Setelah mereka sampai rumah, sang mama langsung pamit untuk mandi. Sontak saja sikap sang mama yang aneh dari tadi membuat Daniel penasaran setengah mati, namun dirinya tidak mampu untuk menegur sang mama, hingga dirinya hanya membiarkan sang mama berlalu.
"Mir....aku akan menelpon dulu, kamu bisa kan sendiri" Tanya Daniel pada Mirella. Mirella hanya menganguk sebagai jawaban. Setelah melihat anggukan dari Mirella segera Daniel menuju kamarnya dan menelpon sang papa.
Setelah terdengar jawaban dari seberang Daniel langsung mengatakan pada papanya tentang sang mama, dan menyuruh sang papa untuk menelpon sang mama.
selalu seperti itu, dari dulu Daniel tidak berani menegur sang mama, jika sang mama sudah dalam mood yang tidak bagus, dirinya selalu meminta bantuan sang papa.
Didalam kamar mandi sang mama mendengar hp nya berbunyi. Segera dilihat dan ternyata telpon dari sang suami. segera dijawabnya. "iya pa" sang mama memulai pembicaraan. "apa maksud pap, mama biasa aja, mama hanya lelah, Daniel saja yang mengada - ngada" jawabnya terhadap pertanyaan sang suami.
setelah selesai bertelpon dirinya membaringkan tubuh lelahnya dikasur, tanpa mengingat Mirella yang mungkin butuh bantuannya atau apapun dirinya larut dalam kenangan Masa lalunya.
" pa...anak kita diculik, anak Kita dalam bahaya". masih jelas dalam ingatannya bagaimana paniknya dirinya saat menerima telepon bahwa putra semata wayang mereka diculik, Dan sang penculik meminta tebusan. Sang suami segera menghubungi polisi dan melaporkan penculikan sang putra. Saat mereka sampai dilokasi sang penculik mereka menemukan tubuh putranya yang terikat dan bahkan terdapat Luka ditubuhnya.
masih segar dalam ingatannya bagaimana dirinya mendekap erat tubuh sang putra yang lemah, dan yang membuatnya semakin kesal, kemana teman - teman sang putra yang mengatakan akan merayakan ulang tahun sang putra ditaman Hari itu. bagaimana mungkin sang putra justru diculik sendirian.
setelahnya Daniel terpaksa dirawat dirumah sakit karena luka fisik juga trauma yang dideritanya. namun selama Daniel dirawat tidak Ada sama sekali kawannya yang menjenguk. karena itulah dirinya langsung memisahkan Daniel kesekolah lain, bahkan mereka pindah keluar negeri.
walaupun dirinya dibuat kesal d ngan pertanyaan Daniel, kenapa mereka harus pindah, kenapa ini kenapa itu. namun dirinya bertahan demi kenyamaanan sang putra tercinta.
"Daniel, andai kamu ingat.....mereka lah anak - anak yang menyenangkan kamu diculik dulu, mereka penyebabnya". gumam sang mama penuh benci.
terdengar pintu terbuka Dan nampaklah Mirella memasuki kamar. " mama,,lelah ya ma,,maaf ya ma...Mira sudah membuat mama lelah" ucap Mirella sambil mendekat. Ucapan Mirella menarik kesadaran sang mama mertua dengan penuh. Setelah teringat dengan musibah yang dialami sang putra akibat kawannya. yang secara tidak sengaja Mira juga menjadi dalangnya. sang mama langsung menatap Mirella dengan penuh benci.
Mirella tentu saja menyadari tatapan benci dari sang mertua, karena dirinya sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu dulu...bukan hanya dari 1 orang tapi dari 2 orang, papa dan mama nya. 'ya Tuhan....kenapa tatapan mama, seperti tatapan mama dan papa ' batin Mirella terkejut.
"Mira, sebaiknya Kita pulang saja besok, mama lelah, dan ya....bisa kan, malam ini kamu jangan tidur disini, mama ingin sendiri" kata sang mertua tanpa memandangnya lagi. "baik, ma" ucap Mirella sambil berlalu ke kamar mandi.
"ya Tuhan....aku telah kehilangan mama, dosa apa yang aku lakukan, hingga orang yang aku sayangi kembali membenciku seperti mama dan papa, pandangan sayang mama, kini telah hilang,,Tuhan....."gumam Mirella sedih.
Malam itu sesuai permintaan sang mertua Mirella tidur diruang tamu, diatas sofa, andai saja Daniel keluar kamar, dirinya pasti melihat sang istri yang bermandikan air Mata menatap ke kamar yang Ada mamanya, Daniel juga akan tahu bagaimana sang istri kedinginan sepanjang malam. l