Pagi di rumah Diningrat.
"Syakilla," dia berbisik sangat dekat dengan telinga, "Bangunlah. Ayo, bangun," kembali bersuara sedikit keras.
"Hemm," gadis yang merasa terusik menggeliatkan tubuhnya, matanya mengerjap dan lekas terbuka tatkala Gibran tertangkap memasang wajah tegang.
"Bangun sekarang Syakilla," si empunya nama lekas terduduk dan masih sempat menggeliat dalam duduknya tatkala Gibran membuka selimut dan buru-buru meletakkan sandal rumahan di bawah ranjang terdekat dengan jangkauan kaki gadis tersebut. Sejenak berikutnya, lelaki bersurai hitam pekat berjalan dan mengintip sesuatu dari balik kelambu.