya ampun, ingatanku ini." dokter residen itu menepuk kepalanya sendiri, lalu sambil tersenyum dia berkata: "Sudah, semuanya pasti kelelahan, serahkan pada kita."

Dokter jaga dan suster merupakan rekan kerja, tidak seperti dokter magang. Melihat dokter residen yang menunggu sangat lama untuk mendapatkan kesempatan sesi operasi, dia menjadi melunak sedikit dan berkata: "Sekarang sedang tidak ada apapun."

"UGD juga bisa tidak ada pasien ya?" Dokter residen itu tertawa.

UGD adalah screening department (Departemen penyaringan, apakah pasien akan harus tinggal atau boleh pulang) rumah sakit, dan UGD di rumah sakit besar, setiap harinya menangani pasien dalam jumlah besar hingga harus dipindah ke departemen lain, terutama jika pasien mengidap penyakit parah. Kebanyakan mereka akan memberikan suntikan pertolongan pertama terlebih dahulu, lalu segera mengirimnya ke ruang operasi.

Bisa dibilang, hal yang dikerjakan UGD ini tidak pernah ada habisnya.

Karena alasan inilah, para dokter residen masuk ke departemen UGD untuk melakukan sesi operasi.

Wang Jia merasa ragu untuk memberitahukan situasi yang ada di ruang rawat, dan hanya berkata: "Hari ini keadaan pasiennya lebih spesial…" 

"Menghadapi keadaan spesial pun kita tidak takut, apapun bisa kita lakukan. Benar kan, Pak Wu." Seorang dokter residen lain datang dan menaruh lengannya di pundak temannya.

Pak Wu mengangguk "Aku telah melihat bola pingpong tersangkut di tenggorokan dan aku juga pernah melihatnya tersangkut di bagian bawah sana, tetapi, kita semua dapat mengambilnya."

Wang Jia yang telah bertahun-tahun jadi suster, sudah biasa menaklukan perkataan dari dokter residen, dia menatap ke arah mukanya dan berkata: "Standar dari UGD kami adalah mengambil bola golf."

"Bagaimana mungkin bola golf bisa tersangkut di..." Dua orang anak muda itu mati kutu.

"Baiklah, Dokter Wu, Dokter Li, mari ikut aku." Lama telah menjadi suster membuatnya mempunyai mulut yang tajam. Tapi walau bermulut tajam, Wang Jia masih memberi dokter residen itu kesempatan, namun selebihnya adalah keputusan dari direktur departemen bedah dan dokter yang bertugas.

Di dalam kantor yang berjarak beberapa meter di sebelah, mahasiswa magang terus menunggu dengan mata menatap keluar, bahkan perkataan tajam untuk mereka pun tidak ada.

Dokter Wu dan Dokter Li dengan semangat mengikuti Wang Jia berjalan langkah demi langkah dari belakang menuju ruang rawat.

Sesampainya di tempat, pintu terbuka, dan terlihatlah pemandangan yang sudah tidak asing lagi.

Dokter, suster, pasien, dan kerabat pasien terlihat hilir mudik di dalam ruang rawat yang kecil. Di sana penuh dengan hawa yang dapat membuat orang panik.

Dokter Wu dan Dokter Li sebaliknya tidak terpengaruh dengan suasananya. Mereka semua menghargai setiap kesempatan untuk melakukan suatu pekerjaan, tidak peduli jika itu hanya sekedar senilai bola pingpong, bola golf, ataupun bola voli. Tanggung jawab tidak melihat keadaan.

"Dokter Zhou, beberapa orang ini sedang menunggu giliran untuk sesi operasi jahit, maukah kami bantu?" Dokter residen Wu mendatangi dokter yang sudah tidak asing lagi baginya, lalu menatap beberapa orang bertato yang duduk di sebelah kasur, dengan tatapan seperti anjing yang tergiur melihat tulang. 

Mendapati pertanyaan seperti ini selama beberapa waktu ini, dia memahami jalan pemikiran dokter residen ini. Terdapat jarak antara direktur dan wakil direktur, dan tidak ada yang berinisiatif dahulu. Sebagai dokter senior, Dokter Zhou adalah dokter adalah dokter yang paling bersedia memberikan kesempatan. 

Bisa juga dibilang walaupun tampangnya jelek, tapi dia mempunyai hati yang baik dan suka menolong orang.

Dokter Zhou yang sedang perlahan-perlahan melakukan debridasi kepada salah seorang pria bertato, berkata, "Proses penjahitan memang perlu dijalankan, tapi mereka bukan pasienku."

"Eh? Apakah pembagian tugasmu telah diganti?" Dokter Wu menatap ke arah dokter Zhou dengan tatapan bertanya-tanya.

Tugas masing-masing dokter di UGD terpisahkan berdasarkan ranjangnya. Setiap dokter jaga dan dokter residen yang telah berpengalaman bisa bertanggung jawab atas lebih dari 10 ranjang, dan pasien akan ditangani oleh dokter yang bertanggung jawab di masing-masing ranjang.

Kepala Direktur Departemen dan Wakilnya hanya menangani pasien yang mengidap penyakit. Pasien dengan keluhan lain ditangani oleh dokter yang bertugas dan dokter residen yang telah berpengalaman.

Sepengetahuan Dokter residen Wu, beberapa ranjang yang ada di depannya adalah tanggung jawab Dokter Zhou.

Dokter Zhou lalu mengatakan: "Mereka semua meminta Dokter Ling untuk menangani luka mereka secara khusus."

"Dokter Ling itu siapa?" Dokter residen Wu melihat ke kanan dan kiri, merasa nama ini tidak pernah terdengar.

"Itu yang di sana." Jari Dokter Zhou menunjuk ke seseorang.

Sebagai dokter senior, dia tak ingin mempromosikan dokter dari luar itu.

Mengikuti arah jari dokter Zhou, Dokter residen Wu melihat Ling Ran yang duduk di dalam sebuah bilik.

"Bukankah dia seorang dokter magang?" Dokter residen Wu terkaget dengan apa yang dilihatnya.

Dokter Zhou terdiam sejenak dan bertanya: "Kamu mengenalnya?"

"Dia pagi ini datang bersama-sama dengan dokter magang lainnya."

"Kalau begitu, kamu pasti salah." Dokter Zhou tertawa. Hal lain mungkin dapat dipalsukan, tapi teknik tidak dapat dipalsukan atau ditutup-tutupi.

Dengan kemampuan jahit hebat yang dimiliki Ling Ran, mungkin dia bisa berkeliling dunia dan menginvasi Taiwan lagi atas nama Belanda menyatukan, bagaimana mungkin dia hanya seorang dokter magang?

Dokter residen Wu juga tidak mengerti detail keadaannya, dalam hatinya, dia hanya ingin berlatih melakukan operasi. Ia pun hanya merespon dengan tawanya, mengabaikan hal yang telah diucapkan dokter Zhou. Lalu, dia lanjut berkata: "Aku melihat ada beberapa pasien yang menunggu, bagaimana jika kita pergi membantu?"

Dokter Li yang ada di sebelahnya menganggukkan kepalanya.

Dokter Zhou tertawa lagi dan berkata: "Cobalah dahulu tanyakan pada pasiennya, apakah mereka bersedia atau tidak."

"Pasien itu datang ke UGD dan masih ingin memilih dokter?" Dokter residen Wu kebingungan.

Dokter Zhou menatap ke arahnya dan berkata: "Orang-orang itu ingin memilih dokternya, lalu kamu mau bagaimana?"

Pertanyaan Dokter Wu terhentikan.

Bersamaan dengan itu, Dokter residen Li tidak mempercayai apa yang dia dengar, dan kemudian menghampiri salah satu pria bertato unicorn yang berwajah ramah. Dengan tersenyum, dia lalu bertanya: "Apakah lukamu sakit? Kemarilah, akan kubantu jahit lukamu."

Pria yang menyukai unicorn seharusnya bukanlah orang yang kasar, bukan?.

Pria bertato yang berwajah baik itu tidak melihat ke arah dokter residen Li dan berkata: "Aku menunggu Dokter Ling."

"Yang kamu butuhkan hanyalah jahitan simpel saja, siapapun dapat melakukannya." Demi dapat melakukan operasi, Dokter residen Li memberikan perhatiannya pada pria bertato unicorn itu, lebih dari seorang kekasih.

Pria bertato unicorn itu lalu tertawa keras dan berkata: "Jangan kau pikir aku ini anak kecil, aku sudah berkali - kali datang ke UGD Yunhua kalian, dan kau masih bilang bahwa setiap orang bisa melakukan jahitan yang sama, apakah kau tidak melihat rusa jantan yang ada di tanganku?"

"Ini rusa?" Dokter residen Li menatap lebih jelas ke gambar rusa yang memiliki satu tanduk di kepalanya, dan dia berpikir 'apakah tukang tato sekarang tidak menonton hewan di national geographic?

Pria bertato unicorn itu lalu berkata: "Ini sebenarnya adalah tanduk rusa yang kemudian dirusak oleh jahitan seorang dokter tolol, dan menjadi sebuah unicorn, bagaimana kalau kalian merusaknya lagi?"

"Malah berubah jadi kepala kuda!hahahahaha" Pria bertato yang ada di sebelahnya tertawa keras.

"Tatomu membuat orang jadi mudah salah lihat, dan mengiranya sebagai kepala keledai."

"Lebih baik jadi keledai saja, dia masih punya penis yang besar. Tapi kalau jadi kalajengking bisa gawat."

Topik yang sudah sering dibahas itu membuat beberapa pria itu tertawa terbahak-bahak setiap kali dibicarakan.

"Ekor Harimau yang putus, Kaki Naga yang terpelintir, dan tato Arhat(dari 18 Arhat, 18 pengikut Buddha pertama) ini, apakah kalian bangga dengan hasil kerja kalian?" pria bertato unicorn itu menaikkan lengannya, membuat unicornnya menjadi terlihat menggemaskan.

Dokter Wu hanya dapat menahan tawanya. Dia melihat ke arah tangan orang yang memiliki sebuah tato harimau yang ekornya terputus."

Kaki tato naga yang terpelintir itu tidak terlalu terlihat, karena kaki di bagian bawah perut naga itu tertutupi oleh sebuah awan, hanya terlihat jika benar-benar memeriksanya dengan saksama.

Dokter Wu tidak begitu paham terhadap apa yang salah dengan tato Arhat. 

Tetapi, karena para dokter sangat suka untuk memecahkan masalah, hal ini membuat Dokter Wu ini berpikir keras

Pemilik tato Arhat ini merasa terganggu dengan tatapan Dokter Wu, lalu berkata: "Dulu tato ini adalah tato 18 Arhat dokter tolol."

Dokter Wu terdiam sejenak, dan menyimpan tawanya dalam hati.

"Luka kalian kebetulan merusak tatonya, kami tidak bisa melakukan apa-apa terhadap hal ini." Dokter residen Wu mengatakannya sambil tersenyum, lalu melanjutkan, "Luka kalian sebelum ini pastinya cukup besar, otot kalian kemungkinan telah berganti dengan yang baru, hasil setelah penjahitan pastinya tidak bisa membuat tato kalian kembali seperti semula."

"Kalau kalian tidak bisa menjahit bilang saja tidak bisa. Masih saja cerewet." beberapa orang itu menjadi tidak sabar mendengar perkataan mereka.

Dokter Wu membenarkan penjelasannya: "Bukan berarti kami tidak bisa menjahit. Memberi jahitan juga harus melihat keadaan lukanya, bukan berarti bisa mengharapkan jahitannya pasti sesuai dengan yang diinginkan."

"Lalu kenapa dokter operasi plastik bisa melakukan jahitan sesuai apa yang dia mau." pria bertato unicorn menjadi semakin tidak senang mendengar penjelasan dokter Wu.

Dia sekarang juga sudah terbiasa dengan tato unicornnya, setidaknya para wanita menyukainya, tetapi dia benar-benar tidak ingin berubah menjadi kepala kuda ataupun kepala keledai. 

Logika dokter Wu dipatahkan oleh lawan bicaranya, dia berpikir sejenak lalu berkata: "Apakah luka yang ada di bagian tato bisa dijahit kembali seperti semula atau tidak, bukan berdasarkan teknik jahitnya, tapi berdasarkan kondisinya, jadi singkatnya, tetap harus melihat keberuntunganmu. Dokter operasi plastik pun hanya bisa meminimalisir lukamu."

Orang bertato unicorn itu tertawa lalu berkata: "Kamu hampir saja membuatku percaya, jelas-jelas kamu itu hanya seorang pecundang yang tidak bisa melawan lagi. Lihatlah Dokter Ling itu, dia dapat menjahit hingga membuat jahitannya tidak terlihat bekasnya. Kamu itu hanyalah dokter yang kemampuannya tidak cukup bagus! 

Para pria bertato lainnya tertawa dan setuju dengan pendapat pria bertato unicorn itu, mereka berkata sambil tertawa: "Kemampuan rendahan."

Muka Dokter residen Wu menjadi merah padam.

Dia telah belajar lebih dari 10 tahun, bahkan berada di urutan teratas di setiap tes. Dia mengikuti ujian negara dan mendapat urutan 5000 teratas di provinsinya, sebelum akhirnya masuk di fakultas kedokteran yang terdapat proyek 985(Proyek negara untuk meningkatkan kualitas universitas). Kemudian, dia berjuang untuk belajar selama 5 tahun, kemudian menjadi asisten dosen selama 4 tahun, dan akhirnya baru bisa masuk ke RS Yunhua yang terkenal ini. Dia belajar dari pagi hingga malam, terus mengantri di UGD untuk mendapatkan kesempatan melakukan operasi, tapi kemudian….

Dia diklaim sebagai dokter yang mempunyai kemampuan rendahan oleh beberapa pria bertato ini.

Dokter residen Wu mendengus, dia tidak ingin melakukan operasi. Dia beranjak dari tempatnya dan menuju bilik Ling Ran.

Dokter residen Wu berjalan sambil berbicara pada dalam hati 'Teknik jahit hanya merupakan sebuah teknik simpel. Apakah dia menjahit bentuk bunga?'

Kemudian, dia melihat operasi yang dilakukan oleh Ling Ran.

Simpel dan biasa saja.

Melihat pergerakan jarumnya, orang pun tahu itu merupakan sesuatu yang simpel.

Ingin sekali Dokter residen Wu itu mengkritik 'Dasar sombong' pada Ling Ran.

Tapi, setelah dia melihat tato elang besar yang ada di punggung pasien Ling Ran perlahan-lahan kembali seperti semula, Dokter residen Wu pun tidak bisa mengatakan apapun.

Setiap pergerakan jarum Ling Ran, dari awal jarum masuk hingga membentuk simpul, tidak hanya berkualitas standar saja, semua sudah dikalkulasi dengan sangat matang. Bisa dibilang, hampir tidak ada dokter yang bisa mengembalikan lagi tato kepala elang itu.

Hanya dokter biasa saja tidak akan bisa mempertimbangkan untuk mengembalikan bentuk tato.

Dokter adalah orang yang menyembuhkan pasien, bukan seorang tukang tato. Dokter tentu saja lebih menggunakan kemampuannya untuk menyembuhkan yang ada di dalam kulit, bukan yang ada di permukaan kulit.

Tentu saja, sebagian besar dokter tidak menguasai teknik tersebut.

Kebanyakan dokter juga mempunyai stamina terbatas.

Tapi dokter itu pun belum termasuk dokter residen.

Dokter residen Wu yang memikirkan hal ini, tiba-tiba ingin menangis.

Perasaan ini bertahan sekitar 5 detik.

Kemudian, Dokter residen Wu tidak ingin berkutat dalam kesedihannya, dan dia lalu menekan emosinya dan datang mendekati Ling Ran, lalu berkata dengan ramah sambil tersenyum: "Dokter Ling, kamu menjahit dengan sangat bagus! Bagaimana kamu dapat berlatih hingga menjadi seperti ini?"

Dia menunjukan semangat seorang dokter residen.

Ling Ran yang telah selesai menjahit orang ke 10 dan sedang menunggu proses misi dari yang terselesaikan, tiba-tiba mendapat pertanyaan. Dia lalu menjawab: "Ini adalah hadiah pemula yang diberikan sistem."

Dokter residen Wu terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak: "Dokter Ling benar-benar sangat lucu. Kita sebelumnya bertemu di ruang istirahat, aku kira kamu adalah dokter magang yang datang bersama dokter magang lainnya. Apakah kamu dokter yang bekerja paruh waktu di rumah sakit ini?"

"Panggil aku Ling Ran saja. Aku seorang dokter magang, dan aku tidak bercanda." nada bicara Ling Ran menjadi tegas.

Dia kemudian harus memusatkan konsentrasinya untuk memerban luka pasiennya, Teknik Jahit Oposisi Level Master tidak termasuk dalam proses ini.

Dokter residen Wu tidak menghiraukan nada Ling Ran dan kemudian hanya memikiran kata 'Dokter magang' yang didengarnya.

Dokter residen Wu lalu mengedipkan mata berkali-kali sambil memukul pahanya dan berkata: "Oh! Aku tahu, aku tahu…."

Dokter magang ini adalah mahasiswa kedokteran yang belum lulus, dan ketika bertemu dengan dokter residen, ia harus memanggilnya dengan sebutan 'guru'.

Tapi! 

Tapi... 

Anak ini melakukan penjahitan dengan sangat bagus.

Dokter residen Wu kembali mengingat masa di mana saat musim panen buah plum, ketika umurnya masih 30 tahun, membeli sepeda ATX di toko online dengan uang yang hanya dapat dikumpulkannya karena ia masih lajang. Barangnya dikirim oleh seorang adik kelas yang baru saja masuk universitas dengan sebuah mobil mercedes benz 330 yang diberikan orang tuanya, di sampingnya juga terlihat pacarnya yang juga sama-sama bekerja dan belajar bersamanya.

Dokter residen Wu lalu dapat merasakan bahwa matanya siap untuk meneteskan air mata.