Kirana tiba diparkiran Club dia sudah menelepon Hana, dan Hana meminta Kirana untuk menunggu di parkiran saja. Dengan gelisah Kirana menunggu didalam mobil, dia memandang kearah depan menanti kemunculan Hana, dan betapa terkejutnya Kirana melihat Hana sedang memapah seseorang pria dari kejauhan, Kirana segera turun dari mobil nya dan membantu Hana, begitu mendekat semakin terkejut nya dia melihat orang yang sedang di papah oleh Hana "yaa ampun , Evan , apa yang terjadi" ucap Kirana tak percaya. "mbaa, tolong antar pak Evan pulang yaa, saya akan bawa mobil Pak Evan" ucap Hana , "iyaa, tapi kamu, ke tempat Pak Evan juga kan," tanya Kirana "iyaa mba, tapi saya akan menyetir mobil pak Evan" jawab Hana. Mereka pun memapah Evan kedalam mobil Kirana.
Kirana menjalankan mobil nya ke sebuah bangunan apertemen tempat Evan tinggal. Sebuah Apartemen mewah Luxury Apartemen.
Dia meminta seorang petugas keamanan untuk membantu nya membawa Evan, mustahil baginya membawa Evan yang sudah tak sadar kiri.
Dan syukurlah orang tersebut mengenali Evan.
Begitu sampai didepan pintu apartemen Kirana merasa bingung, "arghh, pakai password" gerutu Kirana. "dia tak sadar lagi" lanjut nya. Dia pun mencari handphone nya dan segera menelepon Hana.
"haloo, Han"
"iya mba".
"apa password apartemen Evan".
"pakai sidik jarinya aja mba, jempolnya" sahut Hana
"ohh, oke"
Kirana pun langsung menutup telpon nya dan mengikuti arahan Hana.
Kirana meminta petugas keamanan membaringkan tubuh Evan disofa ruang tamu saja. Kirana pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan petugas itu. Setelah petugas itu keluar Kirana pun kembali mengalihkan perhatian nya ke Evan. "ahhhhhhh, ya ampun, ada apa sih dengan mu Evan" ucap nya seraya melihat Evan yang tak sadar karena pengaruh minuman. Dia menunggu Hana, dan tak lama pun Hana tiba.
"mba gimana pak Evan" tanya Hana langsung begitu tiba, "ya tentu dia tak sadar" ucap nya, "seharusnya aku yang nanya, ini sebenarnya ada apa sih, kenapa kamu nggak bilang kalau Evan mabuk" sembur Kirana langsung , teriak, kesal jadi satu. Belum sempat Hana menjawab, Evan kembali meracau "Kirana, kamu kah itu, ahhh tidak mungkin, aku terlalu gila karena mencintaimu, meanggap mu berada di sini" ucap nya dengan suara mabuk. Kirana mengusap kasar wajah nya, dia tak mengerti apa yang ada di pikiran pria ini. "Hana bantu saya bawa dia kedalam kamarnya" ucap Kirana, Mereka pun membawa Evan masuk kedalam kamar.
"Han , minta seorang petugas laki laki untuk kemari yaa , untuk mengganti pakaian Evan" pinta Kirana ke Hana "iya mba" sahut Hana. Kirana pun mencari dan menuju ruang wardrobe Evan , 'sangat luar biasa' batinnya. begitu kagum melihat ruangan itu , jam tangan, dasi, sepatu, semua memiliki tempat masing-masing, dia pun segera membuka lemari pakaian dan mencari pakaian rumahan bagi Evan.
Setelah menemukan nya dia pun meletakkan itu di sofa kamar Evan. Tak lama Hana pun datang bersama seorng pegawai laki-laki.
Setelah Pelayan tersebut mengganti pakaian Evan, Kirana kembali masuk kedalam kamar dengan membawa secangkir teh panas yang sudah dicampur dengan madu untuk Evan. Dia sebenarnya kesal dengan sikap Evan seperti ini, tapi dia tak bisa membiarkan Evan sendiri , Hana sudah menceritakan keadaan Evan dan racauan Evan tadi club, sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan Evan seperti ini karena dirinya. Rasa bersalah pun muncul di hati Kirana. Bahkan Kirana mendengar sendiri racauan Evan tadi ketika di ruang tamu.
Kirana duduk dipinggir tempat tidur Evan menatap wajah tampan pria itu, "kau datang di waktu yang salah Evan, di mana saat ini hati ku telah membeku, kau, dia, dan siapapun tidak akan bisa menembus nya lagi" ucap Kirana pelan "maaf kan aku, maaf" lanjut nya. Kirana pikir Evan belum sadar, namun ternyata, saat ini Evan sudah sadar, namun saat melihat Kirana masuk kamarnya dia memilih pura pura tak sadar, dia ingin Kirana ada disampingnya saat ini, namun mendengar ucapan Kirana rasa sakit kembali dia rasakan , tapi bersamaan dengan itu dia dapat merasakan luka yang luar biasa didalam hati Kirana, 'pasti ada luka yang dia sembunyikan' batin Evan.
"uhukk, uhukk" Evan pura pura bersuara seolah dia baru sadar. Kirana pun merasa senang bercampur kaget, "aku haus" ucap Evan dengan berpura pura setengah sadar. Evan bangkit dan setengah duduk bersandar di kasurnya. Kirana yang melihat dan mendengar Evan bangun , memberikan teh yang tadi di bawanya untuk diminun oleh Evan. "minum lah dulu" ucap Kirana lembut seraya membantu Evan meminum teh tersebut, hampir Setengah gelas Evan meminumnya, dia semangat sekali, karena Kirana seolah menyuapi nya. Setelah meletakkan kembali gelas teh , Kirana menatap Evan sebentar, kemudian dia berkata "kau sudah sadar sekarang, maka aku akan pulang " ucap Kirana, dan beranjak dari tempat tidur Evan. Evan tentu tak akan membiarkan nya begitu saja. Dia meraih tangan Kirana. "terima kasih" ucap nya lembut dan pelan. "jangan ulangi lagi, kasihan dan berterima kasih lah pada Hana dia yang membantu mu dan menelpon ku" sahut Kirana.