Seorang pemuda dengan rambut perak yang berantakan. Berpakaian pakaian hangat yang dilapisi oleh jaket biru yang terdapat bulu putih disekitaran kerah lehernya. Celana hitam panjang dengan sedikit sobekan, dan sepasang light boots berwarna coklat terang memasuki guild melewati pintu depan dengan wajah yang lesu.
Dia pergi ke depan meja resepsionis.
"Selamat pagi, Zell" resepsionis perempuan menyapanya.
"Pagi, Lina. Apa ada permintaan untukku hari in– ??"
Sebelum menyelesaikan kalimatnya. Resepsionis Lina, meletakkan tumpukan kertas di meja.
Wajah Zell semakin layu setelah melihat tumpukan tersebut.
"Apa ini ...?" Zell bertanya sambil menunjuk ke tumpukan kertas tersebut.
"Iya! itu adalah permintaan pemenuhan untukmu, semoga beruntung" respon Lina, lalu tersenyum.
....
Namaku Zell, aku berasal dari desa yang sangat ramah dan damai.
Aku adalah seorang petualang, namun peringkatku paling rendah diantara petualang lain, bahkan lebih rendah dari petualang pemula yang baru saja mendaftar. Itu karena, aku belum pernah sekalipun mengambil misi untuk memburu monster.
Jujur saja, meski aku sering direkrut oleh party petualang lain sebagai penunjuk atau pemandu mereka karena kemampuanku yang dapat mendeteksi keberadaan makhluk hidup di sekitarku. Aku tidak mendapat poin guild sebagai pemandu atau mercenary, sebagai gantinya aku mendapatkan uang dari party yang merekrutku sebagai bayaran, ditambah aku juga akan mendapatkan sebotol potion pemulih tingkat rendah dari guild sebagai ganti untuk poin guild. Karena hal ini, aku menetap di peringkat paling rendah ....
Ahhh ...! aku harus segera menyelesaikan permintaan yang diajukan padaku!! baiklah, sampai nanti ....
....
"Mari kita lihat ... permintaan pertamaku– oh, ini dari pemilik toko bunga"
Kertas permintaan tersebut berisi permohonan untuk membantu pemilik toko bunga membereskan gudangnya.
"Baiklah, mari kita bereskan semuanya ...."
Zell menerima dan menyelesaikan semua permintaan yang diajukan padanya satu per satu.
Mulai dari membereskan gudang, membersihkan kandang, memetik tanaman obat-obatan, mengumpulkan kayu bakar, memijat manula dan pekerjaan biasa lainnya.
Sampai sore hari, akhirnya tinggal tersisa satu ajukan permintaan untuknya. Dan yang terakhir itu, cukup membuatnya tertarik, karena dia belum pernah mendapat permintaan seperti itu sebelumnya.
Permintaan itu tertulis, 'Temui aku di jalan sempit di daerah kumuh'.
"Oke ...?"
Zell pergi ke daerah kumuh yang terletak di gerbang timur kota.
Sesampainya menapakkan kakinya disana, dia kebingungan harus pergi ke jalan sempit mana. Hari juga sudah mulai semakin gelap.
"Ahh ... aku harus pergi kemana ...."
Meow ....
Zell melihat seekor kucing hitam bermata emas di depannya, sedang duduk melihatnya.
Zell merendahkan kaki dan badannya, berusaha mengelus kepala kucing hitam tersebut. Namun, kucing itu kabur saat hendak dielus. Zell mengejarnya sampai ke salah satu jalan sempit, kemudian kucing itu melompat dan memanjat ke salah satu atap rumah kumuh.
"Aiya ... dia kabur" ucapnya, melihat ke atas atap sambil menggaruk kepala belakangnya.
Tak lama setelah itu, Zell merasakan ada kehadiran seseorang di belakangnya. Aura yang dipancarkan dari orang di belakangnya berwarna terang, yang menandakan seorang manusia. Jika auranya gelap menandakan adalah monster atau iblis.
"Ahh ... apa kamu orang yang mengajukan permintaan padak– eits?!"
Sebuah pisau belati melayang padanya saat dia sedang berbalik. Untung saja, dia berhasil menghindarinya, sehingga pisau itu menancap di tembok kayu di belakangnya.
"Apa yang kau lakukan ...?" tanya Zell.
Matanya menatap tajam orang yang berjubah hitam itu, membuat orang itu mundur bersamaan dengan Zell yang maju mendekatinya.
Orang tersebut bersiap dengan kedua belati di tangannya, Zell berhenti saat itu juga.
"Apa yang kau lakukan ...? kau ingin merampokku?" tanya Zell dengan tatapan sinis pada si perampok.
"Be-berisik!!" teriak si perampok.
Suaranya terdengar tinggi dan nyaring persis seperti suara perempuan.
"Pe-perempuan?!!" gumam dalam hati Zell.
Perampok itu menyerang Zell bertubi-tubi dengan kegesitannya dalam memainkan pisau belatinya. Namun, Zell juga tak kalah cepat dibanding perampok itu, alhasil dia berhasil menandingi kecepatan serangannya dan menghindari semua serangan yang dilancarkan padanya.
"Aiya, aiya ... cepat sekali, tapi aku lebih cepat darimu nona" katanya sambil mengedipkan salah satu matanya.
"Ughi?!!"
Si perampok berhenti menyerang dan melompat mundur.
"Kenapa kamu menghindar?!"
Zell berdiri diam disana dengan tampang yang bodoh.
"Kenapa katamu? kalau aku tidak menghindar, aku bisa mati" bicara dengan tampang bodohnya.
"Itu akan sangat menguntungkan bagiku!" kata si perampok.
"Tapi tidak untukku" balas Zell, masih dengan tampang bodohnya.
"Urgghh!!! Hmph ...! Aku akan melepaskanmu hari ini!!"
"Harusnya aku yang mengatakan itu ...."
"Be-berisik!!"
Si perampok mengeluarkan sebuah bola hitam kecil di sakunya, dia melempar bola itu ke tanah dan sebuah asap hitam muncul ketika bola itu menyentuh tanah.
"O-oi!!" seru Zell.
Beberapa detik kemudian, asapnya lenyap bersama dengan si perampok.
"Ah ... kucing hitamnya kabur lagi ... dan aku tidak mendapat bayaranku ...." gumam Zell.
Besoknya ....
Zell duduk di bangku yang terletak di pojok di guild, sedang menghitung uang yang dia dapatkan kemarin.
"Hah ... cuman dapat 7000 don" keluh Zell.
Don adalah mata uang umum di dunia ini. Bentuknya seperti sebuah koin perak, namun memiliki ukiran angka yang menandakan nominal harga don tersebut. Angka yang terukir di don biasanya angka 10, 100, 500, 1.000, 10.000, 50.000, 100.000, dan yang terbesar adalah 1.000.000 (satu juta). Semakin besar angkanya, semakin besar ukuran don (koin)-nya.
Ukuran don dengan nominal paling kecil memiliki diameter sekitar 20mm dan ketebalan 2mm, sedangkan don yang memiliki nominal paling besar memiliki diameter 72mm dan ketebalan 6mm.
"Dengan uang segini, aku hanya bisa membeli kebutuhan sehari-hariku .... hah, susahnya hidup miskin" Zell mengeluh lagi.
....
Seseorang yang mengenakan pelindung kepala yang menutupi wajahnya serta zirah ringan yang terlihat seperti zirah pada masa samurai, memasuki guild.
Dia berjalan ke meja resepsionis, setelah itu dia melihat sekitar dan matanya berhenti di sebuah meja yang terletak di pojokan.
Dia berjalan ke meja tersebut ....
"Haaa ... uang, aku butuh uang ...." gumam Zell, masih dengan keluhannya tentang uang.
"Hmm?"
Zell menyadari ada seseorang di belakangnya. Dia melihat ke belakang dan menemukan sosok orang dengan zirah ringan berwarna krim dengan garis biru langit, orang itu juga memakai pelindung kepala penuh yang menutupi wajahnya sehingga Zell tidak mengenalinya.
"Anu ... siapa, ya?" tanya Zell.
Zell mengamati keseluruhan tubuh orang itu dan menyadari kalau orang itu adalah perempuan.
"Seorang perempuan ... ada urusan apa dia denganku?" gumamnya di dalam hati.
Zell melihat senjata yang dibawa perempuan itu.
"Senjata apa itu? aku belum pernah melihatnya, aku juga tidak pernah melihat pakaian seperti itu ... apa dia dari negeri lain?" Zell berasumsi tentang perempuan itu di dalam hatinya.
"Kamu Zell?" tanya perempuan itu.
"Iya, dan kau?" Zell bertanya balik.
Ketimbang menjawab pertanyaan Zell, perempuan itu melepas pelindung kepalanya.
Di balik pelindung itu terdapat sebuah kecantikan dan keanggunan.
Wajahnya begitu mempesona, mata merah delimanya menunjukkan kegagahannya meski sebagai seorang wanita, rambut pirang yang diikat ekor kuda menambah kecantikannya.
"Ahh ...."
Zell terdiam, dia terus menatap wajah perempuan itu.
Perhatian petualang yang lain tertuju pada Zell dan perempuan itu.
Perempuan muda itu menggerakkan tangannya seakan memberi salam.
"Salam kenal, aku Celestine"
Perempuan yang dipanggil Celestine mengenalkan dirinya dengan sangat sopan.