Pagi hari tidak membuatku merasa mengantuk dan kedinginan. Aku tidak memperdulikan kencangnya teriakan, kerasnya tamparan yang akan melayang dari wanita yang mengaku sebagai ibu tiriku, "Jakarta Yo Jakarta, Yo sing medhun Ning Jakarta Yo", teriak seorang kondektur bus, "Kowe Iki lho, kan Ono tulisane Iki, Je A Ka A eR Te A, ra sah koyo ngono, wes wes". ujar seorang supir bus yang turun seraya menggeleng gelengkan kepalanya. Aku langsung berlari ke arah bus itu dengan membawa tas ransel besar milik almarhum ibuku. "Pak, berangkatnya kapan ya". tanyaku "sekitar 25 menit lagi nduk, sabar nggeh, ngendi mbokmu nduk?opo dewe'an?"tanya supir itu "Ada nanti pak, cuman nanti agak telat soalnya lagi buang air kencing". jawabku agar meyakinkan bahwa aku tidak sendiri dan hanya sekedar liburan