Chereads / Sistem Teknologi Gelap / Chapter 28 - Pertemuan Kelas Terakhir Mahasiswa

Chapter 28 - Pertemuan Kelas Terakhir Mahasiswa

Pada sore hari, di bangunan fakultas A ruangan, kelas 403 sedang diadakan pertemuan terakhir untuk semester dua. 

Di dalam kelas, ada sekelompok laki-laki berkumpul dan seorang dosen berkacamata bertubuh tinggi. 

Dosen tersebut bernama Zhangwei, ia adalah seorang dosen di departemen matematika. Zhangwei jarang terlihat, karena biasanya sibuk mengerjakan proyeknya sendiri. 

Namun, ia masih datang untuk mengadakan kelas setiap bulan. Beliau suka membicarakan tentang keamanan, disiplin, gaya belajar, atau menceritakan kehidupannya ketika masih menjadi mahasiswa. 

Ia kemudian berjalan perlahan menuju ke podium, lalu meletakkan tangannya di belakang dan melirik para mahasiswa. Ia mendehem singkat lalu mulai berbicara. "Setelah pertemuan kelas hari ini, tahun pertama universitas kalian akan berakhir dengan sukses. Sebelum saya bertemu lagi dengan kalian setelah liburan musim panas, saya ingin menekankan sekali lagi masalah keamanan, karena dulu ada orang bodoh dari asrama sebelah yang membakar kamar asrama dengan soket. Selain itu, haruskah saya kembali membahas ujian masuk perguruan tinggi tahun ini? Apakah kalian masih bisa mengingatnya setelah liburan musim panas?" 

Orang-orang di kelas pun tertawa mendengar ucapan dosen Zhang barusan. 

Dosen Zhang berdehem sejenak lalu berkata sambil tersenyum. "Buatlah lelucon dan hidupkanlah suasana. Singkatnya, kalian harus berhati-hati dengan masalah keamanan! Saya tahu bahwa beberapa dari kalian pastinya menyembunyikan pengering rambut di dalam kamar kalian, barang itu cepat panas dan gampang lolos dari pemeriksaan. Tapi saya berharap kalian memeriksa ulang apakah kalian sudah mencabut soket sebelum pergi." 

Setelah membicarakan tentang keamanan selama 20 menit, Dosen Zhang berhenti dan mengganti topik pembicaraan. "Kalian sudah melalui ujian dengan baik. Saya berharap kalian tetap berusaha. Sedangkan untuk para mahasiswa yang belum berhasil, kalian perlu berusaha lebih keras lagi. Jangan hanya aktif menjadi anggota komite sekolah dan mengikuti rapat saja. Kalian juga harus bisa aktif dalam proses pembelajaran." 

Para mahasiswa yang mengikuti komite sekolah pun hanya tersenyum canggung sambil menggaruk kepala. 

Dulu, ketika Dosen Zhang pertama kali memasuki universitas, ia merupakan siswa terbaik. Lalu pada akhirnya ia menjadi malas, dan lama-lama mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Ia pun juga tidak sukses dalam mengikuti ujian, terutama pada saat ujian tingkat tinggi dan hanya bisa mendapatkan nilai 65 sampai harus mengikuti ujian perbaikkan. 

Dosen Zhang kemudian melanjutkan kalimatnya. "Mahasiswa kita Luo Rundong mengerjakan ujiannya dengan baik, ia mendapatkan nilai 95. Berikan pujian padanya! Dan mahasiswa kita Liurui mendapatkan nilai 92, juga bagus! Di kelas ini ada dua mahasiswa yang mampu mendapatkan nilai lebih dari 90, sedangkan mahasiswa yang lainnya perlu berusaha lebih keras." 

Huang Guangming mengulurkan tangannya dan memegang bahu Liurui lalu berbisik, "Kakak Liu curang!" 

Shishang ikut mengulurkan tanganya dan mengusap bahu Liurui yang lain. "Curang, curang! Hanya kamu saja yang beruntung!" 

"Minggir, minggir, jangan berkata begitu!" Ujar Liurui sambil menyingkirkan kedua tangan Shishang dan Huang Guangming. Liurui hanya tersenyum, di dalam hatinya ia merasa bangga sekaligus lega. 

Liurui sempat khawatir mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, tetapi ternyata yang mampu mendapatkan nilai 90 hanya ada dua orang, yaitu dirinya dan Luo Rundong. 

Sedangkan Luzhou…

Masih kalah jauh! 

Meskipun ia sering pergi ke perpustakaan, tetapi Luzhou masih tetap disebut sebagai siswa terburuk! 

Orang-orang yang ada di dalam kelas mulai berisik. Mereka merasa cemburu terhadap kedua mahasiswa terbaik yang ada di kelas. 

Soal ujian kali ini, bukan hanya sulit, tetapi sangat sulit! 

Soal ujian yang dibuat oleh Profesor Tang, sangatlah sulit. Mendapatkan nilai 80 dalam ujian bukanlah hal yang mudah. Jika bisa mendapatkan nilai 90 pada saat ujian itu merupakan hal yang sangat hebat! 

"Selain itu, saya ingin memberikan pujian saya yang utama bagi Luzhou. Pencapaian Luzhou pada semester ini bisa disebut cukup besar. Dalam ujian matematik tingkat tinggi dan ujian analisis matematika, ia berhasil mendapatkan nilai 100! Hal ini membuat rektor kampus kita sangat terkejut. Ketika soal ujiannya dikirimkan kepada komunitas pengajaran dan penelitian untuk pengoreksian, ternyata jawabannya sempurna dan tidak ada satupun kesalahan yang ditemukan. Ini merupakan cara belajar yang perlu kita terapkan. Selain belajar dari saya, kalian semua juga perlu belajar darinya." Ujar Dosen Zhang sambil memandang Luzhou dengan penuh rasa kagum. 

Namun, suasana kelas tiba-tiba menjadi hening. 

Bahkan tidak ada satupun yang berbicara. 

Luo Rundong membuka lebar-lebar matanya dan menatap balik ke arah Luzhou dengan rasa tidak percaya. 

Kedua bidang pelajaran….

Mendapatkan nilai sempurna? 

Nilai sempurna! 

Untuk sesaat, Luzhou merasa seperti menyalakan bubuk mesiu dan meledakkan panci di dalam kelas. 

"Ya ampun! Kakak Lu curang!" 

"Hebat, hebat!" 

"Bukan hebat lagi, itu namanya luar biasa hebat!" 

"Oh, ternyata bukannya karena ia tidak mampu mengerjakan soalnya, tetapi karena ia telah menyelesaikannya semua… ." 

Shishang dan Huang Guangming tidak mengangkat tangan mereka, tetapi Luzhou dengan segera menghindar dan memperingatkan. "Aku peringatkan kalian, jangan sentuh aku. Aku tidak melakukan apa-apa!" 

Huang Guangming lalu mengulurkan tangannya dan berbisik, "Ayolah, kakak Lu, marilah kita merayakannya." 

Shishang pun ikut menanggapi. "Ayolah, sobat." 

"Pergi!" Luzhou hanya membalas singkat. 

"..." 

Melihat suasana kelas yang kacau, Dosen Zhang tidak menyuruh para mahasiswa untuk diam. ia justru berjalan ke arah Luzhou dengan perlahan lalu berkata, "Tentu saja. Walaupun kamu mendapatkan nilai sempurna pada kedua bidang matematika, tetapi kamu jangan terlalu bangga dan harus tetap belajar dengan giat. Jika kamu ingin mencari pekerjaan setelah lulus, saya menyarankan padamu untuk mengambil kursus sebagai sarana untuk mengambil kesempatan. Jika kamu berencana untuk mengambil gelar pascasarjana, jangan lupa untuk mengikuti kelas bidang Z." 

Luzhou dengan rendah hati berkata, "Saya mengerti." 

"Baiklah kalau sudah mengerti." Kata Dosen Zhang sambil menganggukan kepalanya. "Ngomong-ngomong, mengapa saya tidak melihatmu dalam daftar kompetisi pemodelan matematika? Saya tahu bahwa kamu melakukan beberapa penelitian secara pribadi, tetapi kamu sepertinya mampu mengikuti atau mencoba untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional dengan nilai penghargaan yang tinggi seperti ini. Pendaftarannya belum diserahkan pada saya, jika kamu berminat, saya bisa mendaftarkan mu." 

"Saya sudah mendaftar, Profesor Tang yang mendaftarkan saya." Kata Luzhou. 

"Oh, baiklah." Balas Dosen Zhang sambil menganggukkan kepala lalu berkata, "Kalau begitu kamu harus berusaha dengan giat." 

"Terima kasih atas sarannya." Luzhou berkata sambil tersenyum. 

Ketika para mahasiswa sudah kembali tenang, Dosen Zhang berjalan kembali menuju ke podium. Ia berdehem dan menaruh tangannya di belakang, lalu kembali memulai kelas. 

Kabar mengenai Luzhou yang mendapatkan nilai sempurna adalah hal yang begitu mengejutkan. 

Itu karena soal ujiannya sangatlah sulit, tetapi Luzhou ternyata mampu mendapatkan nilai sempurna. Soal ujian tingkat tinggi dibuat oleh Profesor Tang! Dan semua mahasiswa merasa bahwa soal tersebut sangatlah sulit. Mereka tidak bisa menyelesaikan soal tersebut dalam waktu sembilan puluh menit! Namun Luzhou mampu mendapatkan nilai seratus di saat teman-temannya yang lain menyerah. 

Pada saat ujian berlangsung, Dosen pengawas membagikan soal ujiannya dengan segera dan pengawasan juga dilakukan dengan sangat ketat selama ujian berlangsung. 

Tidak mungkin ada mahasiswa yang bisa melakukan kecurangan. Apalagi jika dosen pengawasnya adalah Direktur Departemen, Profesor Lu. Tim pengajaran dan penelitian pasti sudah memasang kamera pengintai di dalam kelas. 

Ketika kamera pengintai dipasang, dapat diketahui dengan jelas siapa saja yang melakukan kecurangan. Hal ini membuat orang-orang yakin bahwa Luzhou mengerjakan sendiri ujiannya. 

Karena Dosen Zhang merasa tidak diperhatikan oleh para mahasiswanya, akhirnya ia memutuskan untuk membubarkan kelas. 

Begitu kelas selesai, Luzhou dikelilingi oleh sekelompok orang secara tiba-tiba. 

"Kakak Lu! Apakah kamu masih mencari anggota untuk bergabung dalam tim?"

"Kakak Lu, apakah kamu masih kekurangan anggota tim dalam pemodelan matematika? Aku bisa memakai pakaian perempuan dan menyamar jadi perempuan!" 

"Kakak Lu! Bolehkah aku ikut berpartisipasi untuk tahun depan? Bukankah aku pernah membelikan handuk untukmu?"

'Ya ampun, bisakah kalian tidak ribut? Itu benar-benar menjengkelkan!' 

Akhirnya Luzhou berhasil keluar dari kerumunan dan menuruni tangga tanpa tergelincir. 

Dosen Zhang hanya menatap para mahasiswanya yang tampak bersemangat sambil tersenyum. Pemandangan ini membuat hatinya pun menjadi bersemangat seperti anak muda, lalu ia mengambil tasnya dan pergi. 

Liurui kemudian mengambil tas bahunya. Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan untuk menghampiri ketua kelas. 

"Ketua kelas, mengenai hal kompetisi pemodelan matematika…bisakah kamu membatalkan pendaftaran ku?" 

"Sebelum mengajukan pendaftaran, kamu harus mencari pembimbing terlebih dahulu." Tianjun berkata dengan penuh perasaan. "Mengapa kamu membatalkannya? Bukankah kamu tinggal sekamar dengan seseorang yang sangat cerdas?" 

Liurui tersenyum dengan rasa enggan. Ia tidak berbicara sama sekali, karena memang tidak tahu harus berkata apa. 

Awalnya Liurui memang ingin mendaftarkan diri untuk kompetisi pemodelan matematika, hanya saja ia tidak ingin dibandingkan dengan orang lain. 

Dan sekarang…

Lawan yang membuatnya merasa curiga itu telah menjadi orang yang cerdas di pandangan orang lain. Liurui masih agak tidak percaya bahwa Luzhou bisa mendapatkan nilai sempurna pada ujian dan mengalahkannya.

Mungkin, lain kali jika ada seseorang yang menyebut kamar asrama nomor 201, orang-orang akan mengatakan, "Lirui, apakah kamu sekamar dengan mahasiswa terbaik?" Dan pastinya ada juga yang berkata, "Ya ampun! Kamu dan Luzhou itu sekamar rupanya!" 

Perbedaan nilai seperti ini benar-benar membuat Liurui tidak tahu apa yang ia rasakan. 

Sebenarnya ia masih berpikir untuk berpartisipasi dalam kompetisi nasional, karena orang lain pun juga ingin ikut berpartisipasi. 

Liurui menghela nafasnya. 

Ambisi yang sulit untuk diwujudkan tersebut pun langsung menghilang…