"Apa??" Cleo histeris, "D-dua belas hari dari sekarang??"
Responnya dengan sangat heboh.
Cleo mencoba melirik Harry untuk mencari tahu kepastian ucapan Dirga, tapi pria itu hanya bersikap santai dan sama sekali tidak membantah. Cleo menjadi semakin panik.
"Bukankah sebuah pernikahan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat persiapan? Sekalipun bukan sebuah pesta besar, atau hanya sebuah pernikahan kecil yang dihadiri oleh beberapa orang, tidakkah kurun waktu dua minggu itu terlalu singkat?"
Cleo jelas belum mempersiapkan diri. Walaupun ia sama sekali belum pernah mengurus segala sesuatunya soal pernikahan, tapi tindakan mereka ini jelas terkesan terlalu terburu-buru. Paling tidak diperlukan waktu setidaknya dua bulan untuk merampungkan semuanya.
Apa mereka bermaksud hanya akan pergi ke catatan sipil untuk melegistrasikan pernikahan?
"Anda tidak perlu khawatir. Segala urusan pernikahan akan pihak kami urus dengan baik. Anda tinggal mempersiapkan diri dan waktu untuk mencoba gaun pengantin, serta mencocokan jari dengan cincin pernikahan yang disiapkan. Lalu selebihnya, saya yang akan mengurus semuanya."
Penjelasan Dirga membuat Cleo ber-oh ria.
Ia hampir saja upa bagaimana hebatnya keluarga besar Theodore. Tidak ada yang tidak mungkin untuk tidak mereka lakukan. Hanya untuk mempersiapkan sebuah pernikahan saja, jelas bukan hal yang sulit bagi mereka yang memiliki uang.
Baguslah! Dengan begini, Cleo tidak perlu repot-repot membantu persiapannya karena semua telah dikerjakan oleh tangan yang dapat dipercaya.
"Kalau begitu, apa semua pembicarakan kita ini telah selesai?" tanya Cleo dengan sikap yang santai, "Jika sudah, aku rasa aku harus pamit. Karena aku perlu mengurus beberapa hal terlebih dahulu. Apa... aku boleh pergi sekarang juga?"
Dirga melirik sedikit ke arah Harry, lalu menjawab.
"Tentu saja Nona Cleo. Begitu saya selesai melegalisir dan membuat salinan dari kontrak ini, saya akan memberikan satu salinannya untuk Anda juga. Dan karena sudah tidak ada apapun yang perlu kita bicarakan untuk sementara ini, Anda boleh pergi untuk menyelesaikan hal apapun yang ingin Anda kerjakan. Saya akan menghubungi Anda jika tiba hari dimana kita akan mencocokkan gaun dan cincin untuk Anda. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih."
Cleo selalu merasa terpukau setiap kali sekretaris Dirga berbicara dengan sopan dan lugas. Pria itu sanggup membuat oranglain merasa terhormat dengan sikapnya yang memukau. Tidak heran dia bisa menjadi orang kepercayaan Harry seperti yang sudah dikatakan Nyonya Sofia padanya. Dirga memang orang yang berkompeten.
Begitu selesai dengan pembicaraan mereka soal kontrak, Cleo segera berjalan keluar dari kantor mereka. Dan setelah ia menginjakkan kakinya di luar gedung, Cleo segera menghubungi seseorang.
Ketika nomor yang ditekannya tersambung dan di angkat, ia langsung berkata.
"Bisa kau menjemputku di depan bank Viction yang ada di seberang Coffieshop Alae di jalan mawar sekarang?" tanya Cleo pada si penerima telepon.
Karena saat ini ia perlu pergi ke bank untuk menarik sejumlah uang tunai agar bisa membayar hutangnya, Cleo mau tidak mau meminta seseorang untuk menemaninya.
Dan hanya Willy-lah, satu-satunya teman yang bisa ia mintai tolong.
Mendengar Cleo mendadak menghubunginya dan meminta sesuatu yang tidak biasa, Willy yang saat itu tengah bekerja di bengkel langsung merasa bingung sekaligus heran.
"Untuk apa aku perlu menjemputmu di sana? Apa terjadi sesuatu yang serius?" tanya Willy merasa khawatir.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Hanya saja aku perlu menarik sejumlah uang yang cukup besar untuk kuberikan pada rentenir menyebalkan itu. Dan aku tidak ingin pergi sendiri. Apa kau bisa menemaniku?" tanya Cleo dengan cemas karena takut pria itu tidak mau menemaninya karena saat ini pasti ia masih sedang bekerja.
Tapi Willy ternyata langsung mengiyakannya.
"Baiklah. Aku akan ke sana," serunya sambil kemudian mematikan telepon. Setelah panggilan itu terputus, Cleo pun langsung pergi menuju ke bank dan buru-buru mencairkan uangnya.
Satu jam berlalu sejak mereka saling menghubungi dan Willy telah menunggu Cleo di tempat yang telah dijanjikan. Pria dengan rambut cepak dan sebuah tato yang bergambarkan seekor burung merak yang terbang di lengan sebelah kirinya telah bersiap sedia, duduk di atas motor mogenya yang terlihat rusuh.
Melihat itu, Cleo langsung tersenyum senang dan menghampiri.
"Apa kau menunggu lama?" tanya Cleo ketika ia sampai.
"Tidak juga, aku baru saja sampai tidak lama. Apa yang kau bawa itu?" Willy memperhatikan sebuah tas hitam besar yang dijinjing Cleo. Tas itu terlihat cukup berat dan berisi.
Willy jelas melihat Cleo membawa tas itu keluar dari dalam sebuah bank. Dan jika mengingat apa yang wanita itu katakan padanya tadi di telepon... apa itu berisi sejumlah uang tunai?
"Ini adalah keseluruhan hutangku pada billo-billo. Dengan ini aku akan melunasi seluruh hutang-hutangku padanya. Sehingga mereka tidak bisa mengganguku lagi," seru Cleo dengan perasaan senang yang tidak bisa ia tutupi.
Willy terlihat terkejut. Ia mengerutkan keningnya.
"Apa itu semua berisi uang tunai??" tanyanya dengan tidak percaya.
Cleo menjadi panik. Tidak seharusnya pria ini bersikap berisik dengan menyuarakan sesuatu yang sangat pantang di situasi yang rawan seperti ini. Dengan segera Cleo langsung menutup mulut Willy dengan tangannya.
"Shuittt!! Bisa kau mengecilkan suaramu? Kau tahu, kau bisa mengundang semua perampok kemari jika mereka mendengar celotehanmu itu!" Dengan kesal Cleo berbisik pelan pada Willy. Ia juga melirik ke sekeliling dengan mata awas.
***