Cleo melemparkan pandangannya ke arah lain di sudut ruangan. Dan ia menemukan Dirga duduk di meja kerjanya dengan setumpuk dokumen. Pria itu menatapnya dengan terkejut. Cleo balik menatapnya terbelalak.
Hampir saja ia berteriak dengan kesal ketika melihat pria itu di sana, jika saja ia tidak terus-terusan merasa tidak nyaman dengan tatapan tajam yang terus ditujukan padanya.
Cleo melemparkan senyum penuh penyesalannya pada siapapun yang berada di dekatnya.
Sementara Harry Miles, ia duduk dengan manis di atas sebuah sofa yang menghadap ke pintu dan menatapnya dengan berpangku tangan. Dengan ekspresi terganggu tentunya. Tatapan dinginnya, membuat Cleo spontan meminta maaf.
"A-Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau.. Anda ada di sini," seru Cleo dengan cepat. Ia menatap Harry dan Dirga secara bergantian.
"Tadi kata resepsionis di bawah, bukankah Anda sedang meet-" Cleo memperhatikan beberapa ucapannya yang di dengarnya dari sebuah laptop yang ada di depan Harry.
Pria dari dalam laptop itu jelas mengatakan beberapa patah kata yang cukup serius dan terkesan penting.
Tunggu sebentar!
Jadi maksudnya pria itu sedang melakukan meeting... adalah meeting secara online?? Dan itu dilakukan di ruangan sekretarisnya??
Cleo termanggu di tempat. Ia benar-benar merasa malu atas tindakan tidak sopannya ini yang sungguh tidak berada pada tempatnya. Dengan lirih ia menatap Dirga. Berharap pria itu mau membantunya mengatasi situasi yang mendadak mencekiknya ini.
Untuk beberapa saat, Dirga tidak merespon. Baru setelah ia dilempari oleh beberapa tatapan yang memerintah dari bos-nya, laki-laki itu kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Cleo.
"Nona Cleo. Mari ikut saya keluar terlebih dahulu," seru Dirga sambil mempersilahkan Cleo untuk mengikutinya. Cleo pun menurut. Ia mengekori Dirga berjalan keluar.
Ketika keduanya tengah berjalan secara hampir sejajar, Cleo berbisik pelan pada Dirga.
"Apa Aku benar-benar sudah melakukan kesalahan yang sangat besar? Dia terlihat sangat marah dan tidak senang. Apa hal ini akan mempengaruhi kesepakatan kita?" tanyanya dengan khawatir.
Cleo melirik sedikit ke arah Harry. Pria itu jelas masih terlihat kesal. Dan ketika Cleo selesai mengucapkan kata-katanya itu, Harry memberikan sedikit respon. Melihat itu Cleo langsung berbalik dengan cepat dan kembali mengikuti Dirga tanpa menoleh ke belakang lagi.
Tubuhnya sedikit merinding.
Lalu setelah keduanya berhasil keluar, Cleo dan Dirga disambut oleh si staf wanita yang tadi melarang Cleo untuk masuk. Wanita itu jelas menampilkan wajah kesalnya pada Cleo dan menyalahkannya.
Ia juga meminta maaf pada Dirga karena telah gagal mencegah Cleo masuk. Padahal ia sudah mengatakan dengan jelas bahwa atasannya itu tidak bisa ditemui. Tapi tamunya itu tetap saja memaksa untuk masuk.
Cleo yang mendengar itu hanya bisa tertunduk diam. Tak kuasa untuk membalas. Pikirannya sekarang sedang kacau karena takut kalau tindakan tidak sopannya ini akan berpengaruh pada keputusan pria itu nanti.
Sementara Dirga yang sudah mengerti dengan situasi yang terjadi, memilih mengangguk dan meminta asistennya itu untuk kembali bekerja. Dan wanita itupun menurut.
Setelah Si Asisten kembali ke tempatnya, Cleo kemudian berkata pada Dirga dengan nada lirih.
"Saya tahu saya salah. Tapi sekali lagi saya katakan, saya benar-benar tidak tahu kalau pria itu ada di dalam. Kalau saja saya tahu dia ada di sana dan sedang melakukan meeting yang penting, saya tidak akan berani untuk masuk. Ini tidak akan mempengaruhi kerjasama kita 'kan?? Saudara Dirga??" tanya Cleo dengan frustasi.
Dirga segera berdeham. Dan meminta Cleo untuk tidak membicarakan masalah ini dengan terbuka. Bagaimanapun juga soal kerjasama mereka itu jelas adalah rahasia. Jadi hanya orang-orang tertentu saja yang boleh tahu masalah ini. Ia tidak ingin Cleo sembarangan membicarakan masalah ini di tempat umum, termasuk di kantornya.
Tepat ketika Cleo ingin membuat beberapa pembelaan lagi, sebuah panggilan telepon menghentikan pembicaraan keduanya. Telepon itu berasal dari telepon genggam milik Dirga yang ternyata tersambung dengan telepon milik bosnya. Pria itu meminta sekretarisnya untuk kembali dan membawa Cleo masuk bersama dengannya karena ia ternyata telah selesai dengan meetingnya.
Mendengar itu Cleo secara otomatis langsung meruntuki dirinya sendiri karena telah terlalu terburu-buru dan tidak bersabar walau hanya untuk beberapa menit saja. Coba kalau tadi dia lebih bersabar sedikit dan tidak langsung menyelak. Tidak kurang dari sepuluh menit, Harry sudah menyelesaikan meetingnya!!
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada gunanya ia menyesali itu sekarang, karena memang itu sudah terjadi.
Dengan langkah gontai, Cleo berjalan masuk kembali ke ruangan Dirga mengikuti pria itu.
Ketika mereka masuk, Harry masih duduk di kursi yang sama yang menjadi posisinya sejak tadi. Dan dengan satu tangan yang masih menyentuh sebuah handphone, pria itu menatap ke arah Cleo dengan tanpa berkedip.
Cleo menjadi gugup.
Untuk menghilangkan kecanggungan, Cleo memilih langsung duduk sebelum dipersilahkan. Ia mengambil tempat duduk tepat di hadapan Harry. Dan setelah beberapa detik kemudian, ia baru menatap Harry dengan serius.
"Saya minta maaf karena menyelak rapat Anda. Tapi saya benar-benar tidak tahu kalau Anda berdua sedang melakukan rapat. Apalagi tentang keberadaan Anda di sini. Jika saja Saya tahu, Saya tidak mungkin akan masuk tanpa permisi," jelasnya untuk kesekian kalinya.
Harry menatap Cleo dengan dingin. Ia meletakkan kembali handphonenya dan bertopang lengan. Merasa pria itu tidak berkeinginan merespon perkataannya, Cleo kembali berbicara.
"Resepsionis Anda tadi memang mengatakan bahwa Anda saat ini sedang rapat. Karena itu alih-alih Saya ingin menemui Anda secara langsung, Saya mencari sekretaris Anda. Dan mereka jelas mengatakan kalau sekretaris Dirga ada di ruangannya. Mereka tidak mengatakan apapun soal kalian yang sedang melakukan meeting bersama. Jika saya tahu, saya tidak mungkin tidak sopan begini," lanjut Cleo dengan mengucapkan segala kata-kata penuh dalihnya.
Harry tetap tidak bergeming. Dan ketika Cleo berpikir pria itu akan tetap diam dan tidak membalasnya, Cleo mendengar kata-kata yang menantangnya.
"Perilaku apa yang kau pikir itu sopan?" Harry menatapnya dengan ekspresi yang datar, "Masuk dengan tanpa izin dan mengabaikan para karyawanku berbicara, walaupun misalnya aku memang tidak berada di sini?"
Cleo kehilangan kata-katanya.
Pria ini jelas telah mendengarkan keseluruhan cerita Si Asisten wanita tadi di luar.
"Jadi jika hanya ada Dirga di sini, kau pikir kau bisa sembarangan saja masuk ke dalam dan membuat kegaduhan tanpa mengikuti prosedur yang sudah ada begitu saja?" Harry bertanya dengan tajam.
Pria itu jelas sangat marah saat ini. Dan orang yang telah memancingnya adalah Cleo.
Harry melirik Dirga.
"Skors resepsionis bawah dan asistenmu yang ada di depan. Hukum mereka dengan hukuman yang sepadan karena telah membiarkan seseorang masuk dan naik tanpa izin. Dengan begini setidaknya aku harus bisa mendengar ada orang yang bertanggungjawab atas ketidaksopanan yang terjadi hari ini," perintahnya yang langsung diiyakan oleh Dirga.
Cleo mendengus.
Apa masalah kecil seperti ini harus menjadi begitu besar? Walaupun Cleo tidak mau masalah ini sampai mempengaruhi kerjasama keduanya, tapi ia jelas tidak bisa terima begitu saja jika masalah ini membuat oranglain menjadi susah. Bagaimanapun juga, sebagian besar ini adalah kesalahannya.
"Tidak bisakah kita menganggap ini tidak pernah terjadi? Bukankah aku sudah meminta maaf. Dan kedepannya aku berjanji tidak akan mengulangi ini lagi? Aku bersumpah!" seru Cleo yang penuh keyakinan. Tapi diabaikan.
***