Chapter 5 - Bag 5

Tiga hari berlalu setelah insiden Dino tersiram jus alpukat.

Kemeja putih serta jas abu pria ini pun sudah sampai di rumahnya dalam keadaan bersih.

Wangi aroma lembut tercium dari pakaian ini.

Secarik surat sudah berada di tangan Dino yang saat ini dengan seksama membacanya.

πŸ“„ To Pak Dino,

*Bajunya sudah bersih Pak.

Nodanya sudah hilang sama sekali.

Bapak bisa cek sendiri kalau tidak percaya.

Dan pak, daripada bajunya Bapak buang, saya sarankan lebih baik Bapak kasih sama orang yang membutuhkan.

Bajunya masih dalam kondisi yang sangat bagus loh Pak.

Saya rasa itu lebih baik dan lebih bermanfaat buat orang lain.

Kalau begitu, sekian dan mohon maaf sekali lagi atas kejadian waktu itu .

Tertanda

Alea*

Dino melipat surat yang tadi berada di dalam kotak tempat Alea meletakkan kemeja serta jas pria itu dan meletakkannya kembali ke dalam kotak tepat diatas jasnya berada.

Sepertinya gadis itu tadi kerumahnya dan menitipkannya pada satpam di rumah yang di tinggali Dino selama dua puluh tahun hidupnya.

Dengan perlahan, Dino menutup kembali kotak berwarna putih itu dan berjalan menuju walk in closet nya untuk meletakkan kotak yang ukurannya lumayan besar itu ke dalam salah satu lemari yang berada di sana.

"Shit!! Kenapa rasa bersalah gw belom juga hilang??!"

"Brengsek!"

Maki Dino pada diri sendiri.

Ingin rasanya meminta maaf pada Alea karena kesombongannya tempo hari, tapi karena gengsi yang terlalu besar, Dino memilih menyesalinya di dalam hati Sampai-sampai pria itu tersiksa sendiri.

**********

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Suara musik dari DJ bergema di salah satu klub malam di daerah Ibu Kota.

Banyak muda mudi yang meliukkan tubuh mereka menikmati alunan musik itu.

Di sofa sudut ruangan, Dino tampak menyesap orange jusnya sambil melihat dance floor di depannya tanpa minat.

"Lo gak minum, No?" tanya salah satu teman Dino yang di balas Dino decakan malas.

Dino sangat tahu apa maksud pertanyaan temannya itu.

"Lo tau gw gak minum alkohol. Lagian ngapain sih kita ngumpul disini? Kalau Mami gw tau, bisa habis gw di cincang!" sungut Dino.

Ketiga teman pria itu tertawa terbahak karena ocehan Dino.

Mereka sangat tahu jika Dino Rasendriya, walaupun terlihat nakal dan suka seenaknya, tapi dia tetaplah pria alim dan anak Mami yang tak pernah sekalipun menyentuh alkohol selama hidupnya.

" Nih si Edwin abis patah hati trus ngajak kesini. Gw takut kalau dia di biarin minum sendiri tanpa kita. Kali aja dia ngelakuin hal yang gak senonoh yang bisa bikin keperjakaannya ilang dalam semalem"

"senonoh pala lo!" sungut Edwin sambil melemparkan kulit kacang kearah Kilua yang dibalas tawa terbahak pria blasteran Jepang yang sudah menjalin persahabatan dengan Dino sejak mereka duduk di bangku SMP itu.

"Lagian lo patah hati sampe segitunya. Kan gw udah ingetin sama lo kalau si Vee tuh cuma liat muka aja. Ada yang lebih bening dikit dari lo, dia udah selingkuh." ucap Dino panjang lebar karena sangat tahu siapa itu Vee karena wanita itu juga pernah merayu Dino.

Untung saja Dino kuat iman.

Walaupun Vee cantik luar biasa, tapi Dino tidak tergoda sama sekali karena sifat genit wanita itu.

Karena menghindari Vee juga akhirnya Dino mau menerima Caroline untuk berpacaran dengan wanita itu yang notabene adalah teman nongkrong Vee biar Vee menghentikan rayuannya pada Dino.

Dan sejauh ini untungnya cara Dino berhasil walaupun Dino harus rugi finansial karena sifat boros yang dimiliki Caroline.

Caroline sepertinya memanfaatkannya sebagai ATM berjalan, tapi sepertinya juga sebanding karena Dino juga secara tak langsung memanfaatkan wanita seksi yang menjadi kekasihnya itu untuk menghindari rayuan Vee.

"Lo akan tau saat lo jatuh cinta begitu dalam, No!" hardik Edwin yang sepertinya sudah setengah teler "Padahal gw udah niat mau jadiin dia bini gw.. TAPI KENAPA DIA MALAH 'NGAMAR' SAMA BULE YANG BARU DIA TEMUIN!!! BANGSAT BANGET!" teriak Edwin diakhir kalimat yang mampu membuat ketiga sahabatnya itu terlonjak kaget.

Dan setelah berteriak, pria yang sedang patah hati itu mengubur Wajahnya di atas meja bundar di depan mereka.

" sialan si Edwin! Bikin jantung gw dag dig dug der aja!" maki Dias yang sedari tadi belum mengeluarkan suaranya.

"udah mabok keknya dia" sahut Kilua sambil menggelengkan kepala lalu menyesap vodka yang di pesannya.

Sementara Dino hanya bersedekap dan menatap Edwin prihatin.

"lagian ni anak, ngapain juga mikirin nikah di usia kayak kita gini!ck!gak habis pikir gw kalau dia ngebet nikah!" sarkas Dino.

"bukannya si Carol udah ngebet minta di nikahin sama lo, No?" tanya Dias.

Dino mengalihkan pandangan kearah Dias sambil menaikkan sebelah alisnya.

"pikiran gw belom menjurus kesana. Gw masih mau nikmatin masa muda gw dulu sampe gw eneg! Jadi please berenti ngomongin Pernikahan saat ini, karena gw alergi sama kata itu" ucap Dino datar yang hanya di balas senyum kecut kedua sahabatnya yang masih belum teler itu.

Mereka sangat tahu jika Dino Rasendriya memang tidak pernah serius pada setiap wanita yang pernah menjadi pacarnya.

"eits.. Nih dia ni, cewek polos kesukaan gw" ucap Kilua tiba-tiba dengan senyum sumringah.

Pandangan pria itu kini sudah mengarah ke depan tempat dimana seorang pelayan wanita di sana dengan setelan seragam mini.

Kemeja lengan pendek berwarna putih dipadu dengan rompi merah menyala sangat pas body dan bawahannya menggunakan rok hitam span yang panjangnya jauh diatas lutut.

Pakaian seragam yang di kenakan pelayan itu sangat memperlihatkan lekuk tubuh menggoda sang wanita.

Dino hanya melihat sekilas melalui ekor mata tanpa niat mencari tahu lebih jauh wanita yang membuat senyum Kilua sumringah.

Berbeda dengan Dias yang sudah penasaran setengah mati.

"cewek polos siapa sih?" tanya Dias tak sabar.

Kilua mengalihkan pandangan kearah Dias dengan senyum yang belum luntur.

"lo liat tu cewek?" tunjuk Kilua kearah wanita yang tadi diperhatikannya itu.

"terus?"

"Dia cewek yang bisa bikin penasaran sebagian cowok yang dateng ke sini" ucap Kilua memberi informasi pada Dias.

Diantara mereka ber empat, Kilua memang paling sering datang ke klub malam.

Dan klub yang mereka datangi saat ini adalah klub langganan pria blasteran Jepang itu.

"termasuk lo?"

"yes.. Termasuk gw!"

"Dimana letak dia bikin lo penasaran?" tanya Dias semakin ingin tahu.

"Dia satu-satunya pelayan disini yang gak mau di ajak 'tidur'" bisik Kilua

"maksud lo? Tidur? Tidur yang kek gimana? Tidur beneran?" tanya Dias semakin bingung.

Sementara Dino hanya memutar bola mata malas atas pertanyaan polos Dias.

Apakah Dias sebodoh itu sehingga tidak tahu maksud ucapan Kilua?

"bukan tidur yang kayak gitu bloon!" sarkas Kilua sambil mendorong kepala Dias dengan jari telunjuknya. "Maksud gw 'tidur sambil Ena-Ena' " bisik Kilua kembali yang mampu membuat Dias memelototkan matanya terkejut.

Plakk..

"Aduh!!kok lo kelepak pala gw nyet!" ringis Kilua dengan wajah kesal karena Dias tiba-tiba memukul kepalanya.

"otak lo selangkangan bae! Tobat lo! Kena penyakit baru nyaho ente!" balas Dias galak persis seperti bapak-bapak yang sedang mengomeli anaknya.

"gw gak pernah sampe 'masukin' ya! Jadi gak mungkin gw kena penyakit!"

"Makanya sebelum lo kelepasan, mending lo hilangin deh kebiasaan lo yang suka 'icip-icip' cewek! Kayaknya bukan si Edwin deh yang harus di jaga disini, tapi elo!" sarkas Dias yang hanya di balas dengusan kasar Kilua.

Sementara Dino, hanya memperhatikan kedua sahabatnya ini dengan pandangan datar sambil asyik memakan kacang kulit di depannya.

Kilua memang terkenal paling play boy diantara mereka.

Banyak yang beranggapan Kilua sering menjalani kehidupan 'one night stand'.

Padahal pria itu tidak pernah jauh dari hanya sekedar kissing dan grepe-grepe wanita-wanita gatal.

Bukan salah Kilua juga sebenarnya.

Para wanita itu yang mau saja diperlakukan seperti itu hanya karena berharap suatu saat mereka bisa menjadi kekasih Kilua.

Si Pria blasteran Jepang yang wajahnya sebelas dua belas dengan salah satu aktor di negeri sakura sana.

"Ck! Iya deh Kakek Dias, sorry.."

Kilua membalas ucapan Dias dengan malas, namun wajahnya kembali sumringah ketika pelayan yang tadi mereka bicarakan melewati meja mereka.

"Hey.. Rysa!" panggil Kilua yang mampu menghentikan langkah pelayan yang di sebut Kilua dengan nama Rysa tersebut.

Pelayan bernama Rysa itu melangkahkan kakinya kearah tempat di mana Kilua berada

"Oh iya kak Kilua, ada yang bisa dibantu? Apa mau tambah minuman lagi?" tanya pelayan itu yang entah mengapa membuat Dino yang sedari tadi asyik dengan kacang kulitnya, menengadahkan kepala untuk melihat pelayan ber aroma lembut yang aromanya sama persis dengan kemeja dan jas Dino yang di bersihkan gadis cleaning service di Perusahaan sang Papi.

Gadis yang sempat berdebat dengannya dan Gadis yang membuat tidurnya tak tenang karena perasaan bersalah.

Dino memelototkan matanya terkejut ketika melihat wajah penuh make up pelayan klub malam di depannya ini.

Wanita ini kan..

*********

Catatan Penulis πŸ‘‡:

Batre HP ku sampe low parah gegara nulis bab iniπŸ™„πŸ™„..

Udah itu aja catatannya hari ini😁

Love you all😘😘