Ditempat Mirella kini terdapat 2 buah tas yang Mirella tahu berharga selangit. Tas itu terkirim atas nama dirinya, sementara dirinya sama sekali tidak berbelanja. "jangan - jangan salah kirim" kata Mirella. Ningsih yang saat ini sedang menemani Mirella terkejut mendengar perkataan Mirella. "Non , tidak memesan yang ini kah non?" Tanya Ningsih ingin tahu. gelengan kepala Mirella menjadi jawaban baginya. " kalau gitu Kita krmbalikan saja non,nanti minta mereka korim kembali yang non pesan" kata Ningsih. ucapan Ningsih seketika membuat Mirella menoleh. "mengirim kembali?" Tanya Mirella. "iya non, biasanya kalau Ningsih belanja online, dan t.idak sesuai ya Ningsih krmbalikan lagi" cerita Ningsih . Perkataan Ningsih membuat Mirella tersenyum. Ningsih mengira dirinya belanja online, padahal dia tidak merasa membeli tas tersebut. " kamu suka belanja online ya ning?" Tanya Mirella. "iya non, biar Ningsih ndak bingung" kata Ningsih lagi.
"ning, tolong simpan kan ya,taruh saja diatas kasur, trus kamu kesini lagi temenin Saya" kata Mirella .
Setelah Ningsih pergi Mirella segera menelpon no yang tertera dipengiriman tadi. Karena sejujurnya Mirella juga penasaran siapa yang membelikannya tas mahal tersebut.
'ternyata Daniel '. batin Mirella. " Non, mau jalan - jalan kah?" tanya Ningsih setelah dia sampai disamping Mirella. " Baiklah, ayok Kita keliling komplek ini" ajak Mirella dan dianguki oleh Ningsih.Sepanjang perjalanan mereka bertemu dengan warga yang juga sedang berjalan - jalan, atau yang sedang membeli sayur. "ning, siapa?" tanya salah satu orang yang sedang berbelanja. "oh...majikan Saya" jawab Ningsih lagi. Mirella tersenyum kepada mereka dan dibalas juga dengan senyum.
"majikan barunya Ningsih ya?" Tanya mereka lagi penasaran. "entahlah, sudah sekitar 5 bulan Saya tinggal dikomplek ini, maaf ya semuanya, baru Kali ini Saya bisa menyapa, karena kondisi Saya ini lah yang membuat Saya jadi malu untuk sosialisasi"jawab Mirella tenang. Orang - orang yang mendengar jawaban Mirella benar -. benar merasa tidak enak hati. Kebanyakan yang mereka temui memang kawan - kawan Ningsih karena pemilik rumah pasti lah bekerja seperti Daniel.
"kalian tidak Ada kerjaaan dirumah kah?" Tanya Mirella pada mereka. "tinggal memasak saja non, Paling juga majikan Saya pulangnya sore, kami masak ini hanya untuk Nona kami waktu dia pulang sekolah"cerita salah satu orang yang seusia Bi Sarti. "kalo aku mah, buat kami aja, majikan aku tidak pernah makan dirumah" cerita yang lain lagi. mendengar cerita mereka Mirella memiliki ide untuk memanfaatkan waktu mereka.
"ibu - ibu semuanya boleh tidak kalau Saya minta tolong" pinta Mirella pada mereka. "Non mah gitu, panggil aja Bibi atuh non, pakai ibu segala". ucap Bi Nur. "iya non, pangil aja ijah, kalo Saya, sama kayak Ningsih, ya kan ning" kata ijah lagi."memangnya non Mira mau minta tolong apa non?" tanya Ningsih penasaran.
"jadi, Mira punya sebuah usaha nih, nah masih butuh tenaga kerja, gimana kalau semuanya kerja sambilan untuk Mira" ucap Mirella. "Bibi sih mau non, tapi gimana alasan Bibi keluar sama majikan Bibi" ucap bi Nur khawatir. Hal yang sama ternyata menjadi kekhawatiran yang lain juga. " tidak perlu , kalian tinggal bikin aja dirumah, nanti antar hasilnya kerumah, atau nanti Ningsih bisa mengambilnya kerumah masing- masing kalian bekerja" ucap Mirella.
Perkataan Mirella membuat mereka langsung menerimanya , bagaimanapun setelah pekerjaan rumah mereka selesai, waktu mereka masih banyak, karena itu mereka menerima permintaan Mirella. untuk menambah pendapatan mereka juga. "Ya sudah, kalau gitu kami pulang dulu ya, Minggu depan mulai kerjanya" ucap Mirella pamit.
Mirella dan juga Ningsih baru sampai didepan gerbang, saat mereka melihat mobil Daniel sudah terparkir dihalaman. segera Ningsih mendorong kursi Mirella. setelah mereka memasuki halaman dapat mereka lihat Daniel yang nampak panik keluar dari rumah diikuti asisten rumah tangga yang lain. Nampak dari raut wajah mereka sangatlah berbeda. Daniel yang kelihatan marah, juga para Asisten rumah tangga yang kelihatan takut dan cemas. setelah mereka melihat Ningsih bersama Mirella raut wajah mereka nampak lega. " Non kemana saja sih? Bibi khawatir" ucap Bi Sarti sambil memeluk Mirella." ehen" deheman dari belakang mereka membuat adegan itu terhenti. Bi Sarti dan yang lainnya pergi berlalu meninggalkan mereka berdua sambil menatap marah kearah Ningsih.
Mirella tersenyum memandang Daniel dan meminta Daniel mendorong kursinya. "ya Tuhan...Mira..kamu tahu ndak kesalahan kamu"ucap Daniel sambil marah. Sejujurnya Mirella kaget melihat Daniel memarahinya namun dirinya hanya diam saja. "Ya Tuhan ...aku khawatir banget tau" ucap Daniel sambil memeluk Mirella. pelukan Daniel justru membuat Mirella terpaku.