Dengan perasaan tak karuan, Kirana tetap mempertahankan sikap anggun dan profesional nya. Karena ini menyangkut Proyek besar Perusahaan nya. Sambil berdoa agar Farhan tak membatalkan nya sepihak, Kirana benar benar dalam suasana hati tak menentu saat ini. Namun dia harus siap dengan segala resiko dan sikap Farhan.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 lewat 5 menit namun yang di tunggu belum juga datang.
Dalam diam dan menunduk Kirana menunggu dengan perasaan yang bercampur.
Hingga dia tak menyadari bahwa telah ada 2 orang Pria berdiri di hadapan meja nya.
"selamat siang, kami dari PT. Pratama. Tbk" ucap salah seorang Pria .
Tasya yang lebih duluan menyadari kedatangan mereka berdiri dan menyambut mereka dengan senyum termanis.
Kirana mendengar suara asing namun mendengar nama perusahaan itu seketika mengangkat pandangan nya.
Benar , dari 2 orang Pria itu salah satunya adalah Farhan, Pria yang sangat dia rindukan. Dia berdiri menatap ke arah Farhan.
"selamat datang," ucap Kirana, profesional.
"perkenalkan saya Tama Asisten Pribadi dari Pak Farhan, dan ini atasan saya Pak Farhan Direktur utama PT. Pratama Tbk." ucap Pria yang ternyata bernama Tama itu.
"Saya Kirana, Direktur yang diutus perusahaan untuk bertemu dengan Perusahaan Anda" ucap Kirana membalas uluran tangan Tama.
"Silahkan duduk" ucap Kirana, melihat Farhan hanya diam dan sama sekali acuh terhadap nya.
"Baik ibu Kirana, kita langsung saja, karena Pak Farhan akan langsung terbang ke Hongkong sore ini" ucap Tama.
"baik," ucap Kirana. "Tasya tolong berikan proposal nya" lanjut Kirana.
Tasya pun menyerahkan Proposal itu masing masing satu untuk Farhan, Tama, dan Kirana.
Farhan sama sekali tak memandang Kirana, ekspresi nya dingin, Kirana bahkan merasa tak mengenal Farhan, ekspresi nya , Kirana tak pernah melihat ekspresi seperti itu dari Farhan.
Dalam diam dan menyaksikan Tama berbincang dengan Farhan. Batin Kirana berbicara
'sebenci itu kah kamu terhadap ku Farhan'
'aku merindukan mu , sungguh aku merindukan mu, tatapan hangat mu, dan suara mu'.
"baik ibu Kirana, Pak Farhan menyetujui Proposal ini, dan memutuskan akan berinvestasi " ucap Tama dan menyadarkan Kirana.
Seketika sebuah senyuman terpancar dari wajah Kirana, "terima kasih banyak, kami akan segera mengurus kontrak kerja sama nya" sahut Kirana profesional.
Farhan sama sekali tak bersuara, hanya Asistennya yang berbicara.
"baik, kami tunggu, kalau begitu kami harus pergi sekarang" ucap Tama.
Farhan dan Tama pun langsung berdiri dan di ikuti oleh Kirana dan Tasya. Sebelum Farhan beranjak , Kirana melakukan tindakan secara spontan bahkan belum pernah dia lakukan ke Klien klien nya sebelum ini.
Dia mengulurkan tangannya terlebih dahulu seraya berkata. "senang bertemu dengan Anda Pak Farhan" ucap nya. Kirana menatap intens dengan tatapan penuh kerinduan ke arah Farhan. "sama sama" ucap Farhan akhirnya dan membalas uluran tangan Kirana, mendapatkan respon Farhan secara alami Kirana menampilkan senyum bahagia nya.
Untuk beberapa saat tatapan mereka saling mengunci, sejujurnya siapapun yang melihat, dapat mengetahui bahwa tatapan keduanya adalah tatapan orang yang saling merindukan, namun sikap mereka yang seolah saling tak mengenal membuat Tasya dan Tama bingung.
"Permisi" ucap Farhan seraya melepas kan jabat tangan mereka dan beranjak meninggalkan Kirana.
Kirana dan Tasya pun langsung keluar dari Restoran itu sesaat setelah Farhan beranjak, tak sengaja, ternyata mereka masih bertemu di parkiran. Ternyata Farhan sedang menelepon makanya tak langsung pergi. Tak sengaja Farhan melihat kearah Kirana karena mobil mereka terparkir berdampingan.
Layaknya seorang profesional , Kirana menunduk sopan ke arah Tama, begitu pun sebaliknya. Setelah selesai menelpon, Farhan langsung masuk kedalam mobil nya, dan di ikuti oleh Tama. Mobil nya berjalan melewati Kirana, Farhan bahkan tak menoleh ke samping jelas Kirana berdiri seolah menunggu nya. Mobil Farhan semakin menjauh namun Kirana masih memperhatikan nya. Saat mobil itu menghilang, Kirana menarik nafas panjang , dadanya semakin sesak, hatinya begitu sakit mendapatkan sikap seperti itu dari Farhan.
'begini kah perasaan mu dulu Farhan'
'kini aku merasakannya nya'
'huufftttt, setidak nya aku senang bisa bertemu dan melihat mu lagi'.
Ya hanya batinnya yang bisa berbicara. Matanya merah menahan air matanya.
"kita kembali kekantor sekarang Bu?" ucap Tasya yang sedari tadi mengamati sikap Kirana.
"iyaa" sahut Kirana dan masuk kedalam mobil nya.