Chapter 2 - Bag 1

ALEA POV

Aku sungguh merasa sedih melihat kondisi Bunda yang seperti ini.

Sudah dua tahun lamanya Bunda tidak lagi seperti Bunda yang kukenal dulu.

Bunda yang penuh kasih sayang hilang tak bersisa setelah kejadian dua tahun yang lalu.

Kejadian yang membuatku kehilangan Ayah dan Kakakku _ Alena _ tak lama setelah Ayah pergi.

Bunda mengalami gangguan identitas disosiatif yang mengharuskanku menempatkan Bunda di salah satu rumah sakit jiwa di kota ini.

Sebenarnya aku tak ingin membiarkan Bunda berada di tempat ini.

Tapi mau bagaimana lagi, kalau aku menjaga Bunda seorang diri, aku tidak akan dapat bekerja.

Padahal pengobatan Bunda sangat mahal.

Harta Almarhum Ayah sudah habis tak bersisa untuk pengobatan Bunda.

Sementara keluarga Ayah sudah tidak ada yang peduli lagi padaku dan Bunda setelah kepergian Ayah.

Maka dari itu aku yang harus bekerja sampai aku harus merelakan keluar dari sekolah dua tahun lalu padahal ujian kelulusan hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Tapi aku harus apa?

Mungkin ini sudah menjadi takdir yang harus aku jalani.

"Bunda makan ya"

Bunda hanya menatap kosong kearah jendela kamar yang di tempatinya saat aku menyodorkan bubur ke mulut Bundaku itu.

Kamar yang Bunda tempati lumayan nyaman karena aku memang membayar fasilitas yang lumayan mahal walaupun badanku letih luar biasa setiap harinya karena harus bekerja di dua tempat berbeda.

"Bunda"

"kapan ayahmu pulang, Lea?" tanya Bunda padaku.

Aku menghela napas berat karena Bunda kembali bertanya hal yang sama sejak beberapa menit yang lalu.

"kalau Bunda mau Ayah cepat pulang, Bunda harus makan dulu. Tadi Ayah pesan seperti itu sama Lea" ucapku berbohong untuk kesekian kalinya.

Hatiku selalu serasa di remas jika harus membohongi Bunda.

Tapi aku tidak punya cara lain karena kata suster yang berjaga disini, Bunda tidak mau makan sejak pagi.

Sementara ini sudah menunjukkan pukul enam sore.

"benarkah?" tanya Bunda langsung menoleh kearahku dan terlihat sumringah.

Aku menganggukkan kepala membalas senyumannya.

Lalu mulai menyodorkan kembali sendok berisi bubur yang sudah ada ditanganku.

Untungnya kali ini Bunda tidak menolak dan dengan perlahan menghabiskan bubur di dalam mangkuk itu.

Setelah beberapa saat Bunda selesai makan, Bunda kembali bertanya berbagai macam yang ku balas sebisa mungkin.

Kadang Bunda bertanya kembali keberadaan Ayah, kadang bertanya bagaimana sekolahku yang dia hanya tahu aku masih bersekolah karena ingatan Bunda sepertinya terpaku di masa dua tahun yang lalu.

Sampai akhirnya tiba-tiba Bunda berteriak sambil menjambak rambutku sekuat tenaga yang membuatku merasakan nyeri luar biasa di kulit kepalaku.

Bunda mencaci, memaki sambil masih terus menjambak rambutku lalu sebelah tangannya beralih menyakar sebelah pipiku.

Dua Suster yang sejak tadi berjaga diluar membantuku bebas dari amukan Bunda.

"PERGI KAMU!!! NGAPAIN LAGI KAMU DISINI BRENGSEK!!! KAMU SUDAH BUAT SUAMIKU MATI!!!" teriak Bunda.

Aku hanya menatap sendu Bunda yang saat ini kedua tangannya di tahan oleh dua suster di masing-masing sisi tubuhnya.

"Kamu pulang saja Lea"

"Iya. Bukankah sebentar lagi kamu harus masuk kerja?"

Dua suster yang sudah kukenal dengan baik itu memintaku untuk pergi dari sana.

"Tapi Bunda.."

"kami akan menangani Bundamu. Tenanglah"

Aku menatap Bunda yang masih terus meronta minta di lepaskan sambil memaki kearahku dengan tatapan murkanya.

Aku mengalihkan pandangan kearah jam di layar ponselku yang menandakan aku memang sudah harus berangkat bekerja di tempat kerjaku yang kedua.

Aku kembali mengarahkan pandangan kearah Bunda dan dua suster itu.

"Terima kasih Suster.." lirihku yang dibalas senyuman mereka berdua di antara amukan Bunda.

Ini bukan pertama kalinya Bunda mengamuk dan para suster disini sudah terbiasa dengan itu.

"jangan lupa obati lukamu" ucap Suster Emma- salah satu dari suster yang memegangi Bunda - cemas.

Aku hanya mengangguk dan sekali lagi mengucapkan terima kasih lalu aku benar-benar pergi dari sana untuk mengejar waktu agar aku tidak terlambat masuk kerja.

ALEA POV END

***********

Catatan Penulis šŸ‘‡:

Penjelasan Disosiatif :

Gangguan identitas disosiatif, yang dulu lebih dikenal dengan kepribadian ganda atauĀ multiple personality disorder, adalah suatu kondisiĀ psikologi yang rumitĀ di mana penderitanya memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda-beda, dan secara bergantian mengambil alih kesadaran individu yang mengalaminya.

Ada yang tahu ini cerita siapa?

Si pemeran cowoknya belum muncul ya.. Jadi di tahan dlušŸ˜

Aku selalu sayang kalianšŸ˜šŸ˜