Sepertinya Sam masih sedikit ragu dengan hasil tes DNA yang di terimanya kemarin, saat ini Sam terlihat murung dan melamun. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi aku bisa menebak, bahwa saat ini Sam tengah mengalami Dilema.
Ku tepuk Bahu tegapnya yang tengah bersandar di Sofa ruang tamu kami, dirinya kemudian tersadar dari lamunan.
"Ada apa sayang ? ," aku bertanya dengan nada lembut.
"Tidak, aku hanya sedang memikirkan anak itu dan hasil tes. Kita baru saja menikah, bagaimana kita bisa langsung memelihara seorang anak ?," Sam merasa gelisah.
"Apa kamu tidak menyukainya ?."
Lucy mencoba bertanya dengan hati-hati.
"Aku hanya belum siap memikirkan ini sejujurnya, dan anak itu aku merasa tidak pernah menyentuh Hanna sebelumnya. Kenapa bisa hasil tes itu mengatakan ."
mulut Sam tiba-tiba tertutup, dia tak ingin melanjutkannya.
"Dengarkan aku Sam, kamu hanya takut. Ini biasa terjadi pada seorang calon Ayah, mereka merasa gugup ketika mengetahui memiliki seorang Anak dalam waktu yang sangat singkat ."
"Aku paham maksud mu sayang, awalnya aku berfikir hasil tes itu tidak akan akurat. Apa kita harus mengeceknya sekali lagi ?," Sam memegang tangan Lucy dengan cepat.
Lucy kemudian menghela nafasnya, memeluk Sam untuk menenangkan perasaannya, Sam kemudian merasa sangat nyaman saat itu.
"Sayang, aku tidak masalah jika anak itu benar anakmu atau bukan ? kita tetap akan menjaganya, bukankah dia sayang lucu ?," Lucy kemudian tersenyum menghadap ke wajah Sam.
"Kamu benar, dia memang sangat Lucu. Tapi !."
Tangan Lucy menghentikan ucapan Sam, dirinya tidak ingin memperpanjang masalah anak.
"Jangan membahas masalah ini lagi, hasil tes sudah mengatakan 95 persen Collin adalah anak mu, mungkin kamu hanya lupa pernah melakukannya. sekarang kamu hanya perlu mengabari Hanna secepatnya ."
"Baiklah sayang, aku mencintaimu. kamu wanita paling hebat dalam hidupku !," Sam memeluk Lucy dengan erat kembali.
---------------
Sore harinya, Sam menghubungi Hanna untuk mengabarinya berita mengenai tes DNA Collin. Hanna merasa senang mendengar hasil tes tersebut.
"Kamu bisa mengantarkan Collin ke kediaman ku besok, kita sudah sepakat. Jika hasil tes itu positif dia harus tinggal bersama ku selama 3 bulan untuk beradaptasi !"
"Apakah tidak terlalu cepat, kenapa besok ? bagaimana jika Minggu depan ? aku harus menyiapkan keperluannya terlebih dahulu ? ," Hanna mencoba mengulur waktu.
"Untuk apa kamu menyiapkannya ? aku sudah menyediakan semua kebutuhannya disini, kamu hanya perlu mengantarnya kemari. Atau kamu ingin aku yang membawanya ?," Sam mencoba mempermainkan Hanna.
"Ti tidak tidak, aku bisa mengantarkannya besok ! besok siang aku akan mengantarkannya !."
"Bagus ! selama 3 bulan jika kamu ingin menemuinya kamu bisa datang ke kediaman Lewis, tapi hanya setiap hari Sabtu dan Minggu !"
"Kenapa hanya hari Sabtu dan Minggu ?"
"Aku tidak mau kamu mengacaukan adaptasi Collin kedepannya, itu akan baik untuk dirinya. Apa kamu keberatan ?"
"Omong kosong, kamu hanya takut Collin tidak ingin bersama Lucy ketika dia melihat ku !"
"Itu juga termasuk salah satunya, bagaimanapun hanya ada satu Nyonya Lewis, dan hanya Lucy yang akan menjadi ibu bagi Collin. Kamu suka atau tidak itu sudah keputusanku !"
"Apa kamu mencoba untuk memisahkan Aku dan Collin, Sam !"
"Tidak juga, jika kamu tau batasanmu !"
"Kamu sangat Egois Sam !"
"Aku memang Egois, seharusnya sejak awal kamu tau itu, dan jangan pernah muncul di hadapanku !"
Sam kemudian menutup teleponnya, Lucy melihat dari seberang kursi dengan penasaran, apa yang baru saja mereka bicarakan.
"Bagaimana ? "
"Aku sudah mengatur semuanya, besok dia akan membawa anak itu kesini. Ini semua demi dirimu, Jika tidak aku tidak akan pernah menerima Anak itu meski dia darah dagingku !"
"Kenapa berkata seperti itu Sam ? yang bersalah padamu adalah Ibunya, Collin tidak bersalah "
"Hei, lihat dirimu sayang ! belum apa-apa kamu sudah membagi cintamu"
"Apa kamu cemburu Sam ?"
"Tentu Saja ! kamu bahkan tidak pernah ngotot untuk ku "
Sam kemudian mendekati Lucy yang tengah menghindari tatapan mesra Sam.
"Berhentilah menggodaku"
"Stttttt," Sam terus mendekati Lucy hingga berhasil merangkulnya.
"Sayang ? apa kamu tidak pernah berfikir untuk memiliki anakmu sendiri ?"
"Apa maksud pembicaraanmu itu Sam ? tentu saja aku ingin memiliki anak kita sendiri !"
"Kalau begitu, bagaimana jika kita memulainya dari sekarang ? hmmm"
Sam meraba tubuh bagian Lucy dengan lembut, mencoba untuk meraih sesuatu di punggungnya.
"Tanganmu Sam ! ini masih sore"
"Tak apa sayang, kita bisa melakukannya hingga Malam jika kamu suka !"
"Sam !?," wajah Lucy terlihat malu-malu dan memerah.
"Wajahmu memerah sayang ? apa kamu merasa malu saat ini ?"
"Tidak, aku hanya merasa udaranya sedikit panas "
"Benar kah ? kalau begitu izinkan aku mendinginkan tubuhmu ? bagaimana jika kita mulai dengan mandi bersama sebelum memulainya ?."
Tubuh Lucy bergetar hebat mendengarnya, dirinya kini ikut merasakan perasaan yang sama dengan Sam.
dirinya melingkarkan tangannya ketubuh Sam yang tegap dan kekar, memainkan dagunya. Hal itu membuat Sam tak ingin berlama-lama menunggu.
Sekejap saja dirinya sudah membawa Lucy masuk kedalam kamar mereka berdua, Sam mendorong tubuh Lucy dengan perlahan. Menempelkan bibir mereka berdua satu sama lain, jemari Lucy tak di izinkan bergerak. Sam terlalu berinisiatif saat ini, dirinya ingin mendominasi permainan.
"Sayang aku tidak akan melepaskan mu dan permainan ini akan berlangsung lama !"
"Aku tidak takut melawanmu Sam," Lucy kemudian tertawa kecil.
Sam merasa Lucy mulai terbiasa dengan hal ini bersamanya tanpa menolak seperti dulu.
"Jika tau begini, sejak awal aku menikahimu !"
"Apa kamu menyesal !"
"Aku menyesal, maka dari itu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini !."
Sam kemudian melanjutkan permainan hingga Lucy menjadi tak sanggup lagi menahan seluruh hasratnya. Sore itu menjadi sangat panjang untuk mereka berdua.
to be Continued