Setelah mendengarkan perkataan Profesor Tang, hati Luzhou pun menjadi bergejolak.
Ternyata Profesor Tang hanya memikirkan kepentingannya sendiri!
Lagipula siapa yang akan menyerahkan kerangka makalah yang sudah dikerjakannya dengan susah payah kepada orang lain? Itu akan sama saja dengan membuat kerja kerasnya menjadi sia-sia!
Setelah makan malam, Luzhou pun pergi ke perpustakaan. Ia meminjam buku yang terdapat di dalam daftar buku yang diberikan oleh sistem seperti buku Analisa Geometri, Persamaan Diferensial Biasa, Fungsi Nyata Variabel Kompleks, Analisis Fungsional, Topologi, dan Geometri Diferensial beserta beberapa buku lainnya.
Hampir sepertiga dari buku yang berada di daftar yang diberikan oleh sistem merupakan buku yang membahas tentang matematika.
Jika ia bisa membaca semua buku tersebut, ia pasti mampu mempelajari semua bidang yang perlu dipelajarinya selama menjadi mahasiswa S1.
Akan tetapi…
"Apakah 40 kapsul fokus cukup?" Tanya Luzhou pada dirinya sendiri, lalu melihat kapsul yang berada di dalam botol.
Ia menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk memikirkannya terlebih dahulu. Lagipula, ia harus terlebih dahulu menyelesaikan misi dari sistem.
Tetapi, bagaimana jika kapsulnya habis?
Luzhou akan memikirkan tentang hal tersebut di lain waktu, tidak sekarang.
Kemudian Luzhou memasukkan kapsul ke dalam mulutnya dan meminum seteguk air.
Karena ia pernah meminum kapsul tersebut sebelumnya, maka kini ia dapat memasuki kondisi fokus dengan cepat.
...
Hari pun telah berganti. Kini sinar matahari telah menyeruak masuk melalui jendela.
Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa tirai, terdengar pula suara jangkrik yang ada di luar jendela. Luzhou yang berbaring di atas meja perlahan-lahan membuka kedua matanya.
"Ah…" Luzhou merenggangkan otot-otot tubuhnya.
Lehernya terasa begitu sakit.
Tadi malam, kondisinya masih baik-baik saja sampai akhirnya ia hilang kesadaran. Ketika Luzhou tertidur, ia tidak mampu mengingat dengan jelas kejadian semalam. Ia hanya ingat bahwa semalam ia benar-benar mengantuk dan tiba-tiba tertidur di atas buku.
Ruang kelas untuk para peserta ujian pascasarjana tadi malam begitu sepi dan tidak ada satupun orang yang membangunkannya dan membuat Luzhou tertidur di sana semalaman.
'Sekarang jam berapa?' Pikir Luzhou.
Luzhou lalu menyentuh layar HP nya yang nyaris kehabisan baterai. Ia kemudian menjerit dengan panik.
"Sudah jam 11! Aku harus memberi kursus sore ini."
Ia menggerakkan kepalanya yang masih agak pusing setelah bangun tidur, kemudian pergi menuju kamar mandi.
Setelah air dingin menyiram wajahnya, Luzhou pun tersadar lalu kembali ke ruang kelas untuk duduk dan beristirahat sebentar. Setelah itu, ia mencoba untuk mengingat kejadian yang terjadi kemarin.
Ketika ia mengkonsumsi obat untuk pada pukul lima, sisa khasiat obat tersebut masih terasa untuk sementara waktu.
Luzhou sengaja meminum obat tersebut di tempat yang tidak terlalu banyak orang untuk menguji sampai sejauh mana efek dari kapsul fokus bisa bertahan.
Hasilnya pun tak terduga.
Luzhou menyadari bahwa ia tetap bisa fokus bahkan setelah lima jam meminum kapsul tersebut. Luzhou masih bisa fokus tanpa pengaruh dari kapsul fokus.
Namun, karena terlalu fokus, otak Luzhou merasa begitu terbebani dan membuatnya menjadi pusing bahkan hingga pingsan.
"Tampaknya khasiat dari kapsul fokus ini tidak selalu berlangsung selama lima jam. Khasiatnya bahkan bisa meningkat sebanyak 50%."
Luzhou berbicara kepada dirinya sendiri lalu kembali menguap.
"...Tampaknya, khasiat dari meminum kapsul ini hanya bisa dicapai jika mengkonsumsi obatnya sebelum begadang."
Luzhou lalu menggerakkan lehernya yang sakit. Ia kemudian menutup matanya dan memasuki ruangan yang ada di dalam sistem dan melihat daftar tugas.
[Kemajuan Tugas 2/30]
Sepertinya dua buku yang berjudul Aljabar Linier dan Geometri Analitik telah diakui oleh sistem bahwa Luzhou telah selesai membacanya, begitu juga dengan buku Persamaan Diferensial Biasa.
Luzhou harus mempertahankan kinerjanya dalam menjalankan misi agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
...
Setelah mengambil barang-barang yang berada di atas meja, Luzhou kembali menuju ke kamar asramanya untuk mandi dan mengganti baju. Kemudian, ia pergi menuju ke gerbang kampus setelah memesan taksi, lalu naik ke mobil tersebut dan pergi menuju ke alamat yang ada di kartu nama.
Musim panas di Jinling sangatlah panas. Hawa panasnya benar-benar tak tertahankan.
Karena ongkos transportasinya akan diganti, maka Luzhou pun memilih untuk memesan taksi daripada harus naik bus.
Tak lama kemudian, mobil yang ditumpanginya pun tiba di suatu tempat bernama Taman Bauhinia. Ia kemudian turun dari mobil dan berdiri di depan gerbang dengan perasaan gugup.
Tempat ini memang layak disebut sebagai sebuah taman, pemandangannya benar-benar sangat menakjubkan.
Selain itu, tempat ini terletak di dekat kawasan bisnis perkotaan. Untuk membangun sebuah taman yang lebih mirip dengan lokasi sebuah villa di tempat seperti ini pastilah tidak murah. Hanya orang-orang yang disebut dengan kalangan elit yang bisa tinggal di sini.
Membeli rumah di tempat seperti ini sama sulitnya dengan menghitung Bilangan Prima Mersenne ke-seratus satu juta demi membuktikan Hipotesis Bill.
Luzhou kemudian melihat ke arah penjaga pintu yang juga sedang menatapnya. Penjaga pintu tersebut seolah tak mengizinkan Luzhou untuk masuk karena tahu bahwa pemuda itu bukanlah penghuni yang tinggal di sini.
Luzhou kemudian menelepon Nona Yang dan beliau menyuruhnya untuk menunggu di depan pintu gerbang, yang pada akhirnya dibuka oleh penjaga.
Ia pun naik dengan menggunakan lift lalu membunyikan bel pintu. Tiba-tiba ia mendengar suara benda jatuh dan suara jeritan yang samar-samar di balik pintu.
"Kamu tidak memperdulikanku sama sekali, jadi jangan berpura-pura baik padaku!"
Prang!
Luzhou bisa mendengar suara tersebut.
Ya ampun…
Pekerjaan yang Luzhou ambil saat ini sepertinya tidak terlalu bagus.
'Apakah sebaiknya aku pulang sekarang?' Pikir Luzhou.
Tetapi, suara langkah kaki tiba-tiba terdengar di balik pintu pintu pun terbuka.
Dan Nona Yang pun muncul.
Luzhou agak terkejut saat melihat Nona Yang, karena wajah wanita itu yang terlihat tenang seolah tidak pernah bertengkar hebat dengan anak perempuannya.
Nona Yang kemudian berkata dengan suara yang tenang. "Guru Lu sudah datang. Silahkan memakai sandal yang ada di dekat pintu dan masuklah."
Ekspresi Luzhou masih terlihat agak terkejut, tetapi ia berusaha untuk tersenyum dengan ramah. "Tidak perlu memanggil saya Guru, cukup panggil saya dengan Luzhou saja."
"Sudahlah, pembimbing juga disebut sebagai Guru. Silahkan masuk."
Luzhou dapat melihat kalau ruang tamunya terlihat berantakan dan ada beberapa pecahan kaca.
Lalu Luzhou mengarahkan pandangannya pada pintu yang berada di sebelahnya. Pintu tersebut tertutup. Sepertinya itu adalah kamar adik sepupu perempuan Chen Yushan.
Nona Yang kemudian membawanya menuju ke ruang belajar dan mempersilahkan Luzhou untuk duduk.
"Tunggu sebentar."
Sebenarnya Luzhou agak ragu dengan pekerjaannya ini.
Karena itulah, Luzhou hanya tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Luzhou hanya datang untuk bekerja paruh waktu dan tidak ingin terlibat dalam masalah rumah tangga orang lain.
Nona Yang tidak mengatakan apapun, lalu beliau mengeluarkan sebungkus rokok.
"Apakah kamu merokok?"
"Saya tidak merokok." Jawab Luzhou.
Nona Yang menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa pun. Beliau lalu meletakkan kembali rokok tersebut, lalu menatap jam dinding dan berkata dengan suara yang terdengar begitu lelah.
"Mulai sekarang, kamu akan mengajari Han Mengqi dari pukul satu siang hingga enam sore. Buku dan lembaran soalnya, serta buku kursusnya ada di dalam ruangan belajar ini. Kamu hanya perlu mengajarinya matematika.
"Apakah ia baik-baik saja?" Luzhou bertanya dengan ragu-ragu.
Jika Han Mengqi tidak segera keluar dari kamarnya, maka kursusnya tidak akan bisa dimulai.
"Tidak apa-apa." Nona Yang mengambil sebuah kunci lalu menaruhnya di atas meja. "Ini kunci kamarnya."
Apa?
Apakah beliau benar-benar ibunya?
Ini adalah masalah serius!
"Saya rasa…
"Bagaimana menurutmu?"
"Tidak apa-apa…" Ujar Luzhou sambil menganggukkan kepalanya.
Ia sebenarnya ingin mengatakan bahwa hal ini akan menambah konflik di antara ibu dan anak tersebut, tetapi ia enggan ikut campur karena menganggap bahwa dirinya adalah orang luar.
Dan Luzhou percaya bahwa Nona Yang mengetahui hal tersebut.
Hanya saja…
Luzhou tidak tahu jelas apakah beliau memang tidak mempedulikannya atau tidak.
"Ini untukmu." Ujar Nona Yang kemudian berdiri. "Han Mengqi akan menjalani ujian akhir semester sebelum akhir bulan Juli. Jika nilai matematikanya mampu mencapai nilai seratus, maka saya akan memberikanmu kenaikan gaji pada bulan depan. Jika ia tidak mampu mendapatkan nilai delapan puluh, maka saya akan mempertimbangkan untuk mengganti Guru."
Setelah itu, beliau lalu keluar dari ruangan belajar tanpa menunggu jawaban dari Luzhou.
"Ngomong-ngomong masih ada sesuatu yang ingin saya katakan. Han Mengqi selalu mencoba untuk kabur dengan cara menyelinap keluar dari belakang. Saya minta tolong padamu untuk mengunci pintu dari luar. Apakah masih ada hal yang ingin kamu katakan?" Ujar Nona Yang.
"Tidak ada." Jawab Luzhou sambil menggelengkan kepalanya.
Lagipula, Luzhou akan pulang pada jam enam. Ia rasa tidak akan terjadi masalah.
Hanya saja…
Meskipun Luzhou adalah seorang guru yang direkomendasikan oleh keponakannya sendiri, tetapi apakah Nona Yang tidak khawatir meninggalkan anak perempuannya berdua saja dengan Luzhou di dalam satu ruangan?
Namun, setelah itu Nona Yang mematahkan semua keraguan yang ada di dalam diri Luzhou.
"Saya telah memasang sekitar selusin kamera CCTV di rumah ini. Jika kamu merasa bahwa hal itu mengganggu privasimu, silahkan katakan padaku."
Ketika Nona Yang mengatakan hal tersebut, Luzhou seolah merasakan suatu peringatan yang ditujukan kepadanya.
Tentu saja…
Bukankah Nona Yang adalah ibu Han Mengqi?
"Tidak ada yang ingin saya sampaikan."
Lagipula, Luzhou datang kemari hanya untuk bekerja paruh waktu sebagai guru les. Ia sama sekali tidak memiliki niatan lain.
Luzhou juga tidak ambil pusing dengan keberadaan kamera CCTV. Lagipula, ia sendiri sering beraktivitas di dalam ruangan yang memiliki kamera CCTV seperti di perpustakaan dan ruang kelas.
Namun Luzhou sekarang paham mengapa hubungan Nona Yang dan anaknya tidak harmonis setelah mendengar bahwa Nona Yang telah memasang begitu banyak kamera CCTV untuk mengawasi anaknya.