Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 117 - Ingin Kembali dan Kembalinya Masa Lalu

Chapter 117 - Ingin Kembali dan Kembalinya Masa Lalu

'aku sudah tak mencintaimu'

'kini aku mencintai nya'

Kalimat kalimat itu terus terngiang dipikiran Raihan dalam diam nya. Terasa begitu sakit dan perih.

Dia pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat ke arah Kirana. Dia meraih lengan Kirana dan menariknya cukup kuat.

"katakan Kirana, bahwa yang kamu katakan adalah candaan untuk menghukum ku" ucap nya sendu bercampur emosi.

"tidak Rai, itu adalah sebuah kenyataan" jawab Kirana tegas.

Mendengar ucapan Kirana, Raihan melepas lengan Kirana dia pun mundur seolah kehilangan kekuatannya. Suasana sempat hening sejenak.

Sampai akhirnya Raihan mengeluarkan suara tawa yang cukup keras

"hahahaha.."

Kirana merasa keadaan semakin buruk, dan dia pun memutuskan untuk meninggalkan ruangan Raihan, namun saat dia akan membuka knop pintu , tangannya dengan cepat di raih oleh Raihan.

"mau kemana kamu" ucap Raihan dingin.

"lepaskan Rai, aku harus kembali bekerja" sahut Kirana pelan dan sedikit merasakan ketakutan.

"urusan kita belum selesai" sahut Raihan cepat.

"sudah tidak ada yang ingin aku bicarakan Rai, keputusan ku tidak akan berubah" sahut Kirana.

"tapi aku belum mengatakan keputusan ku Kirana" jawab Raihan.

"ke,,ee,, Keputusan mu?!" sahut Kirana dengan suara gemetar karena gugup bercampur takut,

"aku sudah katakan bukan, jawaban mu akan menentukan tindakan dan juga tentu keputusan ku Kirana" sahut Raihan dingin.

"maksudnya apa Raihan?" Sahut Kirana.

"aku akan mengambil kembali Raka dari Farhan" ucap Raihan tegas dan melepas genggaman nya dari Kirana.

Kirana shock mendengar ucapan Raihan, suasana sempat terasa begitu sunyi karena Kirana seolah kehilangan kesadaran nya.

"hahhh, lucu sekali, mangambil kembali Raka dari Farhan, Farhan bahkan tak pernah mengambil Raka dari mu" ucap Kirana sinis dan penuh penekanan begitu kembali sadar.

"yaa, Raka adalah Putra ku dan aku akan mengambil kembali hak ku sebagai ayah kandungnya". sahut Raihan dengan argumen yang sangat kuat.

"hentikan Rai, jangan bawa bawa Raka dia putra ku tak akan ku biar kan siapa pun menyentuh nya".

ucap Kirana tak bisa lagi menahan emosi nya.

"apa kamu melupakan atau sengaja melupakan kenyataan Kirana bahwa Raka adalah Putra kandung ku,," sahut Raihan penuh penekanan "aku tak akan pernah menyakiti putra ku" Lanjutnya tegas,

"seharusnya kamulah yang berhenti Kirana, berhenti menyembunyikan identitas Raka yang sebenarnya, Farhan tak berhak atas Raka dan diri mu" lanjut Raihan kali ini sedikit emosi.

Kirana tertegun dan diam untuk sesaat , dia mencerna setiap kata kata Raihan.

"cukup Rai, aku sadar sekarang, kamu melakukan ini untuk menghancurkan hubungan ku dengan Farhan bukan" ucap Kirana sinis.

Raihan yang memang sedari tadi penuh dengan emosi kini semakin terlihat emosi dan matanya semakin gelap, sejujurnya dia sama sekali tak berniat begitu, tapiii Cinta nya terhadap Kirana begitu besar dia tak ingin melepaskan Kirana ditambah Fakta Raka adalah Putra nya.

Raihan melangkah semakin dekat ke arah Kirana, kini dia berdiri tepat dihadapan Kirana. "dengar Kirana Bunga Larasati, dari awal kamu dan Raka adalah milik ku, dan sudah ku katakan apa yang menjadi milik ku akan kembali pada ku" ucap Raihan tegas dan dingin. Kirana pun merasakan atmosfer yang begitu mendominasi dari Raihan ini.

"kamuuu, egoisss Rai, kamu pikir perasaan ku mainan, aku tak akan bisa kembali pada mu" sahut Kirana dengan suara gemetar karena dia kembali menangis.

"seharusnya kamu yang berhenti egois Kirana, Raka Putra ku tapi kamu memberikan hak ku ke orang lain," sahut Raihan dingin "dulu aku memang tidak mengetahui nya, tapi kini aku sudah kembali Kirana, aku ingin mengambil kembali hak ku" lanjutnya dengan membelakangi Kirana. Saat dia mengatakan itu Suara nya gemetar menahan air matanya. sejujurnya Raihan sakit melihat Kirana menangis, tapi keegoisan nya untuk memiliki Kirana menutup hati nya, dan karena itu lah dia tak ingin melihat ekspresi Kirana, sebab jika dia melihat Kirana sedih, dia takut akan luluh dan mengalah.

Kali ini Raihan benar benar di liputi oleh rasa emosi dan keegoisan yang besar.

Saat suasana hening, karena Kirana seolah kehabisan kekuatan , dan Raihan yang juga diam larut dalam perasaan nya merasakan sakit melihat orang yang dia cintai menangis dan memilih orang lain. Baik Raihan dan Kirana hanyut dengan perasaan mereka masing-masing, saat itu lah pintu ruangan Raihan di buka begitu saja , tentu Kirana yang berdiri tepat di belakang pintu sangat terkejut dan Raihan yang berada sedikit di depan tepat bisa melihat siapa yang masuk.

Wanita berambut sebahu hitam kecoklatan, tinggi dan menggunakan dress sedikit diatas lutut berwajah blasterand, dengan cepat memeluk Raihan tak menyadari ada Kirana didalam ruangan itu karena memang posisi nya akan tak terlihat jika orang arah masuk kedalam.

"honey, i miss u so much" ucap wanita itu manja

Raihan sangat kaget dan tentu tak membalas pelukan wanita itu.

Kirana yang melihat dan menyaksikan adegan itu merasa lega karena akhirnya dia bisa keluar dari ruangan Raihan, tapi tak dipungkiri ada rasa miris untuk dirinya sendiri pasalnya baru saja secara jelas, Raiha berusaha keras untuk kembali padanya, tapi kenyataannya disisi lain ternyata dia sudah memiliki seorang kekasih. 'ckh,,!! konyol sekali' batin Kirana seraya tersenyum miring.

"Siska, bagaimana kamu bisa ada disini" ucap Raihan dingin dan melepas kasar pelukan Siska dari nya. "aku ini calon tunangan mu , tapi sekretaris mu melarang ku masuk tadi honey" ucap manja wanita yang ternyata Siska. "tunangan, NO Siska" sahut Raihan tegas.

"ayolah Rai, apa kurang nya aku, sehingga kamu tak menyetujui perjodohan kita" ucap Siska kali ini dia bertindak lebih agresif dengan mengelus lembut dada Raihan.

Melihat hal ini membuat Kirana geli, sehingga dia harus segera keluar dari sana. ."eheemmm,maaf Nona, Pak Raihan" sengaja bersuara Formal agar wanita itu mengetahui keberadaan nya.

"haahhh, who are you?" sahut Siska kaget dan menoleh kebelakang menatap sinis ke Kirana, melihat Kirana dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Menyadari tatapan tak bersahabat dari Siska, Kirana pun memutuskan untuk meluruskan semuanya dan mengambil kesempatan ini untuk lepas dari Raihan.

"maaf Nona, saya ada sedari tadi disini, tapi anda tidak menyadari nya, tapi tenang saja, saya akan pergi sekarang" ucap Kirana sopan. Kirana pun melangkah keluar.

"tunggu,,," ucap Siska dan menghentikan langkah Kirana. "tapi kamu siapa?" tanya Siska sinis.

"saya hanya seorang klien nona, urusan pekerjaan saya sudah selesai, tadi saya berniat keluar tapi anda terlebih dahulu membuka pintu secara tiba tiba sehingga mengagetkan saya" jawab Kirana berusaha setenang mungkin.

"ohh, oke" jawab Siska percaya penuh pada ucapan Kirana.

"permisi" ucap Kirana dan benar benar keluar dari ruangan Raihan.

Dia pun menarik nafas lega karena rasanya didalam ruangan Raihan tadi tak memiliki oksigen akibat perdebatan mereka bahkan rasanya dia tak sempat bernafas dengan baik.