Chereads / Sang Pemusnah / Chapter 9 - EMPAT - Pentagram

Chapter 9 - EMPAT - Pentagram

Prof. Rina terduduk lemas di kursi kerjanya. Di hadapannya, di atas meja seluruh komponen mesin VR berserakan. Bahkan seluruh ruang di laboratoriumnya terlihat berantakan.

Rina adalah ilmuan yang berasal dari Amerika Serikat dan sudah lama bergabung dengan perusahaan game ternama di Nusa Dua. Dia juga salah satu orang penting di perusahaan tersebut, tetapi sekarang itu semua sudah tidak penting lagi baginya. Distribusinya, posisinya, dan semua pengetahuan yang dia dedikasikan terhadap perusahaan sudah tidak bisa dia banggakan lagi. Rina lebih memilih angkat-kaki dari perusaan itu. Bukan tanpa alasan. Setelah apa yang dia dengar, tidak ada pilihan lain kecuali pergi.

Tanpa sengaja Rina mendengar pembicaraan atasannya saat melewati ruang meeting. Bertepatan jam pulang dan pegawai shif berikutnya belum banyak yang datang. Ini sangat mengerikan, pikir Rina saat itu. Mau tidak mau dia akhirnya menguping pembicaraan tersebut. Dia pikir sangat lancang, tetapi pembicaraan itu penting untuk dia ketahui.

Sebuah kebenaran yang sulit dipercaya dan diterima oleh akal sehat. Rina sampai-sampai gemetar mendengarnya. Siapapun akan menertawainya jika dia menceritakannya. Orang-orang akan menganggapnya sebuah lelucon.

Apa yang Rina dengar jelas-jelas melawan hukum sains, tapi mengapa Rina menjadi sangat ketakutan setelah mendengarnya? Kembali ke masalah keyakinan.

Sebenarnya apa yang Rina dengar sehingga membuat tangan dan kakinya gemetar lalu berakhir lemas di atas kursi kerjanya? Itu mungkin menyangkut rahasia yang berada di balik The Exorcist Online.

Tidak ada kata istirahat setelah Rina sampai di labnya yang berada di daerah Kuta. Dia langsung membongkar mesin VR dan menemukan sesuatu yang mengerikan.

Rina langsung terkejut setelah melihat apa yang dia temukan di balik processor—sesuatu mengerikan yang seharusnya tidak ada—membuat Rina menjadi lemas. Dia melihat apa yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Ada simbul pentagram di balik processor—tercetak dengan goresan terbakar. Hanya melihat simbul itu saja sudah membuat seluruh tubuh Rina menjadi berat—seperti ada yang sedang menekan dan seakan-akan ditarik oleh magnet.

Rina masih terduduk lemas. Mendadak dia tidak memiliki tenaga. Apa yang sebelumnya dia dengar bukanlah isapan jempol belaka. Ada energi lain yang ikut ambil bagian dalam game The Exorcist Online. Dia juga mendengar tentang rencana pemusnahan masal.

Rina menjadi percaya sepenuhnya. Setelah sempat merasakan hal yang tidak mudah dijelaskan, akhirnya seorang ilmuan seperti Rina percaya dengan adanya kekuatan supranatural.

Rina tidak melihat dengan siapa atasannya berbicara, yang jelas itu mengarah ke sebuah konspirasi besar. Rina juga mendengar atasnnya memangil lawan bicaranya dengan sebutan "Your Highness".

Rina sempat berpikir, itu hanya julukan orang yang berada di balik rencana kospirasi, tapi setelah mendengar tentang pemindahan roh, Rina menarik kembali dugaannya.

Setelah membongkar seluruh isi mesin VR akhirnya semua tampak jelas, mesin itu hanyalah sebuah alibi. Pengetahuan sains hanya dipakai tameng untuk menutupi kekuatan asing yang bekerja di belakangnya.

Rina sampai-sampai tertidur di kursinya setelah mencoba memecahkan misteri di balik mesin hingga semalam suntuk. Tepat pukul sepuluh pada jam wekernya, dia terbangun. Semua fakta yang dia temukan melanggar hukum sains dan itu benar-benar berbahaya.

Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang setelah semuanya berjalan cukup jauh, batin Rina. Tidak ada gunanya, pikirnya lagi.

Rina menyalakan komputernya kembali dari mode sleep. Membuka file pada HDD-external-nya untuk mencari data para pemain. "Seharusnya ada di sini" ucap Rina membuka sebuah folder. Dia memiliki semua data yang juga dimiliki oleh perusahaan.

Rina mencari pemain terkuat dan dia menemukan yang terkuat dari lima yang terkuat. Dia menemukan data lengkap tentang Fuga Yadu. Dia mulai berpikir, setidaknya Fuga Yadu yang lebih mudah dicari dan lagi pula dia berada di kota yang sama dengannya.

Rina langsung menyalin alamat tinggal Fuga Yadu di atas sobekan kertas, mencabut kembali HDD-nya karena di dalamnya tersimpan semua file penting yang dia butuhkan, mengambil sebuah ransel lalu segera pergi meningalkan lab dan dia tidak berniat untuk kembali.