Kedua mobil hitam melesat cepat di atas jalan tol.
"Lain kali kamu harus bercerita dengan benar. Seperti apa hubungan mu dengan anak itu. Atau aku akan mempersulit kalian". Ucapan Hendra jelas terdengar sebagai ancaman.
Aruna melirik mengamati ekspresi wajah Hendra, pria itu terlihat penuh kemarahan.
_Sampai kapan aku harus berurusan dengan lelaki yang emosinya berubah-ubah seperti ini_
Ruang didalam mobil kembali hening.
"Tuan saya menadapat pesan dari pak Surya anda di minta memeriksa heandphone anda". Hendra menyambut permintaan pengawalnya. CEO Djoyo Makmur Grup tampak beberapa kali membalas chatting. Pada akhirnya dia putuskan menelepon Surya.
"Sudah aku bilang Djoyo Makmur Grup tidak akan mengambil kontrak apapun yang berhubungan dengan pemerintah". Raut mukanya suram.
"Beritahu mereka dan jangan banyak protes". Hendra marah kali ini.