jarak semakin dekat, Arina menatap orang tersebut dan begitu pula sebaliknya.
Cukup lama mereka saling berpandangan. Ando dan Jodi, mereka berdua merasa heran.
Ando heran, dalam hati berfikir apakah Fariz dan kakaknya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama?
dan pikiran Jodi berbeda dengan Ando. Dia sudah tahu hubungan antara bosnya dan Arina, tapi yang membuat nya tidak mengerti adalah apa hubungannya arina dengan pria ini(maksudnya Ando)?
Keheningan pecah karena suara batuk. Ando lalu menyapa temannya. "hai Fariz, apa kabar,?"
"masih sama seperti kemarin!" jawab singkat Fariz.
"apa kalian berdua sudah menunggu lama?" tanya Ando pada Fariz Dan Jodi.
"tidak" jawab singkat Fariz.
"apa" dalam hati Jodi bertanya sendiri. menurut kalian apakah 4 jam bukanlah waktu yang lama untuk menunggu? namun dengan santainya Fariz berkata "tidak". Jodi hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap bosnya.
..
Setelah mendengar suara batuk, Arina berjalan berbalik arah. Namun dia tiba tiba mendengar suara nya Fariz.
"Ando, apakah dia pacarmu?" Fariz bertanya pada Ando, dengan suara agak keras, supaya Arina mendengar nya.
Fariz benar benar merasa heran, kenapa setiap kali dia bertemu Arina, dirinya merasa kesal. Jelas karena Arina selalu menghindari nya dan tidak mau berbicara dengannya. Wajar saja Fariz merasa kesal.
"maksudnya dia!" sambil menunjuk ke Arina. Ando mulai usil lalu berbisik ke Fariz, "bro, apakah kau tertarik dengan nya? apa kau ingin ku kenalkan dengan dia?"
"tidak perlu" jawab Fariz dengan kesal.
Namun Ando tidak menghiraukan jawaban Fariz, dia tetap memanggil Arina untuk mendekat.
"kakak, kesini kak!!" tapi setelah itu Ando memegang perutnya dan menjerit dan jatuh ke tanah "kakak, perutku sakit kak!!"
Arina kaget karena Ando memanggilnya dari suara keras. Dia lalu menengok kebelakang dan saat melihat Ando jatuh, Arina langsung berlari mendekat ke Ando.
"Ando kamu kenapa? kenapa wajahmu sangat pucat?" dengan wajah khawatir Arina bertanya.
"aku tidak tahu kak" Ando masih kesakitan.
"tunggu sebentar Ando, kakak akan menelfon mas Aziz untuk mengantarkan kamu kerumah sakit!!" Arina lalu mengeluarkan Hp dari sakunya dan membuat panggilan ke mas Aziz meminta bantuan. Namun belum sempat membuat panggilan, ada sebuah tangan meraih hp milik Arina. Lalu Arina mendongakkan kepalanya dan melihat Fariz memegang HP-nya. "apa yang kau lakukan?" tanya Arina sambil meraih kembali HP-nya.
"tidak perlu meminta bantuan pada orang lain. Saya akan mengantarkan kalian kerumah sakit, lihatlah disana asisten saya sudah membawa mobilnya kemari" Fariz menunjuk kearah mobil yang mendekat.
Arina juga melihat ada sebuah mobil datang. Lalu dia menoleh ke Fariz. "terima kasih"
Segera setelah mobil datang, Ando langsung di larikan ke rumah sakit terdekat. Namun saat dalam perjalanan, Ando berkata pelan pada Arina. "kakak, aku ngga suka suasana rumah sakit. Kita ke rumah mas Aziz saja, nanti bilangin ke ayah saja untuk memanggil dokter" dengan susah payah Ando berkata pada kakaknya karena rasa sakitnya yang dia tahan.
Arina terdiam sejenak, dan Fariz yang kebetulan mendengar permintaan Ando, dia lalu menatap Arina. "kita mau kerumah sakit atau rumah mas Aziz?"
"maaf, kami telah merepotkan pak supir, bolehkah antarkan kami ke rumah mas Aziz. ini rutenya." Arina membuka google maps dan memberikan pada pengemudi.
Fariz merasa secara tidak langsung telah di abaikan oleh Arina. Dan dirinya sedikit merasa kesal. Namun dengan berat dia menahan emosinya.
..... ..... ...
Setelah sampai dirumah Aziz, mereka sudah di sambut oleh dokter dokter yang biasa menangani Ando dan mas Aziz. Ando segera di bawa ke ruangan khusus di rumah Aziz.
..
Dengan cemas Arina menunggu di luar ruangan. Wajahnya cantik dan biasanya tenang, sekarang terlihat cemas..
Fariz yang berada di situ juga, benar benar telah diabaikan oleh Arina. Namun kali ini dia tidak merasa marah atau kesal. Justru dia rasanya ingin sekali untuk mengulurkan tangan dan menenangkan Arina.