Koh Chandra adalah tamu setia Planet Discoutique and KTV. Setelah sebelumnya sama Anggi, kali itu ia juga ingin ditemani Anggi. Ia merasa nyaman ditemenin sama Anggi.
"Malam Om, mau sama Nindy lagi" Anggi menyapa. Menempelkan pipinya.
"Nama kamu sebenarnya siapa, gak apa apa om tau nama sebenarnya khan?" ujar koh Chandra
"Iya gak apa apa sih om, namaku yang sebenarnya Anggi" jawab Anggi
"Kamu gak sibuk Anggi?" tanya Koh Chandra
"Kenapa gitu koh?" tanya Anggi
"Aku pengen ditemenin keluar" pinta Koh Chandra
"Kemana Om?" tanya Anggi
"Ada dinner party. Om pengen ditemenin sama kamu"
"Kemana dinnernya Om?" tanya Anggi
"Ke Golden Prawn, nyanyi kamu bagus, aku pengen kamu juga nyanyi disana" ujar Koh Chandra
"Ya udah ayok om, nanti Anggi minta ijin dulu. Tapi minum dulu om ya disini. Anggi kena target juga jual minuman disini" ujar anggi
"Udah gak apa apa, Om kenal sama manager kamu, bentar aku telpon dulu dia ya" ujar Koh Chandra
Dan betul saja Koh Chandra akrab dengan manager Anggi. Manager Anggi menyetujuinya. Karena Koh Chandra memang langganan di KTV itu.
"Ini aku udah belikan gaun buat kamu pakai" Koh Chandra memberikan gaun mewah berwarna merah tua, dengan belahan disamping pahanya. Memberi kesan mewah dan glamour sekaligus sexy dengan dada terbuka.
Anggi memakainya diruang Ganti.
Akhirnya mereka ke Golden Prawn dengan mobil Koh Chandra. Mobil Audi. Dashboard mobil panjang dan keren, di modifikasi dengan banyak lampu biru.
Sesampainya di Golden Prawn. Mereka menuju meja reservasi.
Banyak tamu undangan disana. Sajian barbeque yang mewah, ditambah udang lobster dan kepiting yang langsung dimasak koki disana.
Anggi menjadi pusat perhatian juga. Karena kecantikannya.
Anggi mesra menggandeng koh Chandra.
Tampak pembawa acara mulai membuka acara dinner party sekaligus gathering.
Sepertinya Koh Chandra adalah orang yang penting, buktinya ia diminta memberikan sambutannya.
"Selamat malam semuanya, ini adalah momentum penting dalam bisnis kita. Sebaiknya kita rapatkan barisan. Karena kompetitor kita sekarang sudah membidik core bisnis kita. Kita harus bergerak cepat. Kalau enggak nanti kita ketinggalan.
Segala ide dan gagasan mungkin sekarang benar benar diperlukan.
Saya sudah membangun dan mempersiapkan prototype agar menjadi acuan yang jelas dalam bisnis yang kita jalankan. .... Dan semuanya terangkum dalam video ini"
Diputerlah Video animasi grand design rencana proyek yang mereka kerjakan. Semua audience bertepuk tangan. Dan giliran yang lain memberi sambutannya.
Tiba giliran acara makan. Dan hiburan. Anggi diminta untuk bernyanyi. Walau ia hanya pemandu lagu tapi sedikit banyaknya ia juga bisa menyanyi. Semua bertepuk tangan. Lagu jazz dan lagu blouse juga klasik mewarnai lagu yang dibawakan oleh penyanyi yang biasa ngisi di Golden Prawn. Anggi ikut nyanyi membawakan dua lagu. Anggi mengajak Koh Chandra juga buat bernyanyi.
Selesai dinner, Anggi diajak Koh Chandra.
"Anggi, mau gak malam ini temenin om sampai pagi?" tanya Koh Chandra
Anggi agak dilema. Disamping ia masih perawan ting ting, baru kali ini dia di boking.
"Tapi om, ....Anggi .... Belum pernah melakukannya" ujar Anggi berterus terang
"Kamu masih perawan?" tanya Koh Chandra
"Iya Om ..." jawab Anggi.
"Ya udah kamu gak usah maen sama om, temenin om aja .... Mau?" tanya Koh Chandra.
"Euuu anu .... iya deh" jawab Anggi
Mereka menuju Golden View Hotel. Gak jauh dari Golden Prawn Seafood and Restaurant.
"Emang kenapa istri om?" tanya Anggi memberanikan diri.
"Enggak apa apa, istri om ada, ia sekarang lagi di Bandung mengurusi butiknya" ujar Koh Chandra
Sebagai pengusaha Koh Chandra punya banyak usaha, termasuk butik butik yang dipegang istrinya. Namun demi mempertahankan dinastynya maka harus ada yang dikorbankan. Yakni kebersamaan. Bagaimanapun tidak bisa mempercayakan semua asset dan kekayaan pada karyawan. Pernah juga dilakukan demikian namun karyawan banyak yang menipu dan mengambil juga menggelapkan hartanya. Untuk itulah istrinya terpaksa dikerahkan untuk melindungi asset.
Istri Koh Chandra mengelola sejumlah assetnya dan butik di Bandung, Jakarta dan Surabaya. Sementara Koh Chandra mengelola perusahaan elektronik di Batam.
"Om udah punya Anak?" tanya Anggi
"Om ada anak, dan sekarang mungkin seusia dengan kamu" ujar Koh Chandra
Usia Koh Chandra terpaut jauh dengan Anggi yang baru berusia 19 tahun.
"Kamu kalau mau, tinggalkan dunia kamu dan menikah sama Om" ujar Koh Chandra
Anggi sejenak berpikir. Belum terlintas dalam benaknya berumah tangga. Ia masih kepengen senang senang.
"Maaf om, Anggi belum kepikiran kearah sana, Anggi masih pengen hidup bebas tanpa ikatan" ujar Anggi yang masih ada traumatik dalam kehidupannya. Bagaimana tidak, keluarganya termasuk keluarga broken home, semenjak kecil ia hanya bersama ibunya, sementara ayahnya meninggalkannya demi perempuan lain.
"Oh ya udah gak apa apa, tapi mau khan menemani om selama di Batam, kalau kamu perlu uang tinggal ngomong sama om" ujar Koh Chandra
"Iya Om, terimakasih om"
Sebetulnya ia bisa saja mengeret Koh Chandra. Mungkin kalau waktu itu bukan Anggi yang bersama Koh Chandra sudah diporotin hartanya.
Baik Anggi dan Koh Chandra merasa nyaman. Koh Chandra juga merasa bahwa Anggi bukan wanita murahan, dan bukan pengeretan. Buktinya ia menolak menikah dengannya. Padahal ia mempunyai hampir semua yang diinginkan setiap wanita. Harta, kejayaan, Koh Chandra walau berumur dia tampan, tidak gemuk, tetap energik, selalu wangi.
Anggi tetaplah Anggi.
"Om mau tidur?" ujar Anggi
"Iya" ujar Koh Chandra
"Ya udah, mau dibikinin teh manis hangat dulu gak om?" Anggi menawarkan. Ada fasilitas buat bikin coffee dan tea di ruangannya.
"Iya boleh" ujar Koh Chandra
"Pakai krim enggak?" tanya Anggi
"Boleh juga, jadi macam teh tarik ya" ujar Koh Chandra
Anggi memasak air dan menuangkan teh, menyeduhnya dengan menambahkan sedikit susu krim
Ia menuangkan dan menyuguhkan ke Koh Chandra.
"Kamu baik, saya denger dari manager kamu, kamu masih kuliah ya?" tanya Koh Chandra
"Iya Om" jawab Anggi
"Panggil aja Kokoh jangan panggil om" ujar Koh Chandra
"Iya Koh" jawab Anggi
"Jurusan apa?" tanya Koh Chandra
"Pariwisata Om" jawab Anggi
"Bagus, memang mau kemana nantinya" tanya Koh Chandra
"Ya pengennya ke management hotel koh" ujar Anggi
Sejam mereka ngobrol.
Koh Chandra mengantuk hendak tidur, walaupun sebenarnya ia ingin bercinta dengan Anggi. Tapi sepertinya Anggi masih belum berani. Bagaimanapun ia masih ting ting.
"Koh mau tidur?" tanya Anggi lagi
"Iya ...." ujar Koh Chandra
Anggi membuka kemeja Koh Chandra. Tampak ia memakai kaus dalam. Juga memelorotkan celananya. Dan ia pakai kolor.
"Kamu mau pakai gaun begitu tidur" tanya Koh Chandra
"Enggak koh" ujar Anggi
Tampak anggi membuka gaunnya dihadapan Koh Chandra. Dan kini hanya mengenakan BH dan celana dalam merahnya. Anggi tersenyum. Anggi mengangkatkan selimut tebal.
Dan masuk kedalam selimutnya.
Koh Chandra mencium bibir Anggi, Anggi membalas ciumannya.
Bagaimanapun Koh Chandra adalah tamu pertamanya. Ia tak mau Koh Chandra kecewa karena telah membokingnya.
Tapi Anggi merasakan ciuman Koh Chandra juga menusuk hatinya. Koh Chandra seorang yang good kisser. Tidak menggebu gebu tapi penuh kehangatan. Pelan pelan. Ia mencium bibirnya.
Anggi menutup matanya. Merasakan sentuhan Koh Chandra di bibirnya. Koh Chandra menempelkan jarinya dibibir Anggi
"Anggi sayang" Koh Chandra memanggilnya
"Iya Koh" Anggi membalasnya ....
Koh Chandra setengah menindih Anggi.
"Kamu belum siap khan???" tanya Koh Chandra
"Anggi Gak tahu Koh .... Anggi belum pernah ... Ahh" Anggi deg degan
"Anggi mau melakukannya enggak?" tanya Koh Chandra
Anggi hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Tapi masih ada rasa ketakutannya.
Koh Chandra mencium pipinya. Tampak Anggi memejamkan matanya tatkala koh Chandra mencium lehernya.
"Ahhhhh" Anggi hanya bisa merasakannya. Matanya tak kuasa menatapnya. Menatap koh Chandra yang bergerak menindihnya. Walau masih berpakaian tapi terasa ada daging kenyal dibalik celana Koh Chandra.
Koh Chandra membelai Anggi. Ia memasukkan ibu jarinya kedalam BH Anggi.
Anggi berpayudara besar. Besar untuk seusianya yang baru 19 tahun dengan buah dada ukuran 38B.
Ibu jari koh Chandra membelai payudaranya Anggi, menekan bagian bawah payudaranya. Anggi hanya memejamkan matanya.
Koh Chandra bergerak turun menciumi bagian bawah leher Anggi, kemudian dagu Anggi.
Kemudian Koh Chandra memasukkan jarinya ke dalam BH Anggi, meremasnya.Dan dengan sekali gerakan susunya terlepas dari BHnya
Susunya yang putih. Dengan putingnya yang berwarna kemerahan.
Chandra menyiuminya.
"Aaaarrgggghhhh ..." Anggi mendesir keenakan
Ciuman koh chandra membuat bibirnya dingin, dan sekujur tubuhnya bergetar.
Koh Chandra melingkarkan jari jemarinya, menggenggam SusuAnggi yang besar tak tergenggam semuanya. Menciuminya.
Anggi membuka matanya. Tampak olehnya bayi besar sedang disusuinya. Ia kemudian mengangkat wajah koh Chandra dan menciumi bibirnya.
Koh Chandra menyambutnya dan melumatnyaa
"Ahhhh .... Susukamu besar Anggi" ujar Koh Chandra memujinya
Anggi hanya tersenyum.
Koh Chandra kembali menciumi dada Anggi. Kini ia menambah jilatannya dan memberi stempel bibirnya di dadanya. Menyepongnya.
Kemudian ia bergerak masuk kedalam selimut Anggi menciumi perut Anggi.
Anggi merasakan geli. Permainan lidah Koh Chandra sungguh lihai.
Tapi Berikutnya Anggi merasa tak karuan saat Koh Chandra menciumi Celana Dalamnya dan menjilati selangkangannya.
Anggi agak menahan Koh Chandra. Tapi berikutnya Koh Chandra memelorotkan celana dalam Anggi.
"Aaaahhhkkkk... Kooohhh" ujar anggi
Koh Chandra menciumi Vaginanya yang agak gundul dan super tembem. Dengan bulu tipisnya. Anggi walau gak sering tapi rajin mencukur bulunya.
Koh Chandra Anteng saja menciumi vaginanya Anggi.
Anggi gemetar, sesekali menahan kepala Koh Chandra. Agak pusing tapi menikmatinya.
Lama Koh Chandra menciumi vaginanya.
Anggi mengangkat kepala Koh Chandra
Koh Chandra bergerak keatas.
"Iya sayang ada apa" ujar Koh Chandra
"Anggi belom pernah Koh...." ujar Anggi
"Iya sayang .... Nanti pelan pelan kok .... Gak sakit...." ujar Koh Chandra
"Tapi Anggi takut koh" ujar Anggi ....
"Ya udah ciumi punya Kokoh" ujar Koh Chandra
Anggi penasaran. Ia juga waktu itu belum pernah melihat kepunyaan pria dewasa.
Koh Chandra tampak bergeser ke atas. Merebahkan ke diding atas ranjangnya.
Koh Chandra masih memakai Kolor.
Anggi pelan pelan memelorotkan kolor Koh Chandra.
Tampak celana dalam menggelembung.
"Besarnya koh" Anggi belum memelorotkan tapi tampak menggelembung CD koh Chandra
Anggi memelorotkan CDnya. Dan iya saja. Rudalnya koh Chandra tampak sudah besar ....
Anggi pergi menjauh.
"Besar sekali koh" ujar Anggi
Walau gak sunat tampak kepala kemaluannya sudah keluar.
"Sini gak usah takut ..."Koh Chandra menghampiri Anggi dan menuntun tangan Anggi agar menggenggam kemaluannya.
Anggi melunak. Ia menggenggamnya.
"Ayo cium" ujar Koh Chandra
Anggi mendekatkan mulutnya dan menciumi kemaluannya Koh Chandra ....