Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 35 - Chapter 34 - Negi Past 3

Chapter 35 - Chapter 34 - Negi Past 3

Thousand Master muncul di hadapan Negi, dan menolongnya tepat di saat siluman besar akan menyerangnya. Thousand Master membalas serangan dari siluman itu menggunakan sihir petir yang mantranya diucapkan dalam bahasa Yunani. Sihir petir itu tampak seperti sebuah kapak yang raksasa yang akan membelah siluman yang menyerang Negi tadi. Siluman itu kalah, dan lenyap dari hadapan Thousand Master.Tapi masih banyak siluman lain yang mengelilingi Negi dan Thousand Master.

Thousand Master, memukul dan menendang para siluman itu dengan kekuatan yang luar biasa. Tak ada siluman yang selamat dari serangan Thousand Master. Kemudian Thousand Master mulai mengucapkan mantra sihir badai petir yang dipakai oleh Negi ketika ia melawan Evangeline.

Jovis Tempestas Fulguriens yang dikeluarkan oleh Thousand Master, membunuh banyak siluman yang tepat berada di jalur serangan dari Thousand Master. Banyak sekali siluman yang mati karena serangan itu. Dan karena sihir badai petir itu memiliki daya hancur yang amat dasyhat sampai-sampai gunung yang ikut terkena Jovis Tempestas Fulguriens, lenyap total.

Di atas tumpukan siluman yang sudah mati, Thousand Master berdiri di atasnya sambil mencekik salah satu siluman yang masih bertahan hidup sambil mengangkatnya ke atas.

"Jadi kau, manusia yang disebut-sebut akan melahirkan kiamat untuk rasku," Kata Siluman yang dicekik oleh Thousand Master. "Dengan kekuatanmu itu, jadi tidak jelas siapa yang monster di antara kita.

Negi benar-benar merasa ketakutan ketika Thousand Master menghabisi para siluman itu dengan amat mudah. Ditambah Thousand Master mengalahkan para siluman itu tanpa emosi dan ia bagaikan pembunuh berdarah dingin ketika ia membunuh para siluman itu.

Negi berlari ke arah yang berlawanan dari tempat Thousand Master bertarung, ketakutan yang ia rasakan membuatnya pergi dari hadapan ayahnya. Tapi sayangnya karena masih banyak siluman yang berkeliaran, baru berjalan sebentar saja Negi sudah bertemu siluman lain yang sudah akan menyerangnya.

Untungnya Nekane dan salah seorang tetua desa yang bernama Stan, berhasil menahan serangan itu lalu menyegel siluman tersebut.

Serangan siluman tersebut yang merupakan petrification secara perlahan membuat Nekane dan tetua Stan menjadi batu.

Terutama tetua Stan, proses pembatuan yang terjadi padanya terjadi lebih cepat daripada Nekane.

"Tetua Stan!" Kata Negi.

"Hmmph kau selamat rupanya bocah," Kata Tetua Stan. "Dengan begini aku berhasil menepati janjiku pada Nagi si bodoh itu untuk selalu melindungimu."

"Tetua Stan bertahanlah!" Kata Negi.

"Percuma saja bocah," Kata Tetua Stan. "Petrification yang mengenaiku amatlah kuat. Tidak ada cara untuk menyembuhkannya. Nekane masih bisa diselamatkan, carilah healer yang tersisa untuk menolongnya."

Dan Stan yang berhasil melindungi Negi dari siluman pun, menjadi batu sepenuhnya.

Nagi yang sudah menghabisi seluruh siluman yang ada di desa mendekati Negi yang sedang menangis di dekat Nekane.

"Maaf aku terlambat," Kata Nagi.

Negi yang merasa takut pada ayahnya, memegang tongkat sihir untuk latihan miliknya. Dia berdiri di depan Nekane, karena takut Nagi akan melakukan sesuatu pada Nekane.

Nagi yang melihat Negi lalu menyadari kalau anak kecil yang ketakutan di hadapannya adalah putranya sendiri.

"Kau," Kata Nagi. "Jadi begitu, kau Negi rupanya."

"Kau sedang melindungi Nekane."

Melihat Nagi mendekatinya Negi semakin ketakutan sampai-sampai ia gemetaran dan menutup matanya.

Tapi Nagi tidak melakukan apapun pada Negi, dan ia hanya mengusap kepala Negi sambil berkata.

"Kau sudah besar, anakku. Kuberikan tongkat ini padamu sebagai tanda mata dariku."

"A-Ayah." Kata Negi yang akhirnya menyadari kalau pria menakutkan di hadapannya adalah ayahnya sendiri.

"Ahaha berat, ya," Kata Nagi. "Tapi sayang waktuku sudah hampir habis, tapi kau tidak usah khawatir lagi soal Nekane, dia sudah kusembuhkan."

Dan Nagi, mulai melayang di udara menjauhi Negi dan Nekane.

"Maaf, ya," Kata Nagi. "Aku tidak bisa melakukan apapun untukmu."

"Ayah!" Kata Negi.

"Aku tidak berhak menerima panggilan itu, Negi," Kata Nagi. "Hiduplah dengan bahagia."

"Ayah!" Teriak Negi yang melihat ayahnya melayang semakin jauh sampai akhirnya tidak terlihat.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Tak kusangka pertemuan pertamamu dengan ayah diawali dengan tragedi Negi," Kata Shirou. "Pantas kamu terlihat agak ragu untuk menceritakannya."

"Sungguh kisah yang mengharukan!" Kata Kazumi sambil menangis. "Tidak kusangka Negi-sensei memiliki masa lalu seperti itu."

"Hiks," Kata Konoka. "Hidup Negi-kun benar-benar penuh penderitaan."

Hampir semua gadis yang lain bereaksi sama seperti Konoka dan Kazumi kecuali Rin dan Evangeline.

"Bocah," Kata Evangeline. "Ingatanmu menunjukkan kalau Nagi benar-benar masih hidup, ini akan menjadi berita yang mengejutkan kalau sampai diketahui orang banyak."

"Eva-chan benar," Kata Rin. "Informasi mengenai masih hidupnya Thousand Master, harus di rahasiakan untuk saat ini."

"Aku tidak bisa menyangkal kata-kata dari Evangeline-san dan Rin-san," Kata Negi. "Kalau informasi mengenai ayahku tersebar komunitas sihir akan menjadi kacau."

"Mengetahui kalau ayah masih hidup," Kata Shirou. "Bagaimana kalau liburan musim panas nanti kita mencoba mencarinya?"

"Mencari ayah?" Kata Negi. "Aku memang terpikir untuk mencarinya suatu saat nanti, tapi mencarinya di liburan musim panas?Apa tidak terlalu cepat? Lagipula kita mau mencari ayah dimana?"

"Kemungkinan besar Nagi ada di Mundus Magicus," Kata Evangeline. "Hanya tempat itu yang bisa menjadi tempat keberadaan Nagi saat ini."

"Mundus Magicus?" Kata Yue. "Tempat apa itu?"

"Dunia Sihir," Kata Sakura. "Itulah kata-kata paling sederhana untuk menjelaskan arti dari Mundus Magicus."

"Kata-kata Evangeline masuk akal," Kata Shirou. "Dan Negi kamu memang benar, walaupun aku memiliki ide untuk mencari ayah liburan musim panas nanti, pada dasarnya aku sama sekali tidak tahu harus mencari ayah kemana."

"Sudah diputuskan!" Teriak Rin. "Liburan musim panas nanti kita akan pergi ke dunia sihir!"

"Kalau begitu kita semua harus berlatih untuk mempersiapkan diri!" Kata Shirou.

"Mempersiapkan diri untuk apa?" Tanya Asuna.

"Melatih sihir, dan fisik juga mempelajari banyak hal soal Mundus Magicus," Kata Shirou. "Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kita pergi ke Mundus Magicus tanpa persiapan."

"Ka-kalau begitu aku dan Yue juga harus ikut berlatih?" Tanya Nodoka.

"Itu benar," Jawab Shirou. "Karena kalian juga secara tidak sengaja sudah mengetahui soal sihir dan bergabung dengan kelompok kami."

"Ehehehehe," Kata Evangeline. "Kalian semua harus bersiap, karena caraku dan Shirou melatih akan sangat keras!"

"Uuukh," Kata Asuna. "Tampaknya latihan yang kujalani dengan Shirou-kun dan Setsuna-san akan semakin berat.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Mmm enak!" Kata Kotaro. "Enak sekali!" Kotaro yang sudah sadar dari pingsannya makan dengan amat lahap ketika Chizuru menyediakan makanan untuknya.

"Ara," Kata Chizuru. "Kalau begitu makanlah yang banyak!"

"Iya, baik!" Kata Kotaro. "Aku benar-benar berterima kasih atas makanan yang enak ini!"

"Pemulihanmu benar-benar cepat," Kata Natsumi sambil menyentuh dari Kotaro. "Demammu sudah turun!"

"Oh ya, Kotaro." Kata Chizuru. "Apa kamu sudah ingat hal lain selain namamu?"

"Tidak, ingatananku benar-benar berkabut." Kata Kotaro.

"Begitukah?" Kata Chizuru. "Kalau begitu, akan kucoba memukul pantatmu dengan daun bawang ini!"

"Gyaaaa!" Teriak Kotaro dan Natsumi.

"Bercanda, kok!" Kata Chizuru. "Aku cuma mau memandikanmu."

"Ti-tidak usah aku bisa mandi sendiri." Kata Kotaro dengan muka yang memerah.

"Tidak boleh!" Kata Chizuru sambil menarik badan Kotaro. "Kamu pasti akan mandi dengan asal kalau mandi sendirian!"

Di dalam Ofuro.

"Wah, aksesoris ekor yang ada di atas pantatmu benar-benar lengket dan sulit dilepas," Kata Chizuru. "Natsumi coba lihat kesini!"

"Kotaro sekarang menjadi mainannya Chizu-nee," Kata Natsumi. "Semoga ia tidak diapa-apakan."

"Kotaro," Kata Chizuru yang sedang melepas bajunya di depan Kotaro menyebabkan Kotaro hampir mimisan. "Sampai ingatanmu pulih, kamu boleh tinggal disini. Kamu tidak punya tempat untuk menginap atau seseorang untuk dihubungi bukan?"

"I-Iya terimakasih." Kata Kotaro.

"Kotaro," Kata Natsumi berbisik pada Kotaro. "Sebaiknya kamu jangan jatuh cinta dengan Chizu-nee, soalnya dia itu gadis yang menakutkan!"

"Si-siapa yang jatuh cinta!" Kata Kotaro.

"Natsumi," Kata Chizuru. "Kamu tadi bicara apa?"

"Aku tidak bicara apapun, kok." Jawab Natsumi dengan keringat dingin yang menetes di pipinya.

"Kamu pikir aku tidak mendengar kata-katamu tadi pada Kotaro?" Kata Chizuru. "Natsumi, kamu harus dihukum!ohohohohohoho!"

"Kyaaaaaaaaaa!" Teriak Natsumi.

Author Note:Chapter selanjutnya adalah bagian terakhir dari arc ini yang akan keluar bulan depan, liburan sudah dimulai dan kondisi badan saya sendiri sedang tidak baik jadi saya akan beristirahat sebentar, Jadi chapter selanjutnya akan dikeluarkan sekitar tanggal 2 atau 3 januari.