Keesokan harinya, Luzhou beranjak turun dari tempat tidur lalu mencuci muka dan pergi untuk sarapan.
Di perjalanan, ia secara kebetulan bertemu dengan Lin Yuxiang dan seorang pemuda tinggi yang terlihat aneh.
Keduanya berjalan bersama sambil tertawa dan berbincang-bincang. Hubungan mereka tampaknya sangat dekat, bahkan sampai berpegangan tangan.
Lelaki itu menyeret kopernya, ia sepertinya hendak pulang menggunakan kereta api cepat.
Luzhou pun enggan menyapa untuk menghindari perasaan canggung. Ia hanya menghela nafas dalam hati dan terdiam menatap Wang Xiaodong selama setengah detik.
Tentu saja, ternyata dugaannya benar. Wang Xiaodong dan Lin Yuxiang memang menjalin hubungan.
Ketika ia berjalan perlahan menuju ke pintu gerbang kampus, Luzhou mengeluarkan telepon genggamnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan jam sembilan tepat.
Tidak jauh dari sana, ada sosok yang tampak cantik sedang berdiri di bawah pohon phoenix yang berada di dekat pintu gerbang. Sosok itu melambaikan tangan padanya sembari berkata, "Di sini."
Setelah ia memperhatikan bahwa itu adalah Chen Yushan, Luzhou pun menghampirinya.
Hari ini penampilan Chen Yushan terlihat berbeda dengan yang biasa Luzhou lihat saat mereka di perpustakaan. Penampilan Chen Yushan sekarang terlihat begitu berbeda.
Tidak hanya kacamatanya yang diganti dengan lensa kontak, tetapi poninya juga terlihat lebih terlihat modis. Ia mengenakan kaos dan celana jeans pendek dan sepatu sandal berwarna putih.
Ketika melihat Luzhou yang mendekat, Chen Yushan pun berseru, "Akhirnya kamu datang juga."
Sepertinya Chen Yushan sudah menunggu lama di depan pintu.
"Hei, bukannya jam sembilan?" Tanya Luzhou.
"Rupanya kamu benar-benar datang! Kamu benar-benar mengagumkan!" Kata Chen Yushan.
Di dalam hati Luzhou, ia ingin mengatakan, 'karena tidak begitu jauh, mari kita jalan bersama.' Akan tetapi setelah memikirkannya, ia mengurungkan niatnya untuk mengatakan kalimat tersebut.
Setelah beberapa saat, mobil telah tiba dan mereka duduk bersama di kursi belakang.
Karena Luzhou belum pernah menjadi seorang tutor matematika, akhirnya ia mencoba bertanya pada Chen Yushan. "Apakah sepupumu mempelajari ilmu seni liberal atau sains? Bagaimana dengan nilai pelajarannya?"
Chen Yushan berpikir sejenak lalu berkata, "Ia mempelajari sains, tetapi nilai matematika, fisika, kimia, dan biologinya tidak begitu bagus."
Kalau begitu, hanya tersisa ilmu bahasa China dan bahasa inggris.
Luzhou kemudian bertanya, "Mengapa ia tidak mempelajari ilmu bahasa atau seni?"
Pertanyaan Luzhou barusan cukup membuat Chen Yushan terkejut.
"Aku tidak tahu."
Setelah berbincang-bincang sejenak, mereka berdua akhirnya tiba di tempat tujuan. Keduanya lalu turun dari bus dan berjalan menuju kafe yang berada di sudut.
Kafe tersebut tampak sangat elegan, baik perabotannya atau tempat duduknya. Karena masih pagi, belum begitu banyak orang yang datang dan masih banyak tempat duduk yang kosong.
Chen Yushan masuk bersama Luzhou dan berjalan lurus menuju ke belakang kafe.
Di ujung jalan yang berada di dekat rak buku, ada seorang wanita dewasa yang kelihatannya baru berusia 30-an sedang duduk di kursi. Rambut hitamnya tergerai dengan anggun di belakang kepalanya. Wanita itu tampak memegang sebuah buku dan membacanya dengan tenang. Jika dilihat dari caranya berpakaian, sepertinya wanita itu memiliki selera yang bagus.
Luzhou bisa merasakan bahwa wanita itu memiliki aura yang kuat. Sepertinya wanita itu memiliki status sosial yang tinggi. Wanita itu terlihat seperti seorang pengacara atau seorang manajer perusahaan, atau mungkin seorang bos.
Dan umurnya yang sebenarnya pastinya lebih tua daripada penampilannya.
Ketika mereka bertemu, Chen Yushan menyapanya dengan ramah dan memperkenalkan Luzhou yang berada di sampingnya. "Bibi, ini Luzhou yang aku bicarakan waktu itu. Ia merupakan mahasiswa terbaik, terutama dalam bidang matematika. Ia pasti bisa mengajar matematika."
Wanita itu menganggukan kepalanya dan tersenyum pada Chen Yushan, lalu menatap Luzhou dan menyapanya. "Halo."
"Halo." Balas Luzhou dengan sopan.
"Jangan hanya berdiri, ayo duduk." Suruh bibi Chen Yushan sambil tersenyum ramah. "Mau pesan apa?" Tanyanya kemudian.
Chen Yushan pun membalas. "Aku mau secangkir besar moka."
"Saya mau air putih saja sudah cukup." Kata Luzhou dengan sungkan.
"Tidak usah begitu sungkan." Kata bibi Chen Yushan sembari tersenyum lalu menekan tombol yang berada di atas meja dan memesan pada petugas. "Segelas moka dan segelas kopi Americano."
Setelah itu, bibi Chen Yushan kembali mengalihkan pandangannya kepada Luzhou. "Americano di toko ini tidak terlalu pahit, rasa coklatnya kuat, aku sarankan padamu untuk mencobanya."
Tampaknya bibi Chen Yushan adalah wanita dengan kontrol diri yang kuat dan terbiasa mengatur semuanya dengan kehendak beliau sendiri.
Sulit dibayangkan bahwa anak yang dididik oleh orang seperti beliau bisa mendapatkan nilai yang begitu buruk.
Luzhou tampak berpikir sejenak kemudian berkata, "Kalau begitu… baiklah."
Bibi Chen Yushan tampak tersenyum. "Benar-benar pantas disebut sebagai seorang mahasiswa Universitas Jinling, perkataanmu benar-benar sopan. Apakah kamu berasal dari jurusan sains?"
"Saya berasal dari Departemen Matematika."
Wanita itu kemudian tanpa sadar menatap Luzhou, tetapi beliau tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengambil secangkir kopi lalu meminumnya. Kemudian beliau mengambil kartu nama dari dalam tas dan menaruhnya di atas meja. Beliau mendorongnya dengan perlahan dengan jari telunjuknya ke arah Luzhou.
"Ini kartu namaku."
Luzhou mengambil kartu nama tersebut tanpa rasa curiga, lalu ia merasa terkejut.
Yang Danyun, Ketua dan Manajer Umum Yali Fashion Co., Ltd, informasi kontak: XXXX...
Sekalipun ia belum pernah mendengar apa itu Yali Fashion, tetapi ia tahu bahwa posisi Ketua dan Manajer Umum adalah jabatan yang tinggi.
Apakah itu mungkin bagi seseorang untuk memegang dua posisi secara bersamaan dalam suatu perusahaan? Pasti sangat sibuk, bukan?
"Maafkan saya… saya tidak punya kartu nama."
"Tidak masalah, aku mengerti. Kamu bisa menyimpan nomor WeChatku." Kata Yang Danyun.
Luzhou lalu segera mengeluarkan telepon genggamnya dan menyimpan nomor WeChat Yang Danyun yang ada di kartu bisnis beliau.
Pada saat mereka sedang berbincang, ada seorang pelayan yang datang sambil membawa nampan dan meletakkan dua cangkir kopi di atas meja.
"Shan Shan sudah memberitahumu mengenai masalah gaji. Aku yakin kamu pun sudah tahu." Kata Yang Danyun seraya menyilangkan kaki kanannya di atas lutut kaki kiri. Ia kemudian meneruskan kalimatnya. "Satu jam biayanya dua ratus Yuan dan biaya transportasi diganti setiap bulan. Lesnya setiap hari Sabtu dan Minggu jam satu siang, dan selesai sekitar jam enam sore. Apakah ada yang ingin ditanyakan?"
Karena Luzhou sudah menyimpan nomor WeChatnya, maka ia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak ada."
"Bagus. Kalau begitu, besok kamu sudah boleh datang untuk mengajar. Aku sudah menuliskan alamatnya di belakang kartu nama. Kamu bisa datang sendiri atau meminta tolong Shan Shan untuk mengantarmu." Kata Yang Danyun.
Jadi semuanya sudah diatur?
Luzhou sedikit tidak bisa mempercayainya.
Karena Luzhou belum pernah mengajar siapapun sebelumnya, ia berniat untuk bertemu dengan calon siswanya untuk bertanya apakah siswa tersebut bersedia diajar olehnya.
Ketika melihat Luzhou tampak ragu, Yang Danyun lalu menyesap kopinya dan berkata dengan pelan. "Karena kamu adalah kandidat yang yang direkomendasikan oleh oleh Shan Shan, aku yakin ia tidak akan merekomendasikan seseorang yang tidak kompeten. Dan karena kamu belajar di Universitas Jinling, aku harap kamu memiliki gaya pembelajaran yang berbeda. Aku tidak suka menunda-nunda, jadi lebih baik kamu segera mengambil keputusan. Jika kamu tidak dapat melakukannya dengan baik, kamu bisa mengubahnya nanti."
Luzhou ingin tahu bagaimana kriteria yang menentukan bahwa hal ini tidak dilakukan dengan baik?
Tetapi setelah ia memikirkannya, pada akhirnya ia tidak menanyakan pertanyaan apapun. Ia kemudian berkata dengan yakin. "Anda tidak perlu khawatir, saya pasti bisa melakukannya."
Kemampuan dasar yang dibutuhkan oleh seorang pedagang adalah mendapatkan kepercayaan pelanggan. Hal pertama yang dilakukan untuk meyakinkan pelanggan yaitu tidak menanyakan banyak pertanyaan, tetapi melakukan apa yang seharusnya bisa dilakukan.
Hal ini dipelajari oleh Luzhou ketika ia bekerja paruh waktu untuk memasang router.
Yang Danyi tersenyum dan menganggukkan kepala. "Aku merasa lega setelah mendengar perkataanmu."
Setelah itu, beliau melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Beliau kemudian meraih HP nya dan menaruhnya ke dalam tas.
"Aku sebentar lagi harus menghadiri rapat, jadi aku harus pergi ke kantor terlebih dahulu."
"Sampai jumpa, Bibi."
"Ah…sampai jumpa lagi, Nyonya Yang."
Setelah Nona Yang pergi, Chen Yushan pun tertawa dan melihat Luzhou. "Apakah kamu hampir memanggilnya Bibi?"
"Iya." Luzhou mengakuinya dengan jujur.
Chen Yushan kemudian berujar dengan santai. "Sebenarnya, memanggilnya dengan sebutan Bibi bukanlah hal yang salah, karena bibi memang sudah berusia empat puluh tahun."
Luzhou hanya menganggukkan kepalanya, tanda bahwa ia mengerti.
Secara umum, wanita yang suka merias diri dan melakukan perawatan tubuh biasanya sangat sensitif dengan masalah usia.
Demi pekerjaan dengan gaji sebesar 200 Yuan ini, Luzhou harus berhati-hati ketika memanggil Yang Danyun.
Luzhou kemudian bertanya pada Chen Yushan. "Lalu apa yang selanjutnya kita lakukan? Di sini sampai jam dua belas siang lalu makan siang?"
"Kamu juga boleh menunggu di sini sambil makan." Chen Yushan berkata sambil tersenyum. "Tapi kalau kamu ingin menunggu di sini juga tidak apa-apa. Atau lebih baik kita keluar dan berjalan-jalan? Terserah kamu saja, makan siang bersama juga boleh."
Kalau begitu... sebaiknya tetap di sini saja.
Sepertinya hidangan di sini agak mahal dan ia tidak mampu untuk membelinya.
Luzhou lalu diam-diam mengambil buku yang ada di rak buku di sampingnya dan duduk di kursi untuk membacanya.
Chen Yushan memegang pipinya sambil menatap Luzhou. Ketika ia melihat Luzhou tidak bereaksi sama sekali, ia dengan tidak sabar berkata, "Apakah kamu tidak punya kegiatan lain selain membaca buku?"
"Lalu mau bagaimana lagi?" Balas Luzhou.
Tampaknya tidak ada kegiatan lain bagi Luzhou untuk menghabiskan waktu.
Chen Yushan memalingkan pandangannya dan melihat ada dua orang yang duduk di sebelah kursinya. Tiba-tiba, matanya terbelalak lalu ia berdiri dan berkata, "Kamu tunggu di sini, aku akan segera kembali."
Setelah itu, Chen Yushan kemudian pergi ke meja depan kafe.
Ketika Luzhou sedang memikirkan tentang apa yang hendak Chen Yushan lakukan, tiba-tiba gadis itu kembali.
Ketika ia kembali, tangannya sudah memegang papan catur. Chen Yushan kemudian menaruhnya di atas meja. Gadis itu menarik-turunkan alisnya sembari berkata, "Ayo kita bermain catur. Aku membiarkanmu untuk mulai duluan."
Sementara itu, Luzhou hanya terdiam melihat kelakuan Chen Yushan yang tiba-tiba mengajaknya bermain catur.