Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Night: Fantasy in two world

🇮🇩Yuki_Tateyama
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.5k
Views
Synopsis
Sepuluh murid pilihan dari akademi sihir mendapat kesempatan untuk pergi ke sisi lain dunia. mereka mendapat misi khusus yaitu melatih diri mereka agar menjadi lebih kuat. tetapi bersamaan dengan itu, sebuah pohon bernama Axphysia yang menjadi gerbang sekaligus yang menyegel para iblis di Death Valley semakin melemah. jika pohon itu melemah maka gerbang menuju sisi lain dunia akan terputus dan mereka tidak akan bisa kembali ke dunia asli dan segel Death Valley rusak. merek harus bertahan bersama pasukan dari negeri elf dan pasukan bantuan dari aliansi 3 kerajaan dari serangan iblis yang keluar dari Death Valley. akankah mereka dapat kembali
VIEW MORE

Chapter 1 - ch 1: Beginning of a fantasy

~Fatih pov~

Malam semakin larut, aku berjalan sendiri melewati gang menuju rumahku. Hari ini merupakan hari paling buruk bagiku. Semua menjauhiku karena aku adalah orang yang paling lemah di kelas.

Tak terasa, akhirnya sampai juga di depan rumah. Tempat yang menyimpan segudang kenangan dimasa lalu. Aku langsung menuju ke kamar dan menutup pintu rapat-rapat. Entah kenapa, malam ini terasa sangat berbeda dari pada biasanya. Begitu tenang, hening dan sama sekali tidak ada awan yang menutupi bintang-bintang yang bersinar. Kubuka laci meja belajarku yang hanya berisi satu buku usang peninggalan ayahku.

Buku yang tidak terlalu tebal itu berisi rahasia yang disimpan oleh ayah. Disitu tertulis bahwa semua rahasia itu ada pada ruang bawah tanah. Ku putuskan menuju ke perpustakaan bawah tanah di rumahku. Sesuai dengan petunjuk, aku pun menemukan sebuah ruangan rahasia dibalik rak buku. Dalam dinding ruangan itu terdapat 11 pedang dan aku menemukan kotak berisi kertas-kertas bertuliskan mantra sihir. Mungkin sihir itu pernah digunakan oleh ayah atau kakekku.

"Sepertinya ada seseorang yang mengawasiku." Aku merasakan ada hawa aneh di sekitarku.

Pagi ini aku pergi ke sekolah seperti biasanya. Tapi aneh, padahal sudah jam 06.30. suasana sekolah masih sangat sepi. Apa mungkin diriku datang terlalu pagi. Ah tidak mungkin, biasanya jam segini sekolah sudah ramai. Perlahan kulangkahkan kakiku menuju kelas. Saat melewati koridor, tiba-tiba muncul sosok berjubah hitam berdiri di ujung koridor. Dia berjarak sekitar 20 meter dari tempatku. Ia memperhatikan ku, namun saat ku kedipkan mata sosok itu menghilang begitu saja. Ah mungkin itu hanya imajinasi. Kulanjutkan langkahku menuju kembali ke kelas.

Hari ini berjalan seperti biasanya. Namun aku masih penasaran dengan kejadian tadi pagi. Sebenarnya siapa orang berjubah hitam itu. Dia bukan manusia, energi sihir yang kuat terus memancar dari balik jubahnya. Aku terus memikirkannya sampai-sampai tak terasa sudah sampai didepan rumah.

Degg!

"Aura ini bukan berasal dari manusia, sebenarnya ini apa?" gumamku saat aku hendak membuka pintu rumah.

Saat aku masuk, mataku menangkap sosok berjuah hitam duduk di sofa ruang tamu. Tubuhnya dipenuhi aura gelap dan Wajahnya tersembunyi dibalik tudung. Ia menatapku lalu berdiri dan berjalan perlahan menembus tubuhku.

"Hey Fatih, kamu ngapain ngelamun didepan pintu." Aku tersadar karena suara Anni.

"Oh Anni, tumben ada perlu apa?" tanyaku pada Ani karena tidak biasanya ia datang ke rumahku.

"Untuk itu, kita bicarakan didalam saja." kata Anni. Lalu kupersilakan Anni masuk kedalam. Mungkin ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

*****

Di dunia yang jauh. Bangsa iblis yang terkurung di dalam gelapnya Death Valley selama berabad - abad lamanya mulai memberontak. Sebuah pohon bernama Axphysia¹ yang berada di puri rahasia di tengah hutan mulai mengering. Satu - persatu daun berwarna keperakan itu jatuh berguguran dan setelah itu hangus terbakar setelah menyentuh tanah. Menandakan bahwa gerbang penghubung antara 2 dunia mulai terbuka kembali.

Sosok berjubah hitam meringkuk dalam gelapnya Death Valley. Tingginya 3 meter dan membawa sabit besar di belakang tubuhnya. Satu-satunya Iblis dengan insting membunuh yang berbahaya. Iblis terkuat yang menguasai Death Valley. bahkan kekuatanya jauh diatas sang raja iblis. Wajahnya yang tersembunyi dibalik tudung tidak pernah ia tunjukkan kepada siapapun kecuali kepada calon korbannya sebelum ia membunuhnya.

Reaper, begitulah mereka menyebutnya. Hampir semua iblis di Death Valley mengenalnya dan ribuan iblis sudah menjadi korbanya. Pada saat ia keluar tidak ada yang bisa mencegahnya untuk membunuh semua makhluk di seluruh alam semesta, terutama Eiflheim²

*****

"Ada apa? "tanyaku sambil menyuguhkan secangkir teh kepadanya.

"Sebenarnya, aku ke sini ingin membantumu untuk mempelajari lebih banyak sihir."

"Kenapa, apa karena semua orang menganggapku lemah, atau karena kau kasihan? tapi maaf aku tidak bisa menerimanya." jawabku, suasana semakin serius.

"Asal kamu tahu, akhir-akhir ini sikapmu sedikit berbeda."Anni berhenti sejenak untuk meminum teh yang aku suguhkan. "Hmm...Biar ku tebak, apa kau menemukan sebuah peninggalan atau semacamnya." Lanjutnya.

"Lho, kamu kok tahu? apa jangan-jangan kamu selama ini terus memperhatikanku" Aku mulai curiga padanya.

"Bo.....bodoh, mana mungkin aku melakukan hal semacam itu." Sahut Anni. Kulihat pipinya memerah.

"Hmm..."

"A....apa, kenapa kamu memlihatku seperti itu?" Wajah Anni semakin memerah.

"Jujur saja, wajahmu itu sama merahnya seperti rambutmu." Ucapku sambil menahan tawa. Ia memalingkan wajahnya.

"Huh, ngomong-ngomong, apa yang sudah kamu temukan?" Tanya Anni.

"Tunggu sebentar." Segera ku menuju perpustakaan bawah tanah, membuka ruangan rahasia di perpustakaan dan mulai mencari kertas-kertas yang kemarin aku temukan.

Anehnya, aku tidak bisa menemukan kertas-kertas itu. Padahal aku yakin benda itu kutaruh diatas meja. Kucari ke setiap sudut ruangan tapi tak kunjung ku temukan.

"mencari ini?" suara Anni mengejutkan ku.

"Hey, bagaimana benda itu bisa ada di tanganmu ?"balasku.

"Aku kan hebat."ucapnya sambil menyombongkan diri. "Sudah-sudah ayo kita lihat apa yang ada di kertas ini." Lanjut Anni. Aku hanya bisa terdiam dan mengikutinya.

Kami pun mencoba memahaminya satu persatu sampai tak terasa hari sudah sore. Karena jam sudah menunjukkan pukul 5, Anni pun memutuskan untuk menyudahi nya .

"Mau ku antar atau pulang sendiri?" Tanyaku.

"Pulang sendiri aja, gausah repot- repot." Jawabnya.

"Yaudah." Balasku singkat.

Hari sudah malam. Seperti biasa, aku menuju kamarku di lantai 2. Ku buka jendela kamar, lalu duduk dan memandang langit yang indah ditemani secangkir teh dan hembusan angin malam yang dingin.

Tiba - tiba sekelebat bayangan hitam terbang di langit. Aku pun terkejut sampai - sampai cangkir teh yang ku pegang terjatuh dan pecah. Tak lama kemudian, datang kilatan cahaya berwarna hijau menghantam bayangan hitam itu. Kedua sihir itu saling mengejar dan akhirnya bertabrakan dan jatuh.

Dengan cepat, kuhampiri tempat dimana keduanya jatuh. Tepat dibelakang rumahku, kedua sihir itu saling menghantam. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Keduanya saling bertabrakan satu sama lain hingga menyebabkan area di sekitarnya terbakar. Aku pun bingung.

~flashback~

"Sihir itu, jangan kau gunakan sembarangan. Karena sirkuit sihir milikmu termasuk kategori langka. Jadi jika kau gunakan secara sembarangan mungkin akan mengancam nyawamu. Ingat itu anakku Fatih."

~end flashback~

"Sihir itu, sihir itu harus kugunakan supaya apinya tidak menyebar." Gumamku. Aku harus mengucapkan kata-kata yang bisa memancing reaksi dari sihir itu.

"Wahai dua sihir yang berselisih." Aku mulai mengangkat tangan kiriku. "Lenyaplah." Keduanya pun lenyap seketika. Aku pun menghela nafas. Dan sekarang.....

"Waaa.... apinya belum padam, gimana nih, aku butuh air."

"Wasser!" Suara seseorang mengejutkanku.

"Hah, siapa?" Aku pun menoleh.

"Ya ampun, sepertinya aku sudah keduluan nih."

"Kak Gabriel." Sapaku.

"Sepertinya eksperimenku sedikit menimbulkan masalah, jika benar begitu aku minta maaf padamu atas semua yang terjadi." Kata Gabriel.

"Aduh kak, jangan begitu, eksperimen kakak tidak membuat masalah kok." Jawabku.

"Ya, mau bagaimanapun kamu sudah membantu menghentikannya. Aku sangat berterimakasih padamu." Kata Gabriel.

"Ah iya kak, bagaimana denga perlombaan besok, apa Jonathan sudah siap?" Tanyaku ke Gabriel.

"Padahal ia sering mengejekmu, tapi kenapa kamu masih peduli padanya."

"Mau bagaimanapun aku ini adalah temannya, dan aku sedikit merasakan firasat buruk tentang apa yang terjadi besok." Jawabku kepada Gabriel.

"Sihir yang mengandalkan ketajaman firasat ya." Gabriel mulai serius.

"Sebaiknya kakak terus mengawasinya. Aku takut terjadi apa-apa besok."

"Baiklah, aku akan melakukan saranmu itu, aku pergi dulu ya.... Bye." Ucapnya lalu pergi. Aku pun kembali kerumah dan memutuskan untuk tidur.

*****

Dua sosok elf keluar dari balik gerbang Axphysia. Seorang pangeran dan seorang puteri dari Eiflheim. Keduanya disambut dengan hangat oleh beberapa homoculus³ yang menjaga pohon Axphysia.

"Selamat datang wahai sang utusan, kami akan mengantarkan anda menuju ruang utama." Ucap salah satu dari mereka.

Sang pangeran hanya menjawab dengan senyum, lalu melanjutkan perjalanan mereka menuju ke ruang utama puri.

Pintu ruangan utama terbuka, lalu kedua utusan pun masuk. Disana sudah ada 4 orang perwakilan dari 4 keluarga penyihir ternama.

"Tepat seperti dugaan, kalian datang lebih awal." Kata Jean Alexander.

"Kami sengaja datang lebih awal karena ingin memastikan apakah pesan yang disampaikan utusan pertama kami Emelina benar-benar sampai kepada kalian." Ujar sang pangeran.

"Ya, pesannya memang sudah sampai kepada kami." Balas Jean.

"Apa Emelina masih ada di sini?, karena setelah ia berangkat, ia belum kembali ke istana sampai sekarang." Tanya sang puteri.

"Anda tidak perlu khawatir soal itu, dia ada di kediaman keluarga Rhenn." Jawab Enka Rhenn.

"Oh, ya sudah kalau begitu." Ujar sang puteri.

"Malam ini kalian bisa menginap di puri ini." Kata Enka.

"Kami hargai itu, terima kasih."

"Kalau begitu, para Shielder⁴ akan mengantar kalian." Kata Smith.

Mereka pun diantar ke kamar mereka masing-masing. Butuh waktu beberapa menit agar mereka bisa sampai ke kamar. Dalam perjalanan, para Shielder menjelaskan kepada keduanya supaya mereka tidak tersesat karena lorong-lorong di puri ini bagaikan labirin.

_______________________________________________________

1. pohon yang menghubungkan antara dunia asli dan dunia paralel.

2. Negeri para elf.

3. Sebutan untuk manusia buatan yang memiliki umur hanya 10 tahun dan memiliki sirkuit sihir lebih kuat dari seorang penyihir.

4. Sebutan untuk homoculus yang bertugas menjaga Axphysia.

~Bersambung~