Gadis itu mengikuti permintaan Hendra menyusup disela-sela Coat CEO Djoyo Makmur Grup. Mendekap dengan serius tubuh mungil Aruna. Menjaganya dari benturan, bahkan tuan muda tidak mengijinkan Aruna melihat keadaan diluar. Dia benamkan kepala Aruna di dalam dadanya.
Pengawalnya mulai mengeluarkan pistol yang tersembunyi dibalik jasnya.
"Jangan ada tembakan dari dalam mobil ini. Aku tidak mau calon istriku ketakutan". Hendra menekan alat ditelinga.
"Kita harus menembak ban belakang, ini akan membantu mengurangi kecepatan".
"Minta mobil dibelakang melakukannya, ini perintah!". Tegas Hendra.
"Mereka masih terlalu jauh. Waktu kita hanya 10 menit untuk sampai pintu tol".
"Mohon pengertiannya tuan. Jika mobil ini belum berhenti di exit tol. Kita semua tahu tidak ada harapan". Komunikasi mereka berburu dengan suara gesekan Blentley dengan dinding pembatas tol.
"Hendra... ". Suara lirih terdengar dibalik Coat Hendra.