Akhirnya Raka harus kembali berjalan berdua dengan Farhan 'papa nya' , sepanjang perjalanan Farhan dapat melihat Raka kurang bersemangat. "kita ke mall aja yaa beli mainan yang banyak Raka mau kan?" ucap Farhan agar Raka semangat sepenuhnya nya. "iya paa" jawab Raka biasa saja.
Farhan pun merespon Raka dengan anggukan dan sebuah senyum.
~~~~~~`~~~~~~
Disebuah mall terbesar di Surabaya, Raihan sendiri terlihat sedang berjalan untuk memasuki sebuah restoran didalam mall tersebut.
"hai, den," ucap Raihan menyapa sahabat SMA nya Denny. "haii, bro" balas Denny, "tumben ngajak gue, nggak balik ke Jakarta atau London loe?" lanjut Denny ke Raihan. "gue bakalan stay di Surabaya" sahut Raihan seperti biasa dingin dan datar. "wahhh, seriuss?" ucap Denny kaget, pasal nya Raihan awal nya hanya tinggal untuk urusan pekerjaan saja, dan akan kembali ke London.
"hmm" sahut Raihan singkat. Denny pun hanya meangguk penuh makna.
"apa terjadi sesuatu?" ucap Denny dengan nada dan tatapan menyelidik. "biasa aja natap nya" sahut Raihan. "apa loe masih ikut group SMA?" tanya Raihan. "ohh, tentu gue kan selebritis nya" ucap Denny sok. "angkatan kita atau all alumni" tanya Raihan lagi. "keduanya" sahut Denny santai. "hmmm,,, seperti nya aku tahu arahnya" ucap Denny dengan tatapan misteriusnya. Raihan pun menoleh ke arah Denny dan menunggu apa yang akan dikatakan sahabat nya ini. "Kirana tak ada di dalam group itu" sahut Denny tepat sasaran, "bahkan menurut info, dia juga tak ikut di grup angkatan nya, dia beberapa kali di masukkan tapi selalu keluar, semua grup SMA berusaha memasukkan nya tapi hasil nya nihil" jelas Denny seakan tau maksud pertanyaan Raihan yang singkat tadi. "apa dia se tertutup itu sekarang?" sahut Raihan akhirnya. "yaa, semua anak anak juga merasa begitu, tapi itu lah kenyataan nya, dia masih di Surabaya, tapi sangat sulit menemukan nya, seakan dia hanya sibuk dengan pekerjaan dan setelah itu yaa udah tak ada yang tau apa aktivitas nya, anak anak hanya kadang kalau tak senagaja melihat Kirana ya meng-candid nya ketika melihat Kirana bersama anak nya, ntah ke mall, makan di restoran , yaa semacam nya lah, hanya seperti itu," jelas Denny. suasana hening beberapa saat. "ehh tunggu," ucap Denny seolah mengetahui sesuatu , "jangan bilang loe stay karena dia" ucap Denny akhirnya. Melihat Ekspresi Raihan yang diam Denny tau jawabannya. "eitsss , tunggu bro, gimana dengan perjodohan loe?" ucap Denny keceplosan, "upppsss, sorry" ralat Denny. Raihan yang memelototi Denny, mengurungkan niata nya untuk memaki sahabat nya itu, dia melihat seseorang yang dia kenal, "Raka" gumam nya. "Rakaa, itu kan nama anaknya Kirana" sahut Denny. Denny yang asyik dengan makanan nya melihat pandangan ke arah Pandangan Raihan dan mengerti. "ohh, itu Raka, dan ya sama Papa nya" ucap Denny gamblang. mendengar ucapan sahabat nya Raihan pun menatap jengkel kearah Denny. 'aku Papanya' batin Raihan, "kok muka loe jadi semakin menakutkan begitu bro" ucap Denny yang tak mengerti apa apa. Tak menjawab ucapan Denny, Raihan memilih meninggalkan nya. Dan memilih mencari keberadaan Raka.
~~~~~`~~~~~
Akhirnya Raihan menemukan mereka diresto penjualan Ice Cream. "Haiii" sapa Raihan langsung ke Raka , "ehh, hai om Raihan" balas Raka seraya tersenyum. Farhan terkejut dengan kehadiran Raihan. "andaa" ucap Farhan , "iyaa, saya, anda tau saya kan" ucap Raihan pelan namun penuh makna. "apa kalian hanya berdua" ucap Raihan lagi dengan melihat ke segala arah seolah mencari seseorang. "Kirana nggak ikut" ucap Farhan mengetahui maksud Raihan, "hmmmm" sahut Raihan seraya meangguk-angguk, "sekarang kalian mau kemana?" tanya Raihan ke Farhan dan ke Raka, "nggak tau om, Raka nggak semangat karena mama nggak ikut" ucap Raka polos, Raihan pun meangguk paham, "kalau begitu bagaimana kalau kita ke toys station terus habis itu kita beli mainan yang banyak, mau nggak?" ucap Raihan ke Raka, "mau om, mau banget" sahut Raka dengan ekspresi sangat senang. "bagaimana Pak Farhan apa boleh saya mengajak Raka,?" ucap Raihan yang sebenarnya bukan meminta persetujuan melainkan memberi informasi., Sejujurnya Farhan bingung, satu pihak dia merasa tak enak bagaimana pun Raihan ayah kandung Raka, tapi sisi lain dia memikirkan Kirana, "paaaaa, bolehhh yaaa" rengekan Raka menyadarkan nya. "tapii sayang, mamaa,,,," ucapan Farhan yang terlihat Ragu segera dipotong oleh Raihan, "anda, juga tentu ikut bersama saya dan Raka" ucap Raihan seolah memahami perasaan Farhan. "baiklah" ucap Farhan akhirnya nya.
Setalah menghbiskan waktu bertiga, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Raka dan Farhan pun harus kembali. Disaat Raihan mengantarkan Farhan dan Raka ke mobil Farhan, Raihan membuka obrolan dengan Farhan. "Terima kasih" ucap Raihan ke Farhan meski terlihat dingin, tapi Farhan tau maksud Raihan dan mengerti perasaan Raihan. "mungkin ini namanya ikatan batin" sahut Farhan jujur. "tapi maaf,,, mungkin lain kali saya tidak akan mengijinkan anda lagi, Raka adalah putra saya, semua legalitas nya adalah nama saya" lanjut Farhan dingin, mendengar itu Raihan sedikit emosi, "tapi saya ayah kandungnya nya" ucap Raihan dingin, "dunia tahu nya Raka putra Pratama adalah putra saya Farhan Pratama" sahut Farhan tak kalah dingin, sekaligus menekankan identitas Raka.
Raihan diam , hati nya panas, itu semua adalah kenyataan dan fakta nya, tapi dia juga berhak untuk Raka, Raihan menahan emosi nya sekuat tenaga, mengepal kuat tangannya melihat tajam ke arah mobil Farhan yang berjalan menjauhi nya.
~~~~~``~~~~~
Akhirnya Raka dan Farhan tiba di rumah Kirana. Raka kembali dengan senyum lebar nya, Kirana yang sedang bersantai di ruang televisi mengetahui kedatangan anak nya, "eheemm, yang asyik banget pulang jalan jalan, sampai lupa sama mama" ucap Kirana bercanda ke Raka. "mamaaa" ucap Raka panjang dan berlari memeluk mama nya. Dibelakang Raka Farhan menyusul dengan membawa begitu banyak mainan. "yaa ampun Raka, itu maianannya mau diapakan sayang sebanyak itu" ucap Kirana Kaget. "dan kamu Farhan,, kenapa di turuti aja sihh kemauan Raka?" ucap Kirana kesal bercampur tak enak Ke Farhan, "daann inii,,,, ini mainan mahal semua" ucap Kirana yang kaget begitu melihat satu persatu mainan Raka. "maaa lihat ini," ucap Raka menunjukkan ekskavator besar kesukaannya dan ada remote nya tentu. Kirana semakin membelalakkan matanya melihat mainan yang harganya bisa mencapai 3 juta itu, karena bagi Kirana itu sangat mahal untuk ukuran anak anak meski Kirana mampu membelikan nya. "Farhan, ini berlebihan yaa" ucap Kirana sedikit marah ke Farhan, karena sungguh jika di total mainan Raka hari ini sendiri bisa mencapai 10 juta. "tapi ini bukan aku yang memberikan nya" sahut Farhan. "hahhhh, bukan kamu maksudnya ?" ucap Kirana bingung dengan ucapan Farhan. "ini semua Raihan yang belikan" jawab Farhan dengan ekspresi datar tak terbaca. "Raa, Raihan" ucap Kirana terbata karena kaget. "iyaa, Raihan, saya tak bisa menolak nya, karena saya tau dia siapa" jawab Farhan datar ekspresi nya tak terbaca. Kirana kaget, ternyata Farhan dan Raihan bertemu, "apaaa kamu bilang.tentang Raka,,?" tanya Kirana ragu , dan segera dipotong oleh Farhan, "saya tak pernah mengatakan apapun, bahkan saya menegaskan, bahwa saya Papa Raka, Raka Putra Pratama dan saya Farhan Pratama" jelas Farhan. Seketika wajah Kirana yang tegang terlihat sedikit tenang. Farhan melihat itu benar benar tak mengerti apa yang ada dipikiran Kirana. "aku hanya ingin bilang Kirana, aku tak peduli dia tahu atau tidak tentang Raka, tapi sampai kapan pun Raka adalah putra ku, dan ku harap kamu tak melupakan itu" ucap Farhan dingin dan tegas. "daannn , bahkan jika kamu kembali padanya, Raka tetap lah putra ku" lanjut Farhan kali ini dengan nada lembut dan seolah Pasrah. 'apa, apa maksudnya Farhan, apa kamu rela aku kembali padanya begitu saja?' sejujurnya itu lah batin Kirana yang tak dia sadari dan tentu dia akan mengingkari nya. Menyadari ucapan batin nya, Kirana kembali berusaha mengabaikan nya. "dia tak akan pernah tau tentang Raka, dan satu hal ,, kamu maupun dia tak akan pernah bisa menyembuhkan luka yang telah kalian buat" akhirnya itu lah kata kata yang dikeluarkan Kirana.
Mendengar ucapan Kirana, ntah mengapa meski merasa sakit, ada juga rasa lega di hati nya, karena itu artinya dia maupun Raihan memiliki posisi yang sama di mata Kirana. Dan meski Raihan kembali, Raka akan tetap menjadi putra'nya.
Tanpa senagaja Yusuf yang tadi keluar dari kamarnya dan bermaksud bermain dengan Raka, mendengar semua obrolan mereka.
"aaappaa, aapaaaa maksud nya ini kak,?" ucap Yusuf tak bisa menahan rasa keget nya, kebingungannya, dan dia memutuskan untuk memperjelas semua nya. "Yusuf kamuu?" pekik Kirana kaget mendengar suara Yusuf. "kakkkk, Yusuf mohon, Yusuf mau kakak sama kak Farhan jelaskan semua ke Yusuf, ada apa ini, apa hubungan Raihan dan Raka?" ucap Yusuf. "Suf, kecilkan suara mu" ucap Kirana takut jika ayah dan ibunya mendengar. "ayah dan ibu di atas, masih tidur" ucap Yusuf tahu kegelisahan kakak nya. "kakk,,, Yusuf bukan anak kecil lagi kak, dari awal ngelihat Raihan di rumah sakit, dannn,,,,," ucap Yusuf yang hampir keceplosan mengenai biaya rumah sakit namun dia dengan cepat menyadari nya, "dannn , dann sikap nya di rumah sakit, dia mantan kakak dan dia kembali tiba tiba itu aneh kan" ucap Yusuf beralasan namun tak sepenuhnya berbohong. "Suf, kamu duduk dulu, biar kami jelas kan," ucap Farhan bijak. Akhir nya ketiga nya pun duduk di sofa ruang televisi. "kakk, bicara," ucap Yusuf penasaran bercampur Emosi. "kamu janji apa yang kakak bilang hari ini ibu dan ayah nggak boleh tau" jelas Kirana sebelum memulai penjelasan nya.
"Yusuf janji kak" ucap Yusuf mantap.
Akhirnya Kirana dan Farhan menceritakan semua nya ke Yusuf. "yaa Tuhan, kalian, kalian gilaa, ini rahasia besar kak dan ini menyangkut dengan Tuhan," ucap Yusuf tak percaya dengan semua yang dia dengar. "Daan kak Farhan, kakakk, benar benar terima semua ini?" ucap Yusuf yang merasa jika dia di posisi Farhan dia akan meninggalkan Kirana. "saya mencintai Kirana Suf,, dan sekarang saya tetap mencintai Kirana dan juga Raka," jawab Farhan tegas Kirana kaget mendengar ucapan cinta yang memang tak secara langsung dikatakan kepadanya tapi itu sungguh membuat gejolak didalam hati Kirana, rasanya lama sekali dia tak merasakan hal ini. "jika saja saya dulu tak melakukan kesalahan itu,,,," lanjut Farhan lirih seraya memunduk mengingat kesalahan bodohnya dulu. Kirana yang melihat ekspresi Farhan merasa sedih , hati nya seolah ingin ikut manangis. "eheemmm, sudah lah, kamu sudah dengar dan tau semua nya kan , jadi tetap tutup mulut mu dan jangan katakan pada ayah maupun ibu" ucap Kirana yang kembali dingin.