Chereads / Super Internet / Chapter 10 - Kalau Bisa, Bangunlah

Chapter 10 - Kalau Bisa, Bangunlah

Ketika Fang Qi memiliki waktu luang, ia akan bermain game untuk membunuh monster dan melawan para hunter!

Fang Qi akan melawan mereka hanya dengan sebuah belati!

Kematian dan semua rasa sakit yang dialami karakternya di dalam game tersebut, ia jadikan sebagai sebuah pelajaran. Dengan bermain game secara terus menerus, kini Fang Qi mulai terbiasa dengan kemampuan tempur Chris. Meskipun ia masih belum benar-benar terbiasa, namun dengan memilih memainkan karakter Chris di dalam game, Fang Qi bisa mengetahui kemampuan dan keterampilan Chris.

Sekaran Fang Qi telah mempelajari setiap teknik pertempuran yang dimiliki oleh Chris dengan cepat, dan menjadi seorang ahli yang luar biasa.

Ketika ia menyerang para hunter, Fang Qi mengingat setiap gerakan dalam serangannya.

Saat hari sudah sore, Wang Tai pun datang ke tempat Fang Qi. Wang Tai berjalan dengan penuh rasa percaya diri dan wajahnya tampak begitu sombong. Tanpa harus bertanya, Fang Qi sudah tahu apa yang telah terjadi pada Wang Tai.

"Haha! Qi, tebak apakah hari ini aku lulus ujian?"

Fang Qi tak bisa menahan tawanya seraya berkata, "Semuanya sudah terlihat jelas di wajahmu. Apakah aku masih harus menebaknya?"

Wang Tai pun menjadi malu setelah mendengar ucapan Fang Qi barusan, tetapi tatapannya masih terlihat angkuh seperti sebelumnya. "Aku tidak hanya lulus, tetapi lulus dengan nilai yang luar biasa!"

Kemudian Wang Tai mengeluarkan sepuluh keping roh kristal satu demi satu sambil berkata, "Hari ini aku akan terus membunuh zombie!"

"Dari mana kamu bisa mendapatkan begitu banyak roh kristal?" Fang Qi terkejut saat melihat Wang Tai meletakkan begitu banyak roh kristal dan meletakkannya di atas meja.

Fang Qi tahu betul mengenai pendapatan yang diperoleh keluarga Wang Tai. Walaupun restoran mereka menghasilkan banyak uang, tetapi mendapatkan roh kristal tidaklah mudah.

Kemarin Wang Tai memberinya sepuluh keping, hari ini ia kembali memberikan sepuluh keping lagi, ini terlalu banyak!

Wang Tai memandangi Fang Qi sambil tersenyum lebar lalu berkata, "Setelah hasil ujian keluar hari ini, orang tuaku bertekad untuk mendukung ku menjadi seorang prajurit. Kamu kan tahu kalau obat herbal yang harus dikonsumsi oleh seorang prajurit tidak murah."

"Lalu, apakah kamu akan menggunakan uang itu untuk bermain game?"

"Tentu saja!" Balas Wang Tai lalu mendengus seolah tidak ada yang salah dengan kata-katanya barusan. "Daripada berlatih keras dan minum obat herbal yang pahit, lebih baik aku bermain game. Dengan bermain game, aku bisa menaikkan level sekaligus meningkatkan kemampuanku di dunia nyata. Lagipula, mengapa aku harus menghabiskan uang dan membuat diriku sakit?"

"....." Fang Qi terdiam. Apa yang dikatakan oleh Wang Tai ada benarnya juga. Bukankah Fang Qi juga berpikiran demikian? Sejak ia mendapatkan sistem teknologi hitam, ia terus bermain game untuk melatih kekuatannya.

Tetapi Fang Qi sudah terlalu kelelahan karena terlalu banyak bermain game.

Si gemuk Wang Tai kemudian tertawa pahit dan berkata, "Qi, bisakah kamu melonggarkan aturannya untukku? Hari ini orangtuaku sedang bahagia di rumah. Karena itulah aku bisa mendapatkan beberapa roh kristal, tetapi jika harganya tetap, aku tidak akan bisa bermain selama enam jam."

"Aku mungkin hanya bisa bermain tiga atau empat jam saja." Imbuh Wang Tai.

Fang Qi mengangkat bahunya dan menjawab. "Bukannya aku tidak ingin membantumu, tapi aku benar-benar tidak bisa melakukan apapun untuk membantumu."

"Kamu jahat sekali." Walaupun ia tahu Fang Qi akan menolaknya, tetapi Wang Tai tetap saja merasa kecewa.

Tetapi, setidaknya hari ini Wang Tai masih bisa bermain selama lima jam. Ia pun segera duduk di kursinya dan mulai bermain game.

.......

Fang Qi bertempur melawan para hunter di dalam game dengan membabi-buta agar ia bisa membiasakan diri dengan pola serangan para pembunuh berdarah dingin yang ada di dalam game.

Pada saat yang sama, ia juga mempelajari gaya bertarung Chris yang tajam dan tepat.

Meskipun tidak banyak orang yang mengunjungi warnetnya, tetapi Fang Qi telah memiliki pengunjung tetap.

Ujian masuk sekolah Lingyun akan segera berakhir. Orang-orang yang sudah mengikuti ujian lebih awal seperti si gemuk Wang Tai, dapat lebih awal untuk menyelesaikan prosedur penerimaan mereka.

"Bagaimana mungkin... bagaimana bisa di saat seperti ini?!" Seorang gadis muda berumur delapan belas atau sembilan belas tahun yang memakai gaun berwarna ungu tampak berjalan keluar dari sekolah Lingyun dengan dahi berkerut.

Xu Zixin merasa gila. Ia berencana untuk melakukan kultivasi di menara seni bela diri yang ada di sekolah Lingyun untuk menaikkan levelnya ke tingkat akhir agar menjadi master warior sebelum hasil ujian diumumkan. Ia sangat berharap untuk mendapatkan nilai tertinggi.

Namun akhir-akhir ini masalahnya sudah semakin pelik. Tak peduli seberapa keras ia berlatih kultivasi, ia masih saja gagal. Tak terasa waktu untuk berlatih kultivasi di menara Seni Bela Diri sudah habis, namun level Xu Zixin masih tak berubah sama sekali.

"Apakah benar-benar tidak ada cara lain?" Tanya Xu Zixin pada dirinya sendiri. Sekarang ia merasa begitu cemas, tetapi tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Xu Zixin lalu berjalan santai di sekitar pusat kota untuk menghilangkan beban pikirannya, tetapi ia merasa kecewa dengan apa yang dilihatnya. "Kota Jiuhua ini besar, tapi tak ada yang menarik untuk dilihat. Kota ini sudah bertahun-tahun berdiri, tapi tidak ada satupun yang berubah."

Kota Jiuhua memang tidak terlalu menarik untuk dilihat. Apalagi bagi Xu Zixin yang merupakan seorang perempuan dan tidak bisa mengunjungi tempat asing seperti yang dilakukan oleh para laki-laki. Xu Zixin hanya bisa membeli makanan ringan dan berkeliling di sekitar kota.

Xu Zixin Sudah begitu lama tinggal di kota Jiuhua dan ia merasa sangat bosan.

Lalu tiba-tiba ia melihat papan bertuliskan kata 'Super'.

"Bagaimana bisa aku belum pernah melihat toko ini sebelumnya?" Xu Zixin merasa bingung dan berpikir bahwa nama toko tersebut sedikit berlebihan.

Kata 'Super' adalah awal dari semuanya. Siapa yang berani memberi nama toko ini dengan nama seperti itu?

Xu Zixin pun merasa penasaran dengan pemilik toko tersebut.

Ia kemudian mendorong pintu toko hingga terbuka dan melihat isi toko yang rapi dan bersih. Ada empat mesin yang tak ia kenali dan tiga pria yang duduk di dalam sana. Ia sendiri tak tahu apa yang sedang mereka lakukan.

"Siapa pemilik toko ini?" Tanya Xu Zixin.

Fang Qi tidak memiliki pilihan lain selain keluar dari game dan menoleh saat ada orang yang masuk ke dalam toko. Kedua mata Fang Qi menatap pada sosok perempuan yang mengenakan gaun ungu. Perempuan itu tampak anggun dan memiliki kecantikan yang berbeda dari perempuan lain yang pernah Fang Qi temui.

Sebelum perempuan itu membuka mulutnya, Fang Qi sudah tahu apa yang akan perempuan itu tanyakan. "Apa kamu ingin tahu apa yang bisa dilakukan di toko ku?"

Perempuan itu kemudian menjawab. "Tentu saja. Tokomu ini tak terlalu besar, tapi nama tokomu sangat berlebihan. Apa kamu tidak takut dikritik karena kesombonganmu itu?"

Fang Qi tidak menanggapinya. Ia malah mengambil sepotong kapur tulis dan menuliskan dua kalimat di papan tulisnya.

Apa yang dilakukan toko ini?

[Game Komputer]

Game apa?

[Silakan lihat pelanggan yang lain.]

Xu Zixin terlihat bingung saat melihat kalimat-kalimat yang tertulis di papan tulis dan bertanya, "Game?"

Ia merasa ingin tertawa. Xu Zixin sudah tinggal di Jiuhua begitu lama, tetapi ia belum pernah melihat hal aneh seperti ini. Bagaimana bisa bermain game di ruangan seperti ini?

"Kurang lebih seperti itu." Ujar Fang Qi sembari membersihkan debu kapur yang ada di tangannya setelah selesai menulis beberapa kalimat di papan tulis. Ia kemudian berkata, "Mengapa aku harus takut dikritik? Kalau memang tokoku ini tidak menyediakan pelayanan yang sesuai dengan namanya, tokoku ini pasti sudah hancur berkeping-keping."

Fang Qi pun kembali melanjutkan kalimatnya dengan acuh tak acuh. "Tapi sampai sekarang, tak ada orang yang menghancurkan tokoku."

"Sombong sekali kamu!" Sahut Xu Zixin yang terkejut dengan kepercayaan diri sang pemilik toko. Xu Zixin lalu melirik papan tulis itu lagi sembari berkata, "Harganya mahal sekali."

"Tidak, harganya sudah sangat murah." Kata Fang Qi sambil tertawa. "Kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja pada mereka." Imbuhnya.

"Harganya memang sangat murah," ujar Liang Shi setelah keluar dari game. Ia merasa bahwa harga untuk sekali memainkan game di tempat ini sangatlah murah setelah ia merasakan peningkatan pada kultivasinya.

Saat Liang Shi bersiap-siap untuk keluar, ia melihat ke arah Fang Qi sebentar.

Liang Shi kemudian melirik ke arah Xu Zixin lalu berkata, "Kamu pasti seorang prajurit juga kan? Aku hanya bisa bilang, toko ini adalah toko ajaib. Harga dua roh kristal untuk bermain game selama satu jam itu sudah sangat murah."

"Benarkah?" Tanya Xu Zixin sembari tertawa ragu. Kemudian sepasang matanya mengamati Liang Shi dan Fang Qi dengan tatapan curiga.

Tujuh keping roh kristal itu tidak sedikit. Prajurit biasa pun tidak akan mampu memperolehnya. Bahkan prajurit dengan latar belakang keluarga bangsawan akan ragu jika harus mengeluarkan uang sebanyak itu.

Xu Zixin kemudian berjalan menghampiri sosok Wang Tai. Ketika ia melihat ke arah layar, ia melihat Wang Tai sedang mengendalikan Chris yang sedang berjalan-jalan di dalam layar game. Hal tersebut membuat Xu Zixin mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa ini?"

"Di sini kamu bisa berpartisipasi dalam sebuah pertempuran." Liang Shi merasa tidak enak karena pernah menyebut pemilik toko ini penipu, karena itulah ia menjelaskan tentang game yang disediakan di toko ini sebelum Fang Qi menjelaskannya. "Kamu bisa mengendalikan orang-orang dan melawan monster. Jika kamu tidak percaya padaku, cobalah sendiri. Nanti kamu akan tahu mengapa aku mengatakan kalau harga bermain game tempat ini tidak mahal."

Namun, Xu Zixin tidak mendengarkan perkataan Liang Shi. Liang Shi kemudian sadar dengan tatapan curiga Xu Zixin. Perempuan itu pasti beranggapan bahwa Liang Shi adalah pelanggan palsu yang disewa oleh Fang Qi.

Liang Shi hanya tersenyum pahit sambil menatap Fang Qi dan memberikan isyarat menggunakan tangannya. "Aku akan berhenti bicara. Kalau tidak, ia akan mengira bahwa aku pengunjung sewaan."

Sementara itu, Fang Qi hanya mengangkat bahu sambil menunjuk ke papan tulis. "Jika kamu pikir itu mahal, kamu boleh pergi. Tapi jika kamu tidak mencobanya sendiri, kamu tidak berhak mengatakan kalau aku menipu pelanggan."

Perkataan Fang Qi barusan membuat Xu Zixin menjadi marah. "Apa kamu sedang mencoba menghasutku untuk mencoba game mu ini?"

Fang Qi melambaikan tangan padanya dengan acuh tak acuh, lalu duduk dan kembali bermain gamenya.

"Apa maksudmu?" Tanya Xu Zixin yang seolah membeku di tempatnya berdiri.

"Lakukan apapun yang kamu inginkan," ujar Fang Qi dengan suara pelan. Ia bukan pria yang suka bersumpah-serapah, karena itulah ia memutuskan untuk mengusir Xu Zixin dengan cara seperti itu.

"Kamu!" Ucap Xu Zixin yang sedang tersulut emosi dan wajah cantiknya berubah menjadi suram. Ia belum pernah melihat pemilik toko yang sombong seperti Fang Qi!

"Baiklah!" Xu Zixin berkata dengan penuh amarah. "Kalau begitu aku akan mencobanya dan melihat apakah game ini benar-benar bagus seperti yang dikatakan oleh orang itu!"

Fang Qi kemudian menatap Xu Zixin dari atas hingga ke bawah. "Apakah kamu takut dengan hantu?"

"Apa maksudmu?" Tanya Xu Zixin yang bingung dengan pertanyaan Fang Qi.

Fang Qi lalu menunjuk ke layar Wang Tai yang sedang bertarung melawan dua zombie, kemudian berkata, "Ada banyak monster seperti itu di dalam game. Kalau kamu takut dengan mereka, kamu tidak boleh main."

Xu Zixin melirik ke arah layar komputer yang sedang menampilkan zombie yang terlihat busuk dan menjijikkan. 'Apa yang harus ditakuti? Mereka hanya ada di layar dan tidak akan bisa menggigitiku kan?' Pikir Xu Zixin.

Xu Zixin kemudian mencibir seraya berkata, "Apa yang harus ditakutkan? Jangan bilang kalau kamu tidak ingin aku mencobanya?"

"Baguslah kalau kamu tidak takut." Balas Fang Qi lalu mulai mengajarinya cara bermain game.

Namun, tak lama kemudian Fang Qi mendengar suara memekik. "Bagaimana aku bisa masuk?!"

Xu Zixin merasa terkejut saat lingkungan di sekitarnya berubah menjadi gelap gulita dan suasananya pun sangat mencekam. Ia seolah telah memasuki dunia lain! Ia bagaikan tersedot ke dalam lukisan yang tengah ia lihat!

"Cara untuk keluar sudah tertulis di pintu." Kata Fang Qi.

"Cara untuk keluar?" Xu Zixin butuh waktu beberapa saat untuk memahami tulisan yang ada di papan tulis.

Xu Zixin kemudian segera keluar dari game dan bertanya pada Fang Qi. "Apakah aku perlu membunuh monster yang ada di dalam sana?"

"Bukankah kamu bilang kalau kamu tidak takut dengan monster?" Tanya Fang Qi.

Xu Zixin adalah seorang siswa jenius dari sekolah Lingyun. Ia tidak akan membiarkan pemilik toko ini memandang rendah dirinya! Ia pun segera menjawab pertanyaan Fang Qi dengan sedikit gelisah. "Aku tidak takut. Itu hanya beberapa monster! Aku sedang mencari tempat untuk memamerkan keahlianku!"

"Jangan khawatir, bahkan jika kamu mati sepuluh ribu kali di dalam game, tak akan ada yang terjadi padamu di dunia nyata. Lagipula itu hanyalah sebuah game." Ujar Fang Qi yang memberitahu Xu Zixin untuk tidak khawatir.

"Be... benarkah itu?" Tanya Xu Zixin yang mulai merasa tenang setelah mendengar ucapan Fang Qi barusan. Ia merasa khawatir begitu masuk ke dalam game, karena pemandangan yang ada di dalam game tersebut tampak begitu hidup dan realistis.

"Tentu saja." Ujar Fang Qi. "Kalau tidak, pasti sudah banyak orang yang mati di tokoku selama tiga hari belakangan, kan?" Imbuhnya.

Lalu, Xu Zixin melihat karakter yang sedang Wang Tai mainkan mati di dalam game. Namun Wang Tai masih bisa masuk kembali ke dalam game setelah seolah tidak ada yang terjadi.

"Jadi begitu… ." Ujar Xu Zixin sembari menghela nafas lega. Ternyata ini benar-benar hanyalah sebuah game!

Meskipun ia tidak tahu bagaimana cara memainkannya, tetapi ini adalah dunia di mana para kultivator tinggal. Kultivator itu misterius dan susah untuk diprediksi, jadi orang biasa sulit untuk memahami kekuatan mereka.

Xu Zixin pun mengikuti petunjuk Fang Qi dan kembali ke permainannya.

Tak lama kemudian, muncul dua opsi di depannya:

[1. Jill]

[2. Saya adalah agen khusus yang ditugaskan untuk menyelidiki dan sekarang bertemu dengan tim Alpha.]

"Oh… jadi begitu. Ternyata hanya pemain wanita yang bisa memilih Jill." Ucap Fang Qi yang kini akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi. Dalam game aslinya, pemain dapat memilih untuk memainkan karakter Chris atau Jill, tetapi dalam versi remake ini, mereka tidak bisa sembarangan memilih, karena sistem telah memisahkan karakter berdasarakan jenis kelamin para pemain.

Tidak seperti Chris yang memulai permainan dengan menggunakan belati untuk menyerang, Jill bisa membawa pistol sejak awal permainan. Setelah memilih karakter Jill, Xu Zixin pun dapat memperoleh informasi mengenai senjata yang digunakan oleh Jill.

Pada saat yang sama, Xu Zixin menyadari bahwa ia tidak bisa lagi menggunakan kekuatan Wu Qi yang ada di dalam tubuhnya.

(Wu Qi adalah energi yang biasa digunakan oleh prajurit untuk bertarung)

Wu Qi hanya bisa dikendalikan oleh pejuang yang telah mencapai puncak dalam pelatihan mereka. Hal itu adalah cara untuk membedakan apakah seseorang itu adalah prajurit resmi atau bukan.

Namun, Xu Zixin tidak merasa khawatir meskipun ia tidak bisa menggunakan kekuatan Wu Qi miliknya karena masih dapat menggunakan pistol yang ada di tangannya. Karena ia memilih untuk memainkan karakter Jill, maka ia pun tahu mengenai cara menggunakan pistol.

Xu Zixin kemudian mulai berkeliling mansion dengan cepat.

Koridor mansion tersebut terlihat gelap. Setelah berbelok, ia melihat seseorang sedang berjongkok tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Apakah itu adalah teman satu tim yang hilang?" Ucap Xu Zixin yang bertanya pada dirinya sendiri. "Ternyata permainan ini mudah sekali. Aku bisa menemukan anggota tim yang hilang dengan sangat cepat." Ucap Xu Zixin.

Ia kemudian menghampiri orang tersebut dan menepuk pundaknya. "Aku di sini untuk menyelamatkanmu, ikuti aku."

Ketika orang yang ia duga sebagai rekan satu timnya itu berbalik badan, wajah orang tersebut terlihat pucat dan sudah membusuk, dengan darah serta daging keluar dari sudut bibirnya!

Xu Zixin merasa begitu terkejut saat mengetahui bahwa orang yang ia kira rekan satu timnya tersebut ternyata adalah zombie yang mengerikan. Jika ia sejak awal tahu bahwa makhluk itu adalah zombie, ia mungkin tak akan setakut ini.

"Ah...!" Baru saja Xu Zixin hendak memamerkan keberaniannya, tetapi sekarang ia justru lari terbirit-birit dengan wajah yang tampak pucat pasi karena ketakutan.

"Aku pikir kamu tidak takut?" Tanya Fang Qi lalu tertawa mengejek.

Xu Zixin sebelumnya mengira bahwa zombie tersebut adalah monster yang lemah, namun ternyata zombie tersebut sangatlah menakutkan!

Xu Zixin kemudian menghentikan langkahnya dan berusaha untuk menenangkan diri. "Siapa bilang aku takut?"

Xu Zixin baru menyadari kalau ternyata zombie tersebut tidak bisa berlari terlalu cepat, hanya tampilannya saja yang terlihat menyeramkan. Sekarang, setelah memperoleh keberaniannya lagi, Xu Zixin pun mulai menembaki zombie tersebut berulang kali.

Lalu zombie-zombie tersebut jatuh ke tanah dengan cepat.

Sekarang Xu Zixin akhirnya bisa berbangga diri. "Kamu lihat, tidak ada yang aku takutkan."

Xu ZIxin kemudian berjalan beberapa langkah ke arah zombie yang sudah ia kalahkan.

Ia lalu menginjak zombie tersebut untuk melampiaskan kemarahannya. "Coba buat aku ketakutan lagi kalau kamu bisa!"