Chereads / senyumanmu yang kutunggu / Chapter 37 - Sikap yang berubah

Chapter 37 - Sikap yang berubah

Ando menatap wajah kakaknya yang berubah sedih. Saat itu juga, dia teringat akan ucapan nya Fariz. Kalau Fariz lupa ingatan tentang tunangannya. Berarti kalau kakaknya adalah tunangannya Fariz, berarti yang dilupakan pria itu adalah kakaknya.

"Tok tok," ada suara ketukan pintu dan saat bersamaan terdengar suara anak kecil juga. "Tante Arina"

Arina segera mengenali suara itu. Dalam hatinya sudah menebak, pasti anaknya Aziz yang memanggilnya.

Segera setelah itu Arina membukakan pintu. Dan yang dilihatnya pertama kali adalah pria bertubuh tinggi dan wajah tampan yang sudah tidak asing bagi Arina. Pria itu sudah jelas adalah Fariz, Dia menatap wajah tampan itu sebentar, dan baru setelah itu Arina menengok ke arah bawah dilihatnya seorang anak kecil sekitar berumur 6 tahun.

"hai Tante, apa kabar?" anak kecil itu melambaikan tangannya ke Arina.

"kabar tante baik Azka, bagaimana kabar Azka, Tante dengar dari ayahmu, katanya kamu demam. apakah sudah baikan?" Arina bertanya sambil membungkuk dan menggendong anak kecil itu.

"iya, kemarin demam. tapi sekarang sudah sembuh. Tante Arin boleh memeriksa jidat Azka" anak kecil itu menjelaskan dengan wajahnya yang imut.

Arina pun merasa bahagia karena senyuman dari anak kecil yang sedang digendongnya. sambil mengulurkan tangannya ke jidat Azka. "iya Azka sekarang sudah sembuh(sambil senyum). Ngomong ngomong Azka mencari Tante ada perlu apa?"

"tadi mamih bilang suruh ngajakin tamunya papah untuk makan bersama" jawab Azka.

Arina lalu menoleh kearah Aziz dan Ando. Mereka berdua menganggukkan kepalanya.

Dan setelah itu Arina baru menatap Fariz kembali, bertanya dengan suara pelan "apakah mas Fariz mau bergabung bersama kita untuk makan siang?"

"bila kamu menginginkannya aku tidak akan menolak" jawab Fariz dengan sedikit nada menggoda pada Arina.

Hati Arina sedikit membeku, dia berfikir apakah pendengarannya saat ini sedang bermasalah? kenapa nada suara Fariz sedikit berubah.

Namun lamunannya segera menghilang ketika Azka menjawab kata kata Fariz. "Om juga ikut ya!!"

"kenapa harus ikut?" Fariz bertanya balik.

"karena om, adalah tamunya papah" jawab Azka.

"baiklah anak kecil".

Arina sambil menggendong Azka berjalan bersama Fariz ke ruang makan.

Ando dan Aziz

....

Di meja makan, semua orang telah berkumpul. Dan mereka mengambil makanannya masing masing.

Hanya piring milik Fariz yang masih kosong. Mungkin karena sudah terbiasa setelah dia sakit, dulu Arina lah yang selalu menyiapkan makanan nya. Jadi dia seperti berharap kalau Arina mau mengambilkan makanan yang berada di atas meja.

Arina yang berada di sebelahnya bertanya dengan suara pelan. "apa kau tidak menyukai makanannya?"

"aku suka makanan yang kau ambilkan untukku" telinga arina sedikit memerah, karena Fariz menjawab dekat dengan telinganya dengan suara pelan.

Arina tidak merespon kata kata Fariz, namun dia tetap mengambilkan makanan dan menaruhnya di piring Fariz.

"mari makan semuanya"

...

Setelah selesai makan, mereka semua sibuk dengan urusan masing masing.

Arina bermain bersama Azka juga Devina (istri Aziz).

Hanya Devina yang belum tahu hubungan Arina dan Fariz. Dia sangat penasaran tentang hubungan mereka berdua. Karena disaat makan bersama Devina selalu memperhatikan Arina yang begitu dekat dengan pria. Yang dia tahu, Arina selalu menjaga jarak dengan yang namanya laki laki.

Tapi Devina sangat senang bila Arina mempunyai hubungan khusus dengan seorang pria. Jujur saja Arina sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Dia juga ingin supaya Arina mendapat pendamping hidup yang akan selalu ada untuknya.

"Arina, apa hubungan mu dengan pria disamping mu tadi. Apakah kalian pacaran.?" tanya Devina

"maksud kak Vina, Fariz. Kami tidak berpacaran" jawab Arina. Memang benar arina dan Fariz tidak berpacaran, saat itu mereka memutuskan untuk langsung menikah, namun musibah menimpa.

Tapi tiba tiba, dari belakang Arina ada suara yang menimpali. Suara itu begitu berat, namun sangat membuat hati membeku.

"kakak, kami memang tidak berpacaran(Fariz sudah duduk di sebelah Arina) tapi kami sudah bertunangan" jawab Fariz sambil menoleh ke Arina.

"wah selamat ya Arina, kalian memang terlihat cocok saat bersama" Devina terlihat sangat bahagia atas hubungan Arina dan Fariz.

Arina hanya tersenyum kaku. Arina benar benar tidak mengerti akan sikap Fariz.

"kak Vina aku permisi dulu ya, aku mau mengajak Fariz jalan jalan sebentar"..