Pikirannya hanya satu saat ini
Cepat sampai ke kantor Harry dan bertemu dengannya. Atau paling tidak ia harus bertemu dengan sekretarisnya, Dirga. Ia perlu dengan mata dan kepalanya sendiri memastikan secara langsung bahwa apa yang dikatakan oleh Si Penyampai Pesan itu adalah benar adanya.
Dan jika itu benar, Cleo harus bisa membuat orang itu tidak bisa menarik kembali kata-katanya itu apapun yang terjadi.
Karena itu, setelah ia telah sampai di sebuah gedung tinggi dan mencakar langit yang diyakininya adalah kantor milik Harry, Cleo langsung berlari mendekat. Ia menengadahkan kepalanya menatap ke atas gedung dengan mata yang berbinar. Diamatinya secara keseluruhan gedung besar itu sekali lagi dengan takjub.
Waw!! Sungguh diluar ekspetasinya.
Ia sangat tahu bahwa Harry Miles adalah pria yang sangat kaya. Tapi ia tidak menduga bahwa pria itu memiliki sebuah gedung kantor yang sangat besar nan megah seperti hotel berbintang atau bahkan lebih dari itu. Pantas saja ia sering dikatakan sebagai pria yang sangat sibuk.
Melihat tempat ia memimpin saja, sudah membuat kepala Cleo pusing karena mencoba menghitung berapa jumlah lantai yang ada di dalam bangunan megah itu dari luar. Lantas, bagaimana jika ia masih harus mengurus segala sesuatu yang ada di dalam setiap lantainya?
Dengan sekali helaan napas, Cleo mencoba mengabaikan kekagumannya itu sejenak lalu melangkah kakinya masuk ke dalam kantor Harry dan mencari meja resepsionis.
"Hallo!!" sapa Cleo ketika ia tiba di depan meja resepsionis. Dan menemukan seorang wanita menyambutnya dengan berdiri. Cleo melemparkan senyum penuh kesenangannya pada wanita itu lalu kembali berkata.
"Apa Tuan Harry Miles Theodore ada?" tanyanya dengan napas yang sedikit terengah-engah karena sempat berlarian sedikit kemari.
Wanita yang berambut pendek itu menjawab, "Beliau ada. Tapi saat ini, beliau sedang melakukan meeting. Apa Anda sudah membuat janji?" tanyanya sambil membuka buku tamu.
Meeting? Lagi??
Cleo berdecak dengan kesal. Kenapa setiap kali ia ingin menemui pria itu, dia selalu saja melakukan meeting? Dan lagi, hanya untuk bertemu dengannya saja, ia masih perlu untuk membuat janji?
Cleo kembali mempertahankan garis senyum di wajahnya yang sempat sedikit mengendur tadi. Cleo jelas datang demi perdamaian, bukan pertikaian. Dengan segera ia langsung mengganti pertanyaannya.
"Kau begitu... apa sekretarisnya, Pak Dirgantara ada?" tanya Cleo mencari alternatif lain.
"Beliau ada di ruangannya di lantai 14. Apa Anda juga sudah membuat janji dengannya? Dan kalau boleh saya tahu nama Anda ...?"
Cleo memutar kedua bola matanya. Dan dengan cepat memotong.
"Saya sudah membuat janji. Dia sendiri yang meminta Saya untuk datang. Tadi katanya dia ada di lantai 14? Oke terimakasih. Kalau begitu biar Saya pergi ke atas sana untuk menemuinya. Permisi," seru Cleo dengan tergesa-gesa sebelum Si Resepsionis merespon. Dengan depat ia berbalik dan mulai mencari pintu lift.
"Tapi Nona.."
Ucapan Stephanie jelas diabaikan oleh Cleo. Belum sempat mengejar atau bahkan berkata lebih lanjut, Cleo sudah menghilang ke dalam lift. Stephanie menatap kepergian Cleo dengan frustasi.
Ia jelas telah melakukan kesalahan dengan membiarkan seseorang naik ke atas tanpa izin. Dengan gusar, Stephanie mengambil gagang telepon interlokalnya dan menghubungi bagian atas untuk membuat laporan.
"Hallo? Asisten Mulan? Saya dari resepsionis bagian utama. Saya hanya ingin memberitahukan, bahwa baru saja ada seorang wanita yang mengaku punya janji dengan Pak Dirga naik ke atas tanpa persetujuan dan Saya bahkan tidak tahu siapa namanya. Wanita itu mengenakan pakaian terusan berwarna kuning. Ia baru saja naik ke lift menuju ke lantai 14," serunya.
***
"Saya ingin bertemu dengan Pak Dirgantara. Apa dia ada di dalam?" tanya Cleo pada seorang wanita yang duduk di depan sebuah ruangan yang ia yakini adalah ruangan milik Dirga. Ruangan yang sudah dicarinya sejak tadi.
Untuk bisa sampai kemari, ternyata Cleo perlu usaha yang cukup sulit. Setelah menelusuri beberapa kali ruangan yang ada di lantai 14 dan bertanya pada beberapa orang yang ditemuinya, Cleo akhirnya sampai ke tempat yang menjadi tujuannya ini.
Satu lantai ini bukan hanya luas. Tapi juga terdiri dari beberapa sekat dan ruangan, serta belokan yang membingungkan. Jika bukan karena mulutnya yang banyak bertanya dan matanya yang banyak mencari, Cleo pasti sudah kelimpungan dalam mencari ruangan sekretaris Harry.
Dengan perasaan lelah ia menatap wanita yang ada di depannya, yang ditebak Cleo mungkin adalah asisten atau mungkin bawahan dari Dirga, dengan penuh harap.
"Beliau ada di dalam. Tapi saat ini Anda belum bisa menemuinya. Beliau saat ini-" Sebenarnya Sang Asisten ingin bersikap sopan dengan menjawab pertanyaan Cleo. Tapi, belum selesai wanita itu menyelesaikan ucapannya, Cleo langsung melangkah maju mendekati pintu. Melewatinya.
SI wanita menjadi panik.
"Nona, Anda tidak bisa sembarangan masuk!!" teriaknya dengan nada yang sedikit marah. Setelah wanita ini berhasil menerobos masuk meja resepsionis bawah, Wanita ini kembali menyelinap masuk dengan sembarangan?
Sang Asisten jelas terlihat kesal.
Cleo yang tidak memperhatikan wajah kesal Si Asisten, segera saja membuka pintu ruangan Dirga dan berjalan masuk tanpa mendengarkan apapun lagi yang dikatakan Si Asisten.
Dengan suara lantang dan penuh semangat Cleo langsung berseru.
"Apakah yang Anda katakan itu benar? Dia benar-benar akan menikahiku dan melakukan perjanjian??" tanya Cleo dengan penuh perasaan kemenangan yang membabibuta. Ia jelas tidak melihat sekeliling sebelum berbicara karena berpikir hanya akan melihat Si Pemilik Ruangan yang berada di dalamnya.
Tapi..
Benar-benar sebuah kelancangan yang patut disesalinya sekarang.
Setelah kegilaan yang dilakukannya ketika menyela pembicaraan bosnya di kafe dengan Harry, Cleo dengan lancangnya langsung masuk ke kantor orang tanpa etika dan tata krama. Dan lihat akibatnya sekarang.
Tepat ketika ia selesai mengucapkan kalimat terakhir itu, sepasang mata elang telah mengawasinya dengan tajam dan tanpa cela dari balik sofa. Tatapannya itu sangat tajam, sehingga sanggup meruntuhkan semua semangat yang berkobar di dalam dirinya dalam sekejap. Sangat gelap dan tak mengenal kata ampun.
Ekspresi yang tidak menyenangkan itu, menatap ke arah Cleo dengan tidak puas.
Cleo menelan ludahnya perlahan.
Harry Miles??
Kenapa pria itu bisa ada di sini? Bukankah tadi kata resepsionis di bawah dia sedang ada meeting? Lalu apa yang dilakukannya sekarang di sini? Bukankah ini ruangan kerja Dirgantara, sekretarisnya? Kenapa alih-alih ia menemukan sekretarisnya itu di dalam ruangannya, ia malah bertemu dengannya?
***