Seorang perempuan cantik berdiri di depannya, Zell menatap wajahnya tanpa berkedip sedikitpun.
Perempuan itu membungkuk memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal, aku Celestine"
....
"Ahhh ...."
"Bisa kita bicara sebentar?" pinta Celestine.
"Te-tentu ... mari bicara" jawab Zell.
Celestine melirik kiri dan kanan.
Sambil menggaruk pipinya dengan telunjuknya, dia berkata dengan suara yang kecil, "Bisakah kita bicara diluar? ini sesuatu yang sangat penting"
Zell bengong, dia tidak punya akal kenapa Celestine ingin mengajaknya berbicara diluar.
"Kenapa? bukannya sama saja?" tanya Zell.
"Ini ... sesuatu, yang sangat, sangat penting untuk dibicarakan. Aku tidak bisa membuat orang lain tahu"
"Aku tidak merasakan ada niat buruk pada perkataanya, kurasa tidak apa untuk memenuhi permintaannya" gumam Zell dalam hatinya.
Zell melirik orang-orang di guild, beberapa ada yang sedang memerhatikan mereka, ada juga yang tidak mempedulikan mereka.
Zell kemudian melirik wajah Celestine.
"Dan juga, sepertinya dia bukan orang yang hebat di guild ...." batin Zell.
Zell menghela napas selagi dia berdiri dari kursinya.
"Baiklah"
"Terima kasih, tolong ikuti aku" Ucap Celestine.
Celestine berbalik dan berjalan ke pintu keluar, diikuti oleh Zell di belakangnya. Mereka berdua keluar dari guild.
Lalu, salah seorang petualang yang berdiri dekat pintu keluar bicara pada teman di sampingnya.
"Aku merasa tidak asing dengan gadis tadi" Kata si petualang A.
"Ya, aku juga. Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi kapan dan dimana ...." Kata si petualang B.
"Hmmm ...." mereka berdua hanyut dalam pikiran mereka.
Zell dan Celestine berjalan di jalan kota, bersebelahan.
"Kita mau kemana?" tanya Zell.
"Rahasia" jawab Celestine.
Mereka berjalan, terus berjalan ....
Mereka berbelok ke salah satu gang kecil, menyusuri jalanan kecil yang sempit, Zell tidak memberontak, dia terus mengikuti Celestine dari belakang. Lalu, sampailah mereka di sebuah pintu besi yang terletak dekat dengan kawasan hutan, di tengah pintu tersebut terdapat lambang daun. Pintu itu terpasang di satu-satunya bangunan kecil yang berdiri disana, kurang lebih besarnya sekitar 5x8 meter.
"Kita sampai?" tanya Zell.
"Ya, kita sudah sampai--"
Celestine meletakkan tangannya di lambang tersebut, perlahan dia menekan lambang itu sampai telapak tangannya membekas disana. Kemudian, bekas yang ditinggalkan Celestine bersinar dan tak lama kemudian, pintu dan tanah di sekitarnya bergetar.
"Aiya ...?" Zell terkejut.
Pintu besi itu perlahan-lahan terbuka. Seperti, pintu itu diserap oleh tanah dibawahnya dan kemudian pintunya lenyap. Di balik pintu tersebut terdapat sebuah lubang dan tangga menuju ke bawah tanah.
"Ikuti aku" Kata Celestine.
Celestine memimpin masuk dan turun dengan tangga ke bawah sana. Zell mengintip kedalaman lubang tersebut dari atas, setelah lama dia melihat lubang tersebut. Ada sesuatu yang tampak dari bawah lubang tersebut, itu semakin membesar dan ternyata itu adalah Celestine yang memanjat lagi ke atas untuk mengajak Zell turun.
"Apa yang kamu lakukan, cepat turun kemari" Ucap Celestine, kepalanya melihat ke atas.
"Ahh ... oke ...." balas Zell ragu-ragu.
Saat Zell hendak turun, pintu besi tadi tiba-tiba muncul lagi dari bawah dan menutup tempat itu. Zell melihat ke belakang, jalan keluarnya sudah tidak ada. Akhirnya, dia mulai turun ke bawah bersama Celestine.
....
Shrug-shrug.
Terdengar suara yang berasal dari balik semak di sekitar luar bangunan kecil tersebut.
"Aku menemukannya"
Seseorang berpakaian hitam yang menutupi wajah serta tubuhnya sedang bersembunyi di atas batang pohon, dia duduk disana sambil memakan buah berwarna merah, dan orang itu adalah orang yang sama yang ditemui oleh Zell kemarin. Lalu, dia melihat ke bawahnya, disana ada satu orang lagi yang sedang bersembunyi di balik semak sambil memantau bangunan kecil itu.
"Hah ... mereka tidak pernah kapok, ya" gumamnya.
Dia melompat dari atas pohon itu dan mendarat di belakang si 'mata-mata', orang yang bersembunyi di balik semak-semak tanpa mengeluarkan suara. si 'mata-mata' tidak sadar akan orang di belakangnya ....
"Aku harus segera melaporkan ini pada b--?!"
Belum sempat selesai bicara, si 'mata-mata' itu ditikam dari belakang oleh orang yang berpakaian serba hitam. Dia menusuk tepat di jantungnya, sudah dapat dipastikan kematian si 'mata-mata' itu.
Setelah dia memastikan korbannya sudah mati, dia mencabut pisau belatinya dengan cepat dan kasar. Darah segar meledak keluar dari tubuh korbannya mengotori tangan dan pakaiannya dengan warna merah, lalu korbannya jatuh ke tanah, darah juga mengalir dari tubuhnya ke tanah.
"Ahh sial, aku harus bersih-bersih lagi ...." ucap perempuan tersebut.
Dia mengeluh tentang kejadian tadi, dan mulai membersihkan tanah yang dilumuri darah korbannya. Dan membuang korbannya ke sungai di daerah hutan.
....
Saat sedang menuruni tangga, Zell dapat mendengar suara percakapan orang-orang dan mendeteksi ada sekitar 10 - 14 orang di bawah sana. Lalu, dia dikagetkan dengan suara keras milik Celestine yang memanggilnya.
"Hei! kita akan segera sa--" seru Celestine, namun belum sempat selesai, dia tertimpa Zell dari atas.
Zell terkejut karena Celestine yang tiba-tiba memanggilnya sehingga dia kehilangan pegangannya pada tangga dan terjatuh menimpa Celestine yang berada di bawahnya. Celestine berteriak feminim seperti, "Kyaaa!" saat dia tertimpa Zell dan jatuh.
Suara teriakan Celestine dan argumennya dengan Zell terdengar bergelombang di bawah, dimana orang-orang sedang mengobrol. Mereka melihat ke lubang di langit-langit.
"Bukannya ... itu suara Celestine?" ujar seseorang disana.
Lalu, sesuatu jatuh ke tanah dan menyebabkan asap berkumpul. Mereka yang tidak sengaja menghirup asap itu langsung batuk-batuk, sisanya berhasil menutupi wajah mereka agar tidak kelilipan dan lainnya. Setelah asap itu menghilang, ada dua orang yang tiduran di tanah. Zell dan Celestine, dengan posisi yang canggung, dimana Zell berada di atas Celestine dan wajahnya terkubur di dada Celestine yang-- uhum, rata ....
"A-aaahh ... aku, sepertinya aku akan berdoa untuk keselamatan pria itu ...." Ucap pria yang memakai baju besi berat abu.
"Kau benar ... mari kita berdoa untuknya" seorang perempuan dengan mantel biru membalas 'candaan' pria itu.
Kesadaran Celestine mulai kembali, begitu juga dengan Zell. Celestine yang merasakan berat dan sesak di dadanya kemudian tersadar. Mengetahui ada seseorang yang sedang mengubur wajahnya di dadanya, Celestine melototi orang itu, sementara wajahnya memerah. Selanjutnya Zell tersadar dan menemukan dirinya seperti sedang di atas guling yang lembut namun keras di bagian kepalanya.
"Huh ... apa ini? keras, tapi ada sedikit kelembutan ...." ujar Zell, sementara tangannya meremas sesuatu yang lembut juga keras.
Zell melihat tangannya yang sedang meremas sesuatu .... Dia terdiam tak berkata apapun setelah melihat tangannya. Keringat dingin mulai membanjirinya, dan dia merasakan dingin yang menusuk punggungnya. Wajahnya gelisah dan nada bicaranya menjadi gagap.
"Ehh ... ini ... itu, anu ... kurasa ...." Zell bicara gagap saat mencoba menjelaskan kepada Celestine.
"...."
"Yah ... kamu tahu ... terkadang hal seperti ini, sering ... terjadi--"
Gugup saat menjelaskan, dia mencoba menjelaskan sambil tersenyum masam dan menutup-nutupi matanya. Tapi, saat membuka lebar matanya dia terkejut melihat wajah Celestine yang berubah menjadi gelap.
"Hii!!! ... Ma-maafkan akuuuu!!!!" Teriak Zell, suaranya bergema di sekitar ruangan.
Dia langsung melompat dari atas Celestine dan jatuh duduk ke belakang. Dia merangkak mundur sambil melihat Celestine yang sedang mencoba untuk berdiri dengan wajah yang gelap. Celestine berdiri disana menatap dingin Zell.
Zell menelan ludah, keringat dingin sepenuhnya membanjiri tubuhnya. Celestine membersihkah pakaiannya dengan menepuk debu yang menempel di pakaiannya. Lalu, saat dia menggerakan mulutnya, Zell sigap meringkuk melindungi diri.
"N-nah Celestine ... tenanglah ...."
Pria dengan baju besi berat mencoba menenangkan Celestine.
"Tidak apa-apa. Itu tidak penting untuk diperdebatkan sama sekali ...." Ucap Celestine.
Zell dan 14 rekan Celestine terkejut dengan apa yang diucapkan Celestine dan dengan santainya tidak memperdulikan hal yang sejujurnya masalah yang penting bagi seorang perempuan jika ada orang asing, terutama laki-laki yang menyentuh dada mereka.
"Oh ... bukan berarti aku akan melupakan masalah ini. Untuk sekarang kita tunda dulu masalah ini" Ujarnya dengan senyuman dingin di wajahnya.
"A-aahhhh ...." desah Zell.
"Dan sekarang ...."
Celestine berbalik menghadap ke 14 rekannya.
"???"
Dia mengangkat tangannya ke atas membentuk huruf 'V' dan berkata, "Selamat datang di markas bawah tanah milik 'Leaf Autumn' party!!". Senyum yang lebar dan cerah terukir di wajah Celestine.