Kini baik Raihan maupun Kirana sudah saling terbuka, perasaan Kirana akhirnya lepas tak ada lagi yang mengganjal perasaan nya, ntah mengapa begitu menangis dan meminta maaf kepada Raihan hatinya menjadi tenang.
"Terima kasih Rai sudah mau memaafkan ku" ucap Kirana yang sudah tenang.
"sama sama Kii" sahut Raihan
"sekarang kamu mama Raka, dan aku 'Papa Raihan', dan tentu ada 'Papa Farhan' , kita harus membesarkan Raka bersama, dan ku mohon jangan batasi kedekatan ku dengan Raka"ucap Raihan.
"heheh, okee" sahut Kirana tersenyum lepas. Keduanya pun kembali akrab layak nya seorang sahabat.
"ohh iyaa, dimana Raka?" tanya Raihan akhirnya.
~~~~~``~~~~~
Sedangkan di Koridor Rumah sakit Pria yang tadi melihat Kirana dan Raihan , dengan senyum pahit nya mencari keberadaan Raka. Dia menanyakan kebagian informasi dan mengetahui bahwa Raka sedang berada di bagian pemeriksaan MRI , segera lah dia kesana.
Tak sampai 5 menit dia sudah dapat melihat Raka dengan segala macam alat tes pemeriksaan untuk memastikan sel kankernya masih atau tidak.
Saat Raka tak sengaja melihat ke arah jendela , di langsung berteriak senang.
"Papaaaa" teriak nya, dan membuat Dokter, nyonya Priska dan juga perawat khusus Raka menoleh ke arah pandangan Raka.
Ya pria itu adalah Farhan, dia datang untuk melihat Raka, dan Kirana, dia sangat merindukan mereka, namun sayang nya kehadiran nya tak tepat waktu. Meski saat ini perasaan nya sedih, sakit, kecewa melihat dan mendengar ucapan Kirana dan Raihan tadi, tapi dia berusaha tegar dan tersenyum karena melihat Raka.
Raka pun sudah menyelesaikan serangkaian pemeriksaan nya, dan segera keluar menemui Farhan. Farhan langsung menggendong Raka.
"papa datang" ucap Raka
"iyaa sayang, papa kangen sama kamu" ucap Farhan.
"iyaa Raka juga kangen papa" ucap Raka sambil memeluk Farhan yang sedang menggendong nya.
"hai, nak Farhan" sapa nyonya Priska.
"halo nyonya" balas Farhan.
"panggil aku Tante saja" ucap nyonya Priska hangat,
"terima kasih sudah datang, Raka memang sangat merindukan mu" jujur nyonya Priska.
"iya Tante" sahut Farhan ramah.
"ayoo paa main sama Raka" ucap Raka.
"kamu sudah ketemu Kirana nak Farhan?" tanya Nyonya Priska,
"belum tante, nanti saja, apa boleh saya mengajak Raka main di taman ?"tanya Farhan menutup rasa sedihnya, melihat kejadian di kamar Rawat Raka.
"ohh, iyaa boleh donk" sahut Nyonya Priska.
"kamu tolong dampingi terus Raka, saya mau pulang sebentar ada urusan, dan tolong beri tahu tuan Raihan dan juga nyonya Kirana" jelas nyonya Priska ke perawata khusus Raka.
'tuan, Nyonya,' rasanya semakin sakit Farhan mendengar pernyataan nyonya Priska. Namun lagi lagi dia mengikhlaskan segalanya, dan kuat , baginya melihat Raka dan Kirana bahagia adalah segalanya, tak ada hal paling penting selain kebahagiaan mereka, itu lah batin dan hati Farhan.
Akhirnya Farhan dan Raka main di taman rumah sakit, dengan tetap di dampingi perawat khusus Raka. Tanpa menemui dan bertemu dengan Kirana maupun Raihan.
Dan Kirana pun tak mengetahui kehadiran Farhan.
~~~~~`~~~~~
2 jam berlalu, Farhan menghabiskan waktu bersama Raka di area taman Rumah Sakit, Raka terlihat sangat bahagia, bercerita banyak hal, dan satu hal , Raka bahkan mengatakan telah memanggil Raihan dengan kata 'papa Raihan' , perasaan Farhan semakin berkecamuk, dia merasa Kirana maupun Raka sudah tak membutuhkan nya.
Setelah melihat kejadian Raihan dan Kirana tadi, dan ucapan Raka, akhirnya membuat Farhan mengambil sebuah keputusan besar. Dan berharap ini yang terbaik demi kebahagiaan Kirana dan Raka. Lagi lagi Farhan hanya peduli pada Kirana dan Raka dengan mengabaikan perasaan nya.