Setelah memberikan penjelasan, Nona Yang pun pergi meninggalkan rumah.
Ketika ia berdiri di depan pintu kamar Han Mengqi, Luzhou melihat kunci yang berada di tangannya dan berpikir sejenak. Akhirnya, ia memasukkan kunci itu ke dalam sakunya dan memilih untuk mengetuk pintu.
Tok——
Lalu samar-samar terdengar suara langkah kaki.
Sepertinya pintu itu telah dilempari oleh sesuatu seperti bantal.
"Pergi! Jika kamu berani masuk, aku akan memanggil polisi!"
Gadis ini benar-benar tidak bisa diatur….
Suara gadis itu terdengar dengan jelas.
Sementara itu, Luzhou hanya mengangkat bahunya. Ia sama sekali tidak merasa marah. "Aku tidak peduli. Kamu mau keluar atau tidak, gaji yang akan aku dapatkan masih tetap sama. Tetapi apakah tidak apa-apa jika mendapatkan gaji sebanyak seribu yuan untuk waktu lima jam?"
Akan tetapi, apakah ada orang yang bersedia jika mereka mendengar akan digaji seribu yuan?
Luzhou mencoba untuk mengganti posisinya, tetapi ia khawatir akan dianggap meremehkan keinginan orang kaya.
"Ah," ada suara desahan yang dingin terdengar dari dalam kamar. Han Mengqi lalu meninggikan suaranya dan berkata dengan nada acuh tak acuh. "Terserah kamu saja. Wanita itu memiliki banyak uang. Terserah ia mau mengeluarkan berapa banyak uang!"
Wanita itu…
Ketika Luzhou mendengar perkataan tersebut, ia menyadari bahwa hubungan di antara mereka sebagai anak dan ibu begitu jauh.
Luzhou tampak berdiri di depan pintu dan menunggu, tetapi gadis itu tak kunjung membukakan pintu. Luzhou kemudian kembali ke ruangan belajar dan membawa semua yang diperlukan untuk belajar, menuju ke ruang tamu.
Luzhou sudah lama tidak mempelajari pelajaran SMA, tetapi ia tidak masalah dengan hal tersebut, karena ia adalah mahasiswa terbaik.
Luzhou kemudian duduk di atas sofa sambil membaca buku materi pengajaran. Lalu tiba-tiba ia memperhatikan pecahan kaca yang berserakan di lantai sambil mengerutkan keningnya.
Masalah gangguan obsesif-kompulsif Luzhou pun kambuh lagi.
Setelah menghela nafas sejenak, Luzhou pun berdiri lalu menuju ke kamar mandi untuk mencari sapu. Ia akan membersihkan sampah yang ada di ruangan ini terlebih dahulu.
Namun ketika ia menaruh sapu, Luzhou mendengar suara teriakan dari kamar Han Mengqi yang tertutup.
"Ah——!"
Luzhou pun terkejut dan berpikir bahwa ada sesuatu yang terjadi. Tanpa berkata apapun, ia meninggalkan sapu dan bergegas menuju ke kamar gadis tersebut.
Luzhou lalu mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, ada sesuatu berwarna hitam yang tidak dikenal, sedang terbang ke arahnya.
Kecoa?
Luzhou menginjaknya secara tanpa tersadar dan terus berjalan ke dalam ruangan, lalu ia dengan cepat bertanya.
"Apa yang terjadi?"
Cahaya di dalam ruangan menjadi redup karena tertutup gorden.
Sulit dibayangkan bahwa ini adalah ruangan yang dihuni oleh perempuan, apalagi kamar seperti ini ada di apartemen kelas atas.
Kamar ini sama berantakannya dengan kamar Luzhou di asrama.
Buku-buku dan boneka tampak tersusun rapi di sudut ruangan, tetapi ada beberapa kantong bekas makanan yang tergeletak di atas lantai, beserta dengan sisa-sisa keripik kentang. Kalau ruangannya kotor seperti ini, maka tidak heran ada kecoa di sini.
Rambut panjang Han Mengqi terlihat acak-acakan. Gadis itu tampak sedang duduk meringkuk di atas tempat tidur. Ia menggigit bibirnya hingga membiru. Gadis itu memakai piyama longgar dan wajahnya tampak begitu tegang karena ketakutan, seolah ia sedang bertemu dengan hantu.
"Mati, mati…"
"Mati?"
"Apakah sudah mati?" Tanya Han Mengqi seraya melihat ke bawah tempat tidurnya dengan tatapan ketakutan. Ia ingin beranjak turun dari tempat tidur tetapi tidak berani.
Luzhou sempat kebingungan dengan pertanyaan barusan, namun ia kemudian paham.
"Maksudmu…kecoanya?"
Han mengqi lalu mengangguk dengan gugup.
"Sudah mati, ada di sini." Jawab Luzhou seraya menunjuk ke lantai.
Ia pikir ada sesuatu yang terjadi, ternyata itu serangga.
Kecoa itu tidak cukup jika hanya diinjak sampai mati.
Kenapa?
Setelah mendengar bahwa kecoa itu sudah mati, Han Mengqi pun merasa lega.
Han Mengqi kemudian mengalihkan pandangannya pada Luzhou dan menatapnya benci. Gadis itu lalu mengeluarkan HP nya dan berkata, "Siapa yang membiarkanmu masuk tanpa izin? Cepat keluar! Kalau tidak, aku akan menghubungi polisi! Mengapa kamu tiba-tiba menyalakan lampu? Kamu ini benar-benar tidak sopan!"
Han Mengqi memprotes keras ketika lampu kamarnya tiba-tiba menyala, ia bahkan sampai harus mengangkat lengannya dan melindungi matanya.
Sementara itu, Luzhou sama sekali tidak menghiraukannya. Pemuda itu kembali menuju ke kamar mandi untuk mengambil sapu.
Selain kantong makan yang berada di lantai, ia juga membersihkan kolong tempat tidur dan sudut kamar satu per satu.
Kamar ini benar-benar kotor dan menakutkan.
Ketika Luzhou melihat tumpukkan sampah, ia menyeka abu yang berada di dahinya dan tiba-tiba berseru, "Ada begitu banyak makanan kecil di dalam kamar, kamu akan mengundang banyak serangga!"
Han Mengqi yang duduk di atas tempat tidur dengan muka yang memerah kemudian berkata, "Kamu tidak usah ikut campur!"
Luzhou kemudian menatap gadis itu dan mengalihkan pandangannya pada makanan kecil yang berada di dalam kotak. Ia lalu bertanya, "Kamu tadi siang makan apa?"
"..."
Gadis itu mendengus dan tidak mengatakan apapun.
Luzhou pun tidak mengatakan apapun, ia lalu mengikat kantong sampah dan membalikkan badan kemudian berjalan keluar dari kamar Han Mengqi. Pemuda itu tak lupa untuk menutup pintu dengan perlahan.
Ketika melihat pintu kamarnya kembali tertutup, Han Mengqi menjadi sedikit terkejut. Genggaman tangannya pada bantal pun melongar. Ia tak menyangka bahwa ibunya akan memanggil seorang guru kursus yang 'berkomitmen' dengan begitu cepat. Sebenarnya Han Mengqi berencana untuk melakukan konfrontasi jangka panjang, tetapi sekarang ia tidak berminat untuk melakukannya.
Ketika ia kembali ke ruang tamu, Luzhou kembali membuka Buku Materi Pengajaran Matematika SMA Wajib.
Di atas meja itu bukan hanya ada materi pengajaran, tetapi juga data pengajaran serta lembaran ujian bulan lalu. Dari lembaran ujian tersebut, Luzhou bisa tahu bahwa nilai matematika Han Mengqi memang kurang baik.
Bahkan soal ujian yang bernilai 150 poin pun tidak lulus. Nilai tertinggi yang berhasil Han Mengqi dapatkan hanyalah 80 poin.
Dengan nilai tersebut, Han Mengqi akan kesulitan jika sudah menjadi mahasiswa nanti.
Namun, Han Mengqi memiliki nilai bahasa yang cukup bagus. Luzhou pun melihat karangannya dan berpikir bahwa tulisan gadis itu sangat bagus. Sedangkan untuk nilai Bahasa Inggris, meskipun tidak begitu tinggi, tetapi nilainya masih berada di atas 120 poin. Sedangkan untuk mata pelajaran fisika dan kimia, benar-benar tidak terlalu baik.
"Ia tidak cocok mempelajari ilmu eksak, tetapi sepertinya ia sangat bagus dalam mata pelajaran bahasa dan seni."
Luzhou lalu menggeleng-gelengkan kepalanya seraya mengambil pena dari meja dan mulai menulis.
Matematika SMA itu tidak begitu sulit, karena tidak membahas transformasi kompleks, melainkan berdasarkan dari perspektif jumlah pengetahuan.
Untuk mempelajari pengetahuan dasar wajib, dibutuhkan waktu 40 jam pelajaran. Sedangkan untuk mempelajari matematika tingkat tinggi, akan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi.
Ini juga merupakan alasan mengapa siswa SMA mampu mendapatkan nilai bagus, tetapi ketika kuliah mereka mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Hal itu karena dosen akan lebih cepat dalam memberikan penjelasan daripada guru di SMA.
Kemampuan matematika dasar Han Mengqi masih kurang, tetapi menurut Luzhou, hal itu masih bisa diperbaiki.
Lagipula, ujian itu bukan kompetisi, tetapi untuk menguji kemampuan diri sendiri.
Jika bisa mempelajari matematika dasar dengan tekun, yang awalnya tidak mampu mendapatkan nilai 140, pasti bisa mendapatkan nilai 120.
Empat tumpukkan buku pelajaran wajib terlihat menakutkan, tetapi sebenarnya semua buku itu mencakup sebagian besar poin pengetahuan, setidaknya bagi Luzhou yang tadi malam membaca buku Geometri Analitik sampai selesai.
Pertama-tama, Luzhou ingin menguraikan garis besar dan merangkum semua poin pengetahuan dari empat buku tersebut.
Singkatnya, tidak peduli seberapa buruk sikap muridnya, Luzhou merasa bahwa ia berkewajiban untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik.
Luzhou hanya ingin mendapatkan gaji 200 Yuan dalam waktu satu jam. Meskipun ia tidak memiliki pengalaman sebagai guru kursus, tetapi ia tahu bahwa jumlah gajinya lebih tinggi daripada biasanya.
Tak terasa, waktu pun terus berlalu.
Sekitar pukul setengah lima, Luzhou merenggangkan otot pinggangnya lalu berdiri dan menggerakkan pundaknya yang agak kelelahan.
Ia kemudian tersenyum saat melihat kertas A4 yang tertulis di atas meja teh.
Meskipun awalnya agak merepotkan, tetapi setelah selesai ia merasa begitu lega seolah telah mencapai suatu pencapaian tertentu..
Sebentar lagi sudah pukul enam.
Dengan hasil seperti ini, pekerjaan hari ini dapat dianggap selesai.
Lalu tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu, dan muncul sosok mungil yang keluar dari dalam kamar.
Luzhou mendongak dan melihat bahwa Han Mengqi telah mengganti piyamanya dengan kaos oblong dan celana jeans, tetapi rambut panjangnya masih terlihat berantakan.
Luzhou baru sadar bahwa gadis itu terlihat lebih mungil daripada yang ia lihat saat sedang duduk di atas tempat tidur.
Tubuh Han Mengqi benar-benar mungil, sangat berbeda dengan kakak sepupu perempuannya.
"Lihat, lihat apa yang telah aku lakukan. Aku telah menghubungi polisi."
Sementara itu, Luzhou hanya menghela nafas dan berkata, "Jangan mengancamku. Aku tidak melakukan apa-apa, kamu perlu memberitahu alasan mengapa kamu menghubungi polisi. Kamu harus ditahan jika membuat laporan palsu, kamu harus memikirkannya baik-baik."
"..."
Han Mengqi menggigit bibirnya dan terdiam setelah mendengar ucapan Luzhou barusan. Gadis itu lalu berbalik dan pergi menuju ke kamar mandi.
Ketika pintu kamar mandi itu tertutup, Luzhou tiba-tiba merasa cemas.
Apa yang telah aku katakan hingga membuatnya keluar kamar?
Tak lama kemudian, terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Han Mengqi yang selesai mencuci mukanya pun berjalan keluar dengan wajah yang tegang.
Ketika gadis itu melintasi ruangan tamu, ia tiba-tiba memperhatikan barang-barang yang berada di atas meja teh, lalu mengerutkan keningnya dan berkata. "Apa ini?"
"Apakah kamu masih ingat buku materi mu sendiri? Sudah berapa lama kamu tidak menyentuh buku ini?"
"Itu bukan urusanmu." Balas Han Mengqi lalu pergi menuju ke dapur.
"Ibumu akan segera kembali, apakah kamu mau menunggunya untuk makan bersama?" Tanya Luzhou seraya bersandar di atas sofa dan mengangkat kakinya. "Aku rasa karena kalian semua adalah satu keluarga, jadi lebih baik duduk dan makan bersama."
Han Mengqi kemudian menengok ke belakang dan tersenyum dingin pada Luzhou.
Dari senyumannya, ia tidak terlihat seperti anak berusia enam belas atau tujuh belas tahun.
"Menunggunya? Apakah dia belum memberitahumu?"