Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 74 - Perasaan yang Disembunyikan

Chapter 74 - Perasaan yang Disembunyikan

Dua hari berlalu begitu cepat, Kirana sudah menyelesaikan konsep yang di minta oleh Group Kaviandra Corp. Hari ini dia harus ke perusahaan itu dan bertemu masa lalu nya dalam suasana yang Formal. "kamu pasti bisa Kirana, tetap jadi lah diri mu seperti yang selama ini" ucap Kirana pada dirinya sendiri di dalam ruangannya. Dia menghentikan tingkahnya ketika pintu ruangannya diketuk, Lidya yang masuk , "mba, berkas semua sudah siap, jam berapa mba mau ke Perusahaan Kaviandra Group ?" tanya Lidya. "aku belum tau, tolong kamu telpon kan Hana yaa, minta dia tanya ke Pak Evan jam berapa janji bertemu dengan Pihak Kaviandra". jawab Kirana. Lidya pun keluar ruangannya dan melakukan perintah Kirana.

"mba, pihak Kaviandra minta jam 10, dan mengingat kan bahwa mba yang harus kesana" jelas Lidya yang kini sudah berada didalam ruangan Kirana kembali. "terima kasih Lidya" sahut Kirana. "mbaa, beruntung banget sih, bisa ketemu sama Pak Raihan langsung,, semua orang di kantor membicarakan itu mba" cerita Lidya. Kirana mengerjitkan dahi nya merasa ucapan Lidya berlebihan, tapi,, "maksudnya apa Lidya bertemu langsung dengan Raihan Kaviandra dengan beruntung?" tanya Kirana, "yahh, masa mba nggak tahu sih, Raihan itu cowok paling dinantikan se-Indonesia mba, bahkan artis aja banyak yang ngejar ngejar dia, selama 5 tahun ini Group Kaviandra menjadi perusahaan terbesar Indonesia dan masuk majalah Forbes salah satu orang terkaya di Dunia asal Indonesia mba, dan media mana pun tak pernah sama sekali bisa memotret dan mengulik profil dari Raihan ini mba, yang merupakan 'Putra Mahkota dari Kaviandra, oiaa satu lagi mba, dia terkenal sangat dingin bahkan lebih dingin dari salju, tegas , galak, dan angkuh" jelas Lidya. Kirana tertegun mendengar cerita Lidya, tak menyangka bahwa Raihan sekarang jauh jauh berubah, segi sosial dan segi karakternya. Kirana tau Raihan memang orang kaya, tapi tak menyangka kini status itu sudah berubah menjadi sangat jauh lebih tinggi, dan karakter Raihan memang dingin, tapi dia bukan orang yang angkuh ,itu lah pikiran Kirana.

"mba kok melamun" tegur Lidya yang melihat Kirana bengong. "ehemmm, gpp saya hanya mikirin konsep kita mudah an mereka nggak banyak menuntut" ucap Kirana mengalihkan kegugupannya.

~~~~~~~`~~~~~~~

Kirana Kini sudah berada di halaman sebuah gedung, yang besar dan menjulang tinggi jelas terlihat tadi saat kan memasuki dia melihat tulisan besar di depan pagar 'Kaviandra Corporation Group' . Kirana menarik nafas panjang mengatur emosi nya dan mencoba mengendalikan perasaannya. Dia pun melangkah masuk dan tiba di meja resepsionis. "selamat siang mba, saya Kirana dari Agung Corp," dia mau melanjutkan ucapan nya , namun sang resepsionis langsung menjawab nya "ohh, iya ibu Kirana, Pak Raihan sudah menunggu anda, anda naik saja ke lantai 11, belok kiri, disana ruangan Pak Raihan" jelas sang resepsionis dengan ramah, "terima kasih mba" balas Kirana tak kalah lembut.

Kini Kirana sudah berada di depan ruangan Raihan, Dia mengetuk nya 2x , namun sebelum ruangan Raihan masih ada satu ruangan , ya itu ruangan sekretaris nya, Kirana mendorong pintu itu dan disambut oleh Deska sekretaris Raihan. "selamat datang Bu Kirana" sapa Deska ramah. Kirana hanya mengagguk dan tersenyum menanggapi ucapan Deska. "mari Bu masuk, pak Raihan sudah menunggu" ucap Deska seraya membuka pintu ruangan Raihan. Dengan perasaan campur aduk Kirana tetap harus Profesional menghadapi Raihan.