Kirana yang sudah berada di parkiran Restoran, kaget melihat anaknya yang berlari akan tertabrak sebuah mobil mewah Bentley Flying. "Rakaaa" pekik nya seraya menutup wajah nya dari depan mobil nya tak berani melihat apa yang akan terjadi. Syukurlah mobil itu negerem tepat waktu dan ya tentu mobil semahal itu memiliki pengereman yang akurat kan.
Kirana hendak berlari menghampiri anak dan ibu nya karena sangat khawatir dengan keadaan Raka. Dan bermaksud melabrak si supir mobil tersebut. Namun langkah nya terhenti karena melihat seseorang yang dia kenal turun dari mobil tersebut untuk menghampiri anak dan ibu nya.
"Raihan" ucap nya kaget campur tak percaya. Spontan Kirana membalik kan badannya, dan masuk kedalam mobil nya kembali. "Ya Allah, rencana apa yang kau siap kan untuk kami" ucap nya dari dalam mobil dengan air mata yang mengalir begitu saja saat melihat pertemuan Raka dengan Raihan yang merupakan Ayah kandung nya, tapi rahasia ini hanyalah dia ,Resty, Farhan dan Allah yang tahu, namun Farhan pun tak tahu siapa Raihan dan seperti apa sosok Raihan, Farhan tak pernah tau dan tak pernah mau tahu.
"kamu, tidak apa apa nak?" tanya Raihan ke Raka. Raka hanya menggeleng, wajah nya pucat, "Deska minta air" ucap Raihan ke sekretarisnya itu. Deska pun dengan cepat mengambil air dan memberikan nya ke Raka. "minum dulu ya" ucap Raihan lembut sangat jauh berbeda dengan nada nya ke Deska. Setelah minum Raka merasa lebih baik, "apa ada yang sakit?" tanya Raihan lagi "tidak om" sahut Raka yang akhirnya bersuara dan menatap Raihan.
'seerrrrrr' mendengar suara dan melihat wajah Raka serasa angin segar bagi Raihan yang mampu menenangkan hati nya seketika,, 'kenapa wajah anak ini mengingatkan ku pada diri ku sendiri.' batinnya, dan anehnya Ntah mengapa hati Raihan yang sangat dingin terasa hangat melihat mata anak ini. Ya itu karena Garis wajah Raka memang sama persis dengan Raihan, dan mata Raka sama dengan mata Kirana. Hitam terang, dan sangat menyala di kegelapan. "Siapa nama mu nak?" tanya Raihan "Raka om" sahut Raka. "Raka ayoo masuk, mama pasti nunggu didalam" ucap Ibu Kirana. Raihan memperhatikan ibu Kirana, wajah nya tak asing, tapi dia tak mampu meningat nya lagi pula sudah hampir 6 tahun berlalu. "saya minta maaf atas nama supir saya Bu" ucap Raihan yang sudah berdiri berhadapan dengan ibu Kirana. "tidak apa2 nak, cucu saya juga salah karena berlarian dijalan" ucap ibu Kirana, "ayo Raka salam sama om nya dulu" lanjut ibu Kirana yang berbicara ke Raka. Raka meraih tangan Raihan dan menyalami nya seraya mencium punggung tanagn Raihan, spontan Raihan menepuk lembut kepala Raka dengan senyum yang lebar dan hangat. Deska dan sang supir sampai takjub melihat adegan adegan antara Raka dan Raihan, bagaimana bisa Bos mereka yang sedingin salju itu begitu hangat ke seorang anak kecil.
"permisi nak" ucap Ibu Kirana seraya pergi dan dibalas anggukan dan senyum dari Raihan.