Langkah pendek-pendek Aruna menuju pada Ratna, "nona tolong! jangan membantu saya!" bukannya merasa tertolong Ratna merasa sangat terganggu mengetahui perempuan ringan tangan tersebut pasti berniat membantunya.
setelah susah payah Ratna menyajikan kursi di dekat ranjang tetua Wiryo, "kau boleh keluar," suruh Wiryo pada Ratna. Tentu saja Ratna segera menundukkan kepalanya dan bergerak cepat keluar dari kamar utama rumah induk.
"Ada yang bisa saya bantu?" Ucap gadis yang kini duduk di kursi empuk, dengan pegangan tangan berupa kayu melengkung membuat nyaman tangan yang memegang. pelitur licin kini tengah di raba Aruna.
"Bagaimana kandunganmu?" tidak se- menakutkan bayangan Aruna, ternyata Opa Wiryo menanyakan bayi di dalam perut Aruna.