"Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya kepada mereka dan jika kamu tidak ingin mereka kecewa kenapa kamu tidak berlutut dan melamar ku sekarang?" Sambil mengangkat dagu Dimas dan menatapnya dalam, Laura sedikitpun tidak ragu untuk merobek harga diri Dimas sekali lagi.
"Jangan bermimpi, Laura!" Dengan melakukan hal yang sama, Dimas membalas tatapan Laura dengan tajam. "Hey, kamu bukanlah pangeran jadi kenapa aku harus bermimpi untuk mendapatkan mu jika aku bisa melakukannya kapanpun aku mau."
Dimas menahan nafasnya saat Laura semakin bergerak mendekat dan sorot matanya perlahan turun kebawah menuju bibirnya, "Sayangnya aku tidak sebaik itu untuk menjadikannya mudah bagimu." Bisik Laura saat Dimas sudah memejamkan kedua matanya karena mengira ia akan menciumnya.
Tapi Laura perlahan berdiri dengan tegak, ia melangkah menjauh mengabaikan Dimas yang masih terdiam di tempatnya.