Chereads / My Dream in Another World is Real ? / Chapter 8 - Aku hanya memilih-mu "

Chapter 8 - Aku hanya memilih-mu "

Dulu ada seorang anak laki - laki yang dijuluki si lemah yang tak berguna, dia sering di bully oleh teman - teman sebayanya. " Hei ! Jangan ganggu dia ! " Seorang anak perempuan menghampiri anak laki - laki itu. " Jangan membullynya terus, kasihan dia ". " Kau ingin melindungi si lemah ini ? Apa kau bodoh ? " Anak perempuan itu langsung memukul anak yang sebaya dengannya dengan keras. " Rasakan itu ! ", Kemudian anak - anak sebaya itu pergi lari ketakutan dan akan itu berkata " apa kau tidak apa - apa ? " Dengan tersenyum dan mengulurkan tangannya. " Aku tidak apa - apa, tapi apa tidak apa - apa kalau kau menolongku ? ". " Kau itu temanku, dan aku sudah memilihmu untuk menolongmu " tersenyum. Benar aku yang sekarang mungkin sudah bisa melindungi anak perempuan itu, dan juga aku pasti dapat memukul balik musuh yang kuat.

" Kau mau kemana pagi - pagi begini hans ? " Sembari memasak sarapan

" Aku mau olahraga pagi " sembari membersihkan perisai dan pedangnya

" Dengan zirah itu ? "

" Yup, agar pertahananku makin kuat, aku harus olahraga dengan zirah ini " tersenyum

" Kalau kau tak keberatan, silahkan membawa bekal roti dengan isi telur daging didalamnya " memberikan bekal

" Terima kasih ya Restia, pantas arlan menyukaimu " tersenyum lebar

" Bu-bukan itu juga yang menjadi pemicunya " tersipu malu

Hans langsung pergi meninggalkan rumah dan restia kembali Menyiapkan sarapan. Aku pun turun dari tempat tidur dengan rambut yang agak berantakan.

" Pwagi restia " setengah mengantuk

" Ah, kamu sudah bangun ?. Aku sudah buat sarapan pagi untuk mu dan tiane "

" Sepertinya baunya enak " memeluk restia dari belakang

" Umm arlan, apa tidak apa - apa kalau begini pagi - pagi ? " Tersipu malu

" Tentu saja tidak apa - apa, lagi pula hanya ada kita saja dibawah " berbisik

" Jangan begitu, aku ada disini loh " Tiane duduk dimeja makan

" Tiane?! " Keduanya

" Kalian ini, masih pagi sudah macam - macam. Apa kalian tau malu ? " Meminum teh hangat

" Sudah! Ayo kita sarapan ! "

Kami pun melakukan sarapan pagi dengan seksama, terutama Tiane yang ingin pergi mencoba memanjat ke level 25 bersama grup SMPnya. Kalau aku mungkin akan pergi latih tanding di guild Aesir, guild aesir terkenal dengan macam - macam petarung yang cukup kuat, apalagi class para pemain veterannya. Bisa dibilang mereka adalaj juara Arena berturut - turut di dalam game ini.

" Kalau begitu, aku pergi dulu sebentar ke guild aesir untuk latih tanding dengan teman lamaku " mencuci piring kotor

" Apa perlu aku antar ? "

" Tidak usah, lagi pula kau harus menaikan level sihirmu bukan ? " Merapihkan beberapa piring

" Memang sih, apa lama ? "

" Tidak. Aku cuman mau lihat gaya bertarung dari masing - masing class yang ada disana "

" Baiklah, hati - hati ya "

Aku pun langsung beranjak dari rumah, untuk pergi menuju ke guild aesir yang terletak di kota arah utara, mereka disana memiliki desa tersendiri untuk para anggota tinggal dan latihan.

" Permisi maaf, aku dari guild Sirts ingin bertemu dengan seseorang di dalam guild aesir. Untuk tanda pengenal aku akan letakkan di pos pengawasan " memberikan status card

" Arlan, ah kau itu temannya perempuan gila itu ? "

" Jangan sebut dia begitu, lagi pula dia merupakan perempuan hebat di dalam sini "

" Baiklah silahkan masuk Arlan, selamat datang di Guild Aesir "

Ternyata, guild nya tidak terlalu buruk, banyak macam - macam rumah dan pemandian umum yg tersedia, bahkan untuk ukuran rumah bagi para pemain cukup besar untuk ditinggali 1 orang.

" Permisi, untuk tempat latih tanding antar guild dimana ya ? "

" Ah, kebetulan aku kau ke -. Arlan ?! " Seorang perempuan berambut hitam menoleh dan mengenali diriku

" Listal ?! " Dia adalah Listal Von Seuresh, anak perempuan yang kukenal di SMP ku dulu, dia menyukai hal - hal imut. Apalagi kalau soal pakaian, dia mungkin ratunya pakaian

" Ya, benar ini aku. Ternyata kau sudah sebesar ini dengan terakhir aku lihat kau di SMP "

" Dan kau masih sama saja pendek seperti waktu itu " tertawa

" Jangan menyebutku pendek, begini - begini aku ini ketua Guild Aesir loh. Seharusnya kau berterima kasih padaku bisa latih tanding " menyombongkan diri

" Ah.. benar juga ya.. hore.. aku bisa latih tanding "

" Harus yg benar ! "

Aku dan Listal langsung menuju ke arena guild untuk latih tanding antar pemain.

" Ternyata arenanya cukup besar juga ya.. tidak seperti di kota " terkejut

" Tentu saja, ini semua berkat Listal si hebat yang dapat menghasilkan uang dengan cepat " tersenyum

" Kalau tidak salah si kacamata boncel itu ada disini ya ? "

" Ah Nene ? Ya.. dia memang disini tapi saking kecilnya aku jarang melihat nya "

" Siapa yang kau bilang boncel ?! "

" Nene !? " Keduanya

Dia adalah Lestiana Nene, anak yang pernah satu kelas denganku juga di SMP, dia memang kecil karena itu dia sering dipanggil kacamata Boncel karena kacamatanya juga lumayan cukup besar

" Jadi apa yang kau inginkan di Aesir Arlan ? "

" Aku cuman mau mengamati sistem bertarung disini, mungkin saja aku bisa mendapatkan beberapa teknik baru yang bisa kukembangkan "

" Mencuri ya.. " melirik jahat

" Bisa dibilang begitu, tapi aku tidak ingin melakukan itu.. hanya sekedar melihat kok tenang saja boncel "

" Aku tidak boncel ! "

" Ah kalian sudah berkumpul ? Listal, Nene dan Arlan bukan ? "

" Benar, tapi kau bisa tau dari mana namaku ? "

" Ah Mohon izin memperkenalkan diri, namaku Mark Zen dan dia adalah Ruth Bouger "

" Salam kenal ya kalian berdua "

" Baiklah Ruth dan mark kalian bisa memulai, kalau bisa salinglah membunuh jangan tanggung - tanggung untuk latihan ini ya.. " Listal tersenyum

" Oi! Listal apa kau yakin!? Menyuruh mereka begitu " kaget

" Ah apa aku salah ?, Kalau kau membantah perintahku.., maka kau boleh pergi kok " melihat kearah arlan dengan tatapan membunuh

" Kalau begitu aku akan diam "

" Bagus, begitu saja " mengelus kepala Arlan

" Ternyata kau sudah berubah ya.. Listal "

" Tidak - tidak, aku hanya mengeluarkan auraku saja kok. Kalian bisa mulai ya.. " mark dan ruth sudah siap bertarung

" Tapi apa kau yakin ? Anak buahmu menghilang "

" Tenang saja, aku percaya pada mereka berdua "

" Arghhhh !!! Rasakan ini Ruth ! Slice Header ! "

" Ugh ! "

" Dampak yang cukup besar pada Ruth dari serangan mark "

" Kau tidak tau ruth seperti apa kan ? "

" Akhh! Kenapa tubuhku tidak bis..- "

" Rasakan itu Self Breaker ! "

" Itukan! Buff yang diberikan ketika musuh menyerang dan mendapatkan impact balik 5% dari serangan aslinya bukan ? "

" Maka dari itu, jika kau bertemu lawan seperti ruth. Kau harus bisa melakukan scanning seperti Nene "

" Scanning ya.. kalau begitu mungkin aku akan ambil skill scanning nantinya "

" Kalian sudah cukup, kalian luar biasa "

" Arlan ! " Seorang anak perempuan mendatangi Arlan

" Restia !? "

" Kau bilang hanya sebentar, tapi kau lama sekali loh dan oh. Ternyata ada perempuan lain ya.. Arlan.. " senyum jahat

" Dia hanya teman kok aku berani jamin itu padamu Restia " memohon pada restia

" Kalau begitu malam nanti disaat festival aku mau kau berdansa denganku. Karena aku sudah memilihmu ! "

" ( Kata - kata itu kan ! ) "

" Hey arlan apa kau dengar ?! " Mendekati

" Ah aku dengar, baiklah aku akan menemani mu berdansa nanti malam "

Aku dan Restia bergegas menuju kerumah untuk langsung berganti pakaian pergi ke festival.

" Wah kau pantas sekali dengan gaun itu restia "

" Benarkah ?, Tapi ini sedikit terbuka " malu

" Tenang saja, pasti arlan suka dengan gaunmu " tersenyum

Aku pun menunggu restia dibawah bersama dengan Hans yg sudah rapih dengan tuxedonya.

" Hans, apa aku terlihat pantas ? Dengan setelan kemeja ini ?, Kau kan menggunakan tuxedo mungkin lebih layak datang kesana " tidak percaya diri

" Apa yang kau bicarakan ?, Kau pantas dengan itu. Restia pasti suka dengan itu aku berani jamin itu 100% " mengacungkan jempol

" Baiklah ayo berangkat " tiane dan restia turun dari tangga

" Woahhh " terpukau dengan restia

" Hey - hey kalian kenapa melihatnya sampai seperti itu ? Apa ada yang salah dengan restia ? "

" Dia cantik " keduanya

" Sudah - sudah ayo kita berangkat ! " Mendorong arlan dan hans kedepan pintu

Kami pun langsung pergi ke tempat festival itu berada. Malam ini benar - benar akan menjadi malam yang cukup membuat kenangan indah. Apalagi dengan dansa romantis dengan perempuan yang kusukai, pasti lebih berkesan.

" Arlan.. "

" Iya ? Ada apa restia ? "

" Aku tidak yakin dapat berdansa dengan baik "

" Tenang saja, aku juga tidak bisa. Kita pelan - pelan saja ya.. restia " senyum

" Iya "

Aku dan restia langsung mengambil tempat untuk berdansa romantis, dansa pun dimulai dengan perlahan. Aku belum terlalu bisa dansa, dengan latar belakangku seorang pemain game akut. Mungkin ini sesuatu hal yang cukup sulit ketimbang restia yang latar belakangnya adalah perempuan elit.

" Bagaimana dansanya ? "

" Aku suka, sangat suka "

" Lain kali, aku ingin dansa lagi denganmu "

" Aku tunggu itu " menyenderkan kepala ke pundak Arlan

" Kuharap ini selalu terus terjadi.. "

" Iya.. "