Sudah beberapa Minggu sejak terakhir kali Hanna bertemu dengan Collin, dirinya memendam kerinduan akan buah hatinya.
Awalnya Hanna tak berfikir sama sekali dirinya akan berpisah dengan Collin.
"Collin, ibu merindukanmu ," gumam Hanna sembari memeluk foto Collin.
Ditempat yang berbeda, rupanya Collin mulai terbiasa dengan keadaan kediaman Lewis. Collin semakin dekat dengan Lucy.
"Bibi, Perutku lapar sekali ," memegangi perut mungilnya.
"Ah, kamu lapar sayang ? Kemari bibi akan buatkan makanan untuk mu ," Lucy mengulurkan tangannya.
"Bibi akan membuatkan ku apa lagi kali ini ? Collin sangat suka masakan bibi ."
"Benarkah ? Wah bibi tidak menyangka akan mendapatkan pujian sebesar ini ? Hihihi ," tawa Lucy kecil.
Lucy dan Collin semakin akrab dari hari ke hari, Sam yang sedari tadi diam-diam melihat keduanya, tampak senang dan ingin ikut bergabung dalam keseruan keduanya.
"Wah wah wah ! Sepertinya seru sekali ? Apa Daddy boleh ikut bergabung ? ," Tanya Sam dengan senyum yang sangat lebar.
"Sam !? ," Lucy ikut tersenyum melihatnya.
"Dady kemari ! Bibi sedang memasak makanan yang enak untuk ku ," seru Collin senang.
" Wah, sepertinya Collin sangat menyukai masakan ratu di rumah ini ," Sam tampak berlebihan menyanjung Lucy. Lucy pun terlihat malu-malu sekarang.
Ketiganya pun akhirnya bersama-sama membuat hidangan lezat untuk mereka, candaan mereka memenuhi ruangan saat itu. Lucy merasakan dirinya begitu hidup dengan adanya seorang anak dalam pernikahan mereka.
Setelah lelah bercanda dan menyantap hidangan mereka. Lucy, Sam dan Collin pun dengan perut yang terasa sangat kenyang terduduk dengan posisi acak di ruang santai. Sam dan Collin tampak bersender manja di pangkuan Lucy.
Saat sedang menikmati waktu bersama mereka, tiba-tiba saja Sam mengatakan sesuatu kepada Lucy dan Collin.
"Collin berapa usiamu sekarang ?,"
"Satu, dua, tiga, menghitung dengan jarinya. Lima Daddy ! ," Collin berteriak dengan cukup lantang.
"Apakah kamu merasa kesepian ?," Sam seolah memberikan pertanyaan aneh kepada Collin.
Lucy hanya berfikir keras dalam hati, masih mencerna pertanyaan yang keluar dari mulut Sam.
"Sam ? Apa maksud pertanyaanmu itu ?,"
"Aku hanya sedang mempertimbangkan sesuatu luc ."
"Apa itu ?."
"Apakah kita bisa menjalankan program kehamilan ? ," Tanya Sam pelan.
Mendengar hal itu raut wajah lucu sedikit berubah, ada rasa tidak enak yang muncul mendengarnya. Collin yang masih kecil tidak mengerti dengan apa yang orang dewasa ini katakan.
"Sam bukankah kamu tau bahwa aku tidak bisa !," Lucy tidak melanjutkan kata-katanya.
"Kita bisa mencobakan ? Ada banyak metode di jaman modern ini sayang, aku hanya merasa sepertinya Collin butuh teman bermain ," ucap Sam .
"Tapi Sam !," Lucy merasa tidak berdaya dan terdiam.
Melihat Lucy tiba-tiba terdiam, Sam merasa ada yang salah dengan hal barusan yang dia katakan.
"Apakah aku membuatmu tersinggung luc ? Aku tahu kamu terbatas dalam hal itu, tapi aku tidak mau kita pasrah dengan keadaan itu sayang ," tangan Sam mencoba menyentuh dagu Lucy.
"Bukan begitu, aku hanya takut kamu kecewa," Lucy tertunduk.
"Aku tidak akan memaksakan hasilnya, kita hanya perlu mencobanya ," Sam menatap dalam-dalam mata Lucy.
Lucy menatap ke arah Collin.
"Apakah tidak cukup dengan kita memiliki Collin di keluarga kita Sam ?."
"Bukan itu maksudku luc, ah jika kamu merasa tidak enak. Maka aku tidak akan membahasnya luc, aku hanya merasa kita perlu membicarakan ini saja jika kamu ingin ," Sam memberikan senyuman.
Tapi Lucy merasa sedikit tidak nyaman saat ini, di satu sisi dirinya tidak ingin menyinggung hal itu, di satu sisi dia merasa bersalah dengan Sam.
Dan waktu itu, keadaan sedikit terasa kaku.